(10)

141 19 0
                                    

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

Rin masih terus memikirkan kasus yang tengah terjadi di sekitarnya. Hendaknya ia ingin meminta bantuan Touko, tapi sepertinya wanita itu tidak ingin terlibat dengan dua kasus dalam waktu bersamaan dan lebih memilih fokus kepada apa yang terjadi di Amerika.

Korban sudah mencapai 30 orang dan itupun belum termasuk korban yang belum di data oleh kepolisian. Semuanya berawal di dua minggu yang lalu dan juga korban kehilangan banyak darah mereka tanpa meninggalkan bekas luka luar. Itu artinya, Rin harus mengetahui ada kejadian apa sebelum waktu dua minggu yang lalu itu. Tapi, Rin tidak yakin kalau kepolisian dan para detektif tidak memeriksa hal tersebut.

"Kasus pembunuhan itu jauh dari kata sederhana, Rin..."

Rin tiba-tiba saja mengingat kalimat Touko dua hari yang lalu.

"...bekas dua suntikan di leher dan lengan korban..."

"Yang harus aku tahu memang adalah kondisi mayat. Jika aku melihatnya secara langsung kemungkinan besar aku akan tahu apa penyebabnya...." Rin tiba-tiba menghentikan perkataannya. Seperti menyadari sesuatu.

"Bodoh! Rin jangan terlalu ikut campur dan jangan dipikirkan. Kau seharusnya fokus saja pada misimu. Misimu saja sudah sulit apalagi sekarang kau harus ikut-ikutan menyelidiki kasus?" Rin menggerutu pada dirinya sendiri hingga ia tak sadar ada seseorang yang mendekatinya.

"Rin-neesan?"

"Uwahh..!" Rin terkejut dan segera mencari sumber suara yang memanggilnya. Ia kemudian menundukkan kepalanya dan melihat Conan sudah berdiri disana.

"Apa yang kakak lakukan disini?" tanyanya dengan wajah kebingungan.

Sial! Aku pasti kelihatan seperti orang bodoh barusan! gumam Rin. Semburat merah muncul di wajahnya. "Ahh tidak, aku hanya... Aku baru pulang sekolah dan..."

Seakan mengabaikan alasan Rin, Conan menyodorkan liontin merah Rin pada Rin. "Ini, kukembalikan!"

Rin terdiam sesaat kemudian menatap Conan dan liontin secara bergantian. Jangan-jangan mereka...

"Kami menggunakannya. Hebat lho liontinnya sungguhan menolong kami waktu itu." ucap Conan.

Dengan tangan gemetar, Rin menerima kembali liontinnya. Ia menyadari kalau penyebab Mana-nya terkuras banyak adalah digunakannya liontin ini oleh mereka kemarin dan Rin merasa ia baru saja melakukan hal terbodoh untuk yang kesekian kalinya.

"Begitu ya? Syukurlah." ucap Rin sekenanya. Ia kemudian menghirup napasnya dalam-dalam. Lagi. Ia merasakan aura yang tidak biasa ketika berada di dekat Conan.

"Tapi kejadian kemarin meski kuakui itu mengagumkan, membuatku merasa tidak tenang secara bersamaan." ucap Conan kemudian.

"Siapa orang itu? Apa yang Rin-neesan gunakan sehingga orang itu bisa muncul darisana? Padahal awalnya kukira itu hologram kendali jarak jauh dan Rin-neesan memperhatikan pergerakan kami jika sensor dinyalakan misalnya oleh teriakan Ayumi.... Tapi, hologram tidak akan bisa menyentuh benda hidup seperti manusia dan membawa kami pergi..." Conan kembali mengingat hal kemarin. Sungguh, ia tidak bisa berhenti memikirkannya barang sedetik pun.

Padahal kalau dia menggunakan hologram...aku bisa saja menuduhnya sebagai tersangka di balik pembunuhan berantai kejam ini. Tapi, semuanya terbantahkan! gumam Conan.

Tales Of MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang