(48)

38 10 0
                                    

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

Sebuah pesan baru saja masuk ke ponsel Ran. Ia segera mengeluarkan ponsel tersebut dari dalam tas nya. Pagi ini, tidak ada guru yang mengajar. Seperti hari-hari sebelumnya. Murid-murid yang hadir pun bahkan tidak sampai setengahnya.

"Aku heran kenapa Teitan tidak meliburkan sekolah saja?!" begitu yang selalu dikeluhkan oleh Sonoko jika ia sudah muak dengan jam kosong yang tak berarti.

"Rin-san sakit. Begitu kata Azaka-san." ucap Ran ketika ia membaca pesannya.

"Rin? Uwahh anak itu sudah sakit sampai dua kali selama disini. Apakah dia memiliki imun yang lemah?" tanya Sonoko.

"Kurasa tidak." Ran mengelaknya.

"Ehhh, apa yang membuatmu berpikir demikian, Ran?" Sera juga ikut bergabung dengan mereka.

"Itu hanya menurutku saja. Jika dari yang aku lihat, Rin-san adalah orang yang kuat." tukasnya.

"Jadi, dia demam, ya?!" ucap Sera yang sempat membaca isi pesan dari nomor Rin.

"Aku akan menghubungi Conan-kun dan memberitahukannya kalau Rin-san sakit." ujar Ran. Ia sudah akan menekan tombol mengirim pesan pada Conan setelah menulis beberapa kalimat singkat padanya.

"Conan?"

"Uhm, akhir-akhir ini, dia dekat sekali dengan Rin-san." sahut Ran.

"Hee, anak itu mudah bergaul dengan siapa saja ya?! Apakah mungkin dia naksir dengan Rin?" cetus Sonoko.

"Itu mana mungkin tahu!" sahut Ran.

"Tidakkah gadis itu terlalu misterius?" ujar Sera tiba-tiba.

"Eh? Maksudmu, Rin-san?" tanya Ran.

Sera mengangguk. "Tidakkah kalian berpikir demikian?"

Sonoko menggaruk-garuk kepalanya. "Di mataku, dia hanya gadis biasa yang bisa ramah kepada siapapun... Meski terkadang sikapnya agak dingin."

"Nah itu, sisi itu." Sera menyela.

"Ada apa, Sera?" tanya Ran.

"Bagaimana menurutmu, Ran?" Sera malah balik bertanya.

"Awalnya aku memang merasa Rin-san merupakan seorang gadis yang aneh. Melihat bagaimana dia bertingkah seperti orang kebingungan setelah mendengar nama Shinichi. Tapi, setelahnya... Dia terlihat biasa saja." ujar Ran.

"Disitu letaknya. Sifat dia yang dia perlihatkan di depan semua orang adalah hal yang janggal di mataku." sahut Sera.

"Apa maksudnya?"

"Dia terlihat dingin, namun juga bisa menjadi hangat, aku hanya merasa bahwa itu hanyalah sikap yang hanya ia tunjukkan di depan semua orang. Aku yakin, kepribadian aslinya jauh dari apa yang kita ketahui." jelas Sera.

Ran terdiam beberapa saat. Ia teringat dengan kejadian ketika Rin, Azaka, serta Conan menyelidiki kematian Azusa. Ran melihat, Rin terlihat seakan tergesa-gesa. Seakan, gadis itu sudah mengetahui penyebab pasti dari alasan mengapa Azusa...

"Ran? Ran?" Sonoko terus memanggil Ran yang melamun. "...ada apa?"

Ran mengerjapkan matanya. "Oh, uhm, bukan apa-apa. Jangan khawatir."

"Jadi, poin dari perkataanmu barusan?" Sonoko kembali melanjutkan topiknya.

"Ada sesuatu yang disembunyikan olehnya. Tapi, kurasa itu bukan masalah yang harus kita campuri, bukan? Tohsaka pasti juga ingin menjaga privasinya. Meski jika boleh jujur, aku penasaran." ucap Sera.

Tales Of MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang