~~welcome back to Mai_son12 universe~~
-
-
-
-
-
Setelah kepulangannya dari apartemen Rin, Conan tidak langsung kembali kerumahnya bersama Ran. Ia segera menuju rumah Prof. Agasa setelah tadi pagi, mendapatkan telepon dari Subaru. Pria itu mengatakan ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengannya.
"Jangan pulang terlalu malam, Conan-kun..." begitu pesan Ran pada Conan yang sudah berlari duluan. Entah dengar atau tidak.
"Duh, anak itu..." tukas Ran.
"Biarkan saja, lagipula anak itu anak nakal. Tidak akan ada pembunuh yang mau menangkapnya." cetus Sonoko.
"Kok pemikiranmu malah membuatku semakin cemas ya, Sonoko?" keluh Ran.
Conan tiba di rumah Prof. Agasa dan mendapati Subaru yang sudah ada di depan pintu gerbang rumahnya.
"Akai-san, ada apa?" tanyanya ketika sudah berada di dekat Subaru.
Subaru melepas kacamatanya dan menyuruh Conan untuk masuk. Ia melepas penyamarannya untuk beberapa saat.
*Darisini kita akan memanggil Subaru sebagai Akai Shuuichi*
"Semalam ada yang datang..." ucapnya.
"Eh?"
"Salah satu dari para Vampir itu... Ada yang datang."
"Benarkah? Lalu apa yang terjadi?"
Akai mengangguk. "Tidak hanya kemarin malam, malam-malam sebelumnya, setelah kematian ibu dari Genta, selalu ada yang datang. Aku selalu mengetahuinya namun tidak seperti semalam aku berani menegurnya."
Conan terkesiap mendengarnya. Setidaknya, ia bisa bersyukur jika Akai tidak apa-apa... Tidak apa-apa? Conan tiba-tiba memikirkan suatu hal yang sempat ia lupakan.
"Akai-san, pada malam kejadian dimana ibu Genta dibunuh.... Kau..."
"Ya, kamarku ada di sebelah kamarnya. Dia menempati kamar tamu yang tersedia di lantai 2."
"Lalu?"
"Aku yakin para Vampir itu diutus oleh gadis bernama Sunako untuk mengawasiku. Mengawasi apakah aku mengetahui sesuatu tentang malam itu atau tidak. Aku yakin ada percakapan yang tidak ingin di dengar oleh siapapun pada malam itu." jelas Subaru.
"Apakah Akai-san mendengarnya?" tanya Conan.
Akai menggeleng. "Bukankah aku sudah mengatakannya padamu ketika polisi menginterogasiku? Aku tidak mendengar apa-apa pada malam itu. Itu adalah cerita yang jujur."
Conan terdiam. Ia kira kala itu, Akai hanya berbohong supaya tidak ada keraguan pada kepolisian jika kasus yang mereka hadapi hanyalah kasus bunuh diri.
"Entah kenapa aku merasa kau terlihat kecewa mendengarnya?" tanya Akai yang menangkap terdiamnya Conan.
"Ahh, tidak. Aku tidak kecewa sama sekali. Ya, sedikit." sahut Conan.
"Aku sungguh tidak mendengar apa-apa pada malam itu. Rasanya seperti terlalu tenggelam dengan tidur.... Aku bahkan tidak bisa mengingat dengan baik kapan aku tidur pada malam itu dan aktivitas apa yang kulakukan sebelum tertidur hari itu. Aku merasa bersalah karena tidak bisa mengawasi ibu Genta dengan baik." ucap Akai.
Conan memegang dagunya. Berpikir sejenak.
"Oleh karenanya, aku ingin memintamu untuk membuatkanku sebuah jimat pelindung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales Of Magician
FanfictionTohsaka Rin diperintahkan oleh Menara Jam tempat ia menuntut ilmu untuk menemukan dan menyelidiki keberadaan pemilik Forth Magic yang namanya sudah menghilang berpuluh-puluh tahun lamanya. Namun, karena akibat kesalahan informasi, membuat Rin harus...