~~welcome back to Mai_son12 universe~~
-
-
-
-
-
"Besok malam katanya?" Azaka mengulang kembali pernyataan Rin pada malam itu.
Rin mengangguk.
"Yah, kita memang tidak bisa menawar waktunya sih... Tapi, tidakkah itu terlalu mendadak? Belum lagi orang-orang dari Gereja..." Azaka mengeluh sendiri.
"Tidak apa. Aku yakin Touko-san sudah melakukan sesuatu pada mereka. Apakah wanita itu mengirimkan kontak salah satu dari mereka?" tanya Rin.
Azaka menggeleng.
"Serius?"
"Kurasa orang-orang Gereja tidak memerlukan ponsel deh!" sahutnya asal.
"Baiklah, aku akan menghubungi Touko-san malam ini." ucap Rin.
"Biar aku saja. Kau harus istirahat, bukan?" tanya Azaka.
"Hmph. Setelah aku mendengar kabar dari Kudo-kun tadi, aku merasa kesehatanku sudah kembali pulih. Jadi, jangan cemaskan aku. Lebih baik kau hubungi si Kuroba sialan itu." jawab Rin sekenanya.
Azaka menghela napasnya panjang. "Hhhh, baiklah."
Malam itu, semua orang mulai membicarakan perihal penyerangan terhadap organisasi besok malam.
Rin yang sudah sibuk dengan Touko, Azaka yang menginfokan Kaito mengenai hal ini, Caren dan Ciel yang memerintahkan anggota-anggotanya untuk beristirahat.... Mereka tidak memerlukan strategi apapun karena bagi mereka, menangkap organisasi berbahaya itu hanyalah hal yang biasa dan sudah sewajarnya dimusnahkan. Caren dan Ciel, menyerahkan semuanya pada Rin, Conan, Azaka dan Kaito.
Sementara Conan, dia sudah memulai pergerakannya sendiri. Mulai dari menghubungi FBI dan menyusun rencana yang ia anggap mampu mengelabuhi organisasi. Ia juga sudah memberitahukan hal ini pada Amuro dan pria itu berjanji akan menjadi informan mereka.
***
Keesokan harinya, Rin dan kawan-kawan sudah berkumpul di tempat biasanya. Kali ini, Caren dan Ciel juga hadir disana.
"Baiklah, sebelum kita memulai topik utamanya, biar kuperkenalkan kalian berdua pada mereka. Gadis berambut putih keabuan ini adalah Caren Hortensia dan gadis yang sebelahnya adalah Ciel." ucap Rin.
"Senang berkenalan dengan kalian, mohon kerja samanya." sapa Ciel dengan ramah. Sementara Caren hanya menatap Conan dan Kaito tanpa menunjukkan reaksi yang tak berarti.
Sungguhan orang-orang dari Gereja...pakaian mereka, seorang biarawati ya? gumam Conan.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan nanti malam?" tanya Kaito. Ia seakan tidak tertarik dengan sesi perkenalan barusan.
"Kalau soal itu tenang saja, aku sudah mengetahui apa yang harus kita lakukan nanti malam." tukas Conan.
"Oh? Hebat juga. Kalau begitu, lebih baik kita diskusikan hal ini di markas kami. Rasanya, aku tidak nyaman jika harus berdiskusi disini." Caren membuka mulutnya. Selama bicara, matanya nampak menatap sekitar.
Rin seakan mengerti maksud Caren dan ia langsung menyetujuinya. "Ide bagus. Baiklah, ayo kita kesana."
Mereka pun pergi ke markas para anggota Gereja dan segera mendiskusikan hal tersebut disana dengan Conan sebagai pusatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales Of Magician
FanfictionTohsaka Rin diperintahkan oleh Menara Jam tempat ia menuntut ilmu untuk menemukan dan menyelidiki keberadaan pemilik Forth Magic yang namanya sudah menghilang berpuluh-puluh tahun lamanya. Namun, karena akibat kesalahan informasi, membuat Rin harus...