(19)

86 14 0
                                    

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

Keesokan harinya, Rin kembali berangkat ke sekolah setelah Azaka memaksanya untuk masuk. Bilang bahwa besok adalah hari Sabtu dan jangan menyia-nyiakan hari.

Rin berangkat dengan langkah berat sementara Azaka akan mengurus sisanya selama Rin bersekolah nantinya.

Jadi Azaka itu enak sekali ya?! Ah, tapi kudengar Akademi Reien adalah sekolah asrama yang sangat ketat! Berurusan dengan asrama saja aku sudah muak....

Rin kembali membayangkan kehidupannya ketika ia berada di asrama Akademi Menara Jam dan hari-harinya yang selalu diganggu dengan comelan Luvia.

Ia kemudian tiba di kelasnya dan mendapati suasana kelasnya yang diisi dengan sedikit murid. Eh? Baru segini? Padahal 10 menit lagi bel masuk akan berbunyi?!

"Rin-sann...." Sonoko, dengan wajah sumringah nya segera melompat ke pelukan Rin.

"Eh? Ada apa ini? Sonoko?" Rin terkejut dengan tingkah dari gadis itu.

"Yo, Tohsaka akhirnya kau masuk kembali. Kukira kau sudah tak bernyawa." sapa Sera.

"Sera, jaga bicaramu." Ran mengingatkan. "Rin-san, kau membuat kami khawatir kemarin. Apakah kau sakit? Waktu kami mengunjungi apartemen-mu kau tidak ada disana." lanjutnya dengan nada cemas.

Rin termangu mendengarnya. Mereka mencariku dan mengkhawatirkanku? pikirnya. Ia lalu tersenyum, Rin bisa melihat wajah ketiga gadis yang merupakan teman-teman baik Rin dulu ketika masih di Akademi Homurahara.

"Maafkan aku sudah membuat kalian khawatir. Tapi, sebenarnya kemarin aku sedang tidak enak badan dan memutuskan untuk kembali ke Fuyuki." sahut Rin. Jelas sekali dia mengarang cerita.

"Wahh, apakah kau masih sakit? Atau sudah baik-baik saja? Apakah ada yang menemani dan merawatmu disana? Orangtuamu?" Sonoko terus bertanya pada Rin.

Rin berjalan menuju bangkunya dan duduk disana. Ia kemudian tertawa pelan mendengarnya.

"Aku sudah baik-baik saja. Sepertinya kemarin agak kelelahan. Tapi, tenang saja, aku tidak sendirian di rumahku. Ada adikku yang merawatku. Dan juga, aku sudah tidak memiliki orangtua." jawab Rin.

Sonoko terbelalak mendengarnya. Ia baru saja menanyakan sebuah pertanyaan yang seharusnya tak ia lontarkan pada Rin. Ia segera mematung.

"Ahh Rin-san, maafkan pertanyaan Sonoko yang barusan. Sepertinya ia belum mengetahuinya. Begitupula aku dan Sera. Tapi, soal adik... Rin-san memiliki seorang adik ya?" Ran berusaha mencairkan suasana kembali.

Rin mengangguk. "Dia satu tahun lebih muda dariku."

"Wahh, seorang adik perempuan yang satu tahun lebih muda... Aku juga ingin memiliki seorang adik. Habisnya, dua kakakku tidak ada yang bisa diandalkan." cetus Sera.

"Benar juga ya?! Kakakku sudah menikah bulan lalu. Di rumah jadi sangat sepi." sahut Sonoko. "Kalau ada adik pasti menyenangkan."

"Kalian semua tidak mengingatku? Aku anak satu-satunya lho?! Bersyukurlah kalian yang memiliki saudara kandung." ujar Ran dengan masam.

"Eh? Benar juga, Ran adalah anak tunggal. Aku sampai lupa kalau Conan adalah anak yang dititipkan padamu. Tapi, anggap saja dia adalah adik kandungmu." ujar Sonoko.

Tales Of MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang