(37)

52 12 2
                                    

~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

Setelah Ai menceritakan apa yang tengah terjadi di rumah keluarga Genta, Conan dan mereka yang ada di dalam kafe segera beranjak pergi.

Sesuai dengan perkataan Ai dan Prof. Agasa, disana, terlihat banyak warga yang berkerumun di depan rumah Genta dengan ibu Genta yang berseru-seru marah sambil mengacungkan sebuah pisau. Beruntung wanita itu belum melukai satupun warga yang berkerumun disana.

"Kutukan Kirishiki itu tidak ada. Kalian saja yang terlalu percaya dengan hal-hal gaib..." seru ibu Genta.

"Lalu bagaimana Anda menjelaskan bau busuk yang sempat menyeruak dari dalam rumah Anda? Apakah jangan-jangan Anda melakukan sebuah ritual?" ucap salah satu warga.

"Itu sudah jelas bau busuk dari pembusukan manusia. Apa yang kau lakukan di dalam sana? Dimana suamimu? Sudah lama kami tak melihatnya keluar rumah." sahut yang lain.

"Benar. Kalian menjadi semakin tertutup..."

"Gara-gara rumah kalian ibuku meninggal beberapa hari yang lalu."

"Pembawa sial. Pergilah darisini."

"Enyahlah darisini. Kutukan itu memang sungguhan ada benarnya."

"BERISIK! JUSTRU KALIAN LAH YANG SEHARUSNYA PERGI DARISINI. HAHAHAHA, AKU AKAN MELAPORKAN KALIAN..."

"Ugh...ini gawat!." ucap Rin.

"Bagaimana caranya kita menerobos ke kerumunan? Semuanya terlihat emosi, sih." sahut Azaka.

"Prioritas kita adalah Genta. Tapi, sepertinya ibunya hanya sendiri di luar sana. Apakah Genta baik-baik saja?" ujar Conan.

"Kemarin, kami sempat berbicara dengan Kojima-san. Dia bilang bahwa dia tidak apa-apa dan tidak perlu mencemaskannya. Tapi, aku yakin itu bukanlah sesuatu hal yang ingin dikatakan oleh dia. Makanya, kami memutuskan untuk pulang karena sadar ini bukan masalah yang bisa kami, anak kecil, atasi." jelas Ai.

"Keputusan yang tepat." sahut Conan.

"Serahkan kerumunan warga pada kami. Aku yang akan menenangkan ibu Genta-kun, kalian carilah Genta-kun di dalam." usul Kogorou.

Semuanya langsung menyetujui usul tersebut dan segera menyeruak kerumunan.

"Kalian tenanglah. Apa yang terjadi? Tenanglah..." Amuro dan Prof. Agasa sudah berusaha menenangkan warga sementara Kogorou menuju ibu Genta.

"Kojima-san, hentikan amarahmu. Apa yang kau lakukan? Membawa senjata tajam merupakan tindakan ilegal. Bagaimana jika kau melukai orang lain?" tegur Kogorou.

"Siapa kau? Ada urusan apa kau menggangguku? Dan berani-beraninya kau memasuki halaman rumahku. Ohh, hahahaha, kau ingin mengambil suamiku, ya? Kau Mouri Kogorou, salah satu orang yang memiliki hubungan dengan polisi...." Ibu Genta menatap Kogorou tajam. "JANGAN AMBIL SUAMIKU!"

Tangannya mengayunkan pisau kepada Kogorou. Amuro dan Prof. Agasa terkejut melihatnya. Para warga yang berkerumun terdiam sesaat.

"Mouri-san!" seru Amuro.

Beruntung Kogorou bisa menghindarinya. "Kojima-san? Kenapa...?"

"Jangan ambil suamiku. Suamiku baik-baik saja sungguh. Dia masih hidup. Jangan ambil suamiku. Aku harus melindunginya. Itu yang mereka katakan padaku..." ibu Genta semakin agresif. Mengayunkan pisaunya kepada Kogorou namun pria paruh baya itu terus berhasil menghindarinya.

Tales Of MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang