Tales Of Magician

(77)

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

Sesuai yang sudah dijadwalkan dan direncanakan oleh Conan, malam itu Takagi mendatangi kantor kepolisian metropolitan. Jam menunjukkan pukul 9 malam. Biasanya, di jam segini ia dan kawan-kawannya baru akan berkemas kembali kerumah. Namun, sejak adanya kasus "pembunuhan berantai" ini semua aktivitas warga di malam hari dihentikan. Berlaku bagi semuanya.

Takagi melihat ruangan-ruangan dari gedung yang nampak masih menyala. Ia sendiri sebenarnya sudah penasaran dari awal kenapa beberapa gedung seperti kantor kepolisian, rumah sakit dan beberapa kantor pemerintahan lainnya selalu terlihat terang padahal jelas-jelas seluruh aktivitas pada malam hari sudah dilarang ketat oleh pemerintah setempat.

Rumah sakit mungkin sedikit pengecualian. Tapi, mereka dilarang keras menerima pasien pada malam hari. Takagi mengernyitkan dahinya. Jika memang kasusnya begitu besar dampaknya, kenapa pemerintah tidak meminta bantuan atau setidaknya merasakan kasus ini sungguh tidak wajar. Jika ia belum mengetahui pelaku di balik semua kekacauan ini....

Takagi mengendap-endap memasuki ruangan utama pintu masuk kantornya. Semuanya aman terkendali. Penjaga satpam juga tidak nampak sedang berpatroli di sekitar. Tujuannya adalah ruangan administratif dimana ia akan mengambil beberapa dokumen yang berisikan daftar nama-nama korban para Vampir sekaligus daftar nama-nama pendatang asing yang sering mengunjungi kantor kepolisian. Juga laporan-laporan yang telah dibuat oleh para rekannya namun berhasil disembunyikan oleh pihak-pihak tertentu.

"Aku memiliki dugaan serius bahwa mengapa kasus pembunuhan ini tidak menemukan jalan keluarnya. Ini hanya dugaanku saja tapi... Kurasa bahkan pihak pemerintah paling penting pun di Beika sudah berada di bawah pengaruh para Vampir itu. Bagaimana tidak? Bahkan kepolisian seperti kalian berhasil dibungkam oleh mereka. Jadi, aku berspekulasi kalau ada beberapa hal yang mereka tutup-tutupi dari masyarakat. Secara tidak langsung mendukung penyebaran virus Vampir ini. Takagi-san, apakah kau mengingat kejadian puluhan tahun lalu yang menimpa desa Sotoba...."

Takagi kembali mengingat kalimat yang diucapkan oleh Shinichi. Sore tadi, Conan menelepon detektif muda itu dan dia menjelaskan mengenai teori deduksinya. Takagi tidak meragukan semua perkataan anak muda tersebut karena ia juga merasakan pemikiran yang sama dengan sedikit kecacatan saja. Kehilangan berbagai detail penting....

Itu bukan masalah utamanya sekarang. Takagi segera menuju tangga darurat menuju ruangan lantai 3 dimana kantor administratif berada.

"...Usahakan buat penampilanmu sepucat mungkin. Jika teoriku benar, seharusnya gedung itu pada malam hari dikuasai oleh..."

Takagi mengehela napasnya dengan gugup. Ia lalu keluar dari tangga darurat setelah tiba di lantai 3 dan mendapati perkataan dari Shinichi benar.

"...gedung itu pada malam hari dikuasai oleh para Vampir. Berhati-hatilah..."

Takagi menelan ludahnya. "Anak itu benar. Gawat, beberapa adalah wajah yang kukenal. Mereka seharusnya sudah mati tapi...". Takagi menundukkan kepalanya. "Jadi begitu ya? Mereka bangkit kembali menjadi Vampir dan aku harus membunuh mereka... Apa ini? Rasanya begitu kejam..."

Takagi kemudian berusaha bersikap senormal mungkin supaya tidak menimbulkan kecurigaan diantara mereka. Ia juga cukup yakin dengan make up yang ia kenakan. Takagi terus maju menuju ruang administratif.

Ia bisa bernapas lega saat tahu disana sedang tidak ada siapapun. Segera, ia membongkar seluruh dokumen yang ada. Tidak. Mencari dokumen daftar nama-nama korban pembunuhan tersebut adalah perkara mudah. Tapi, mencari beberapa laporan dokumen tertulis yang disembunyikan itu yang sulit. Menurut Shinichi, laporan itu akan berguna untuk meyakinkan masyarakat bahwa wabah Vampir ini harus segera dihentikan.