(2)

261 35 0
                                    

~~welcome back to Mai_son12 universe~~

-

-

-

-

-

Semuanya masih terdiam ketika melihat Rin berteriak secara tiba-tiba.

"Rin-san?" Ran berusaha menanyakan kondisi Rin.

Rin kembali duduk di kursinya. "Tidak, bukan apa-apa. Maaf sudah membuat keributan." ujarnya.

"Hey, Tohsaka-san, bisakah kau ceritakan padaku soal kebocoran gas yang terjadi di sekolahmu? Apakah itu sungguhan kebocoran gas?" Shinichi kembali dengan topiknya.

"Shinichi, sudah kubilang itu tidak sopan bertanya hal seperti itu pada Rin-san. Bisa jadi dia menyimpan trauma karena insiden itu kan?" tegas Ran berusaha memperingati kebiasaan buruk teman masa kecilnya itu. Suka ikut campur urusan orang lain tanpa memperhatikan konsekuensinya.

"Tidak apa-apa, Ran. Kebetulan saat terjadi kebocoran aku sedang tidak sekolah jadi kurang tahu bagaimana detail kejadiannya." sahut Rin sambil melambaikan tangannya.

"Begitu?"

"Aku rasa itu bukan kebocoran gas biasa. Kebocoran gas yang terjadi secara beruntun dalam kurun waktu 2 minggu ditambah dengan banyaknya warga yang hilang secara misterius...."

Dia ini siapa sih? Dan lagi, kenapa wajahnya sangat mirip dengan Kuroba Kaito? Tadi katanya apa detektif? Apa dia mencoba mengelabuiku dengan sihirnya?

"Sebenarnya aku tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi di Fuyuki. Meski kadang memikirkannya tapi menurutku itu hanya membuang-buang waktu saja." ujar Rin akhirnya. Ia berpikir jikapun ada orang yang memiliki kemampuan menelusuri suatu informasi lebih dalam, tidak akan ada seorang pun yang menerima fakta kalau itu adalah ulah dari para pengguna sihir. Apalagi fakta mengetahui ritual perang sakral sejenis Cawan Suci dikalangan masyarakat kota saat ini.

"Tuh, kau sudah dengar kan Shinichi? Rin-san nampaknya tidak begitu peduli dengan hal-hal berbau detektif sepertimu." tanggap Ran.

Shinichi merengut mendengarnya.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Rin sudah merapihkan semua barang-barangnya dan bersiap akan pulang. Asosiasi sudah membelikan ia sebuah kamar apartemen dengan harga terjangkau yang dekat dengan lokasi SMU Teitan. Tapi, daripada kembali ke apartemennya, ia berencana untuk pergi ke tempat seorang Magus yang cukup ia kenal di kota Mifune.

"Rin-san, mau pulang bareng?" tawar Sonoko yang sudah mendekati mejanya.

"Sepertinya kita akan berbeda arah pulang." sahut Rin.

"Memangnya dimana kau tinggal?" tanya Sera.

"Sebuah apartemen yang terletak di blok B..."

"Itu searah dengan rumahku. Lihat? Lebih baik kita berbarengan pulangnya." tanggap Ran.

"Eh? Sepertinya kalian nampak memaksa. Tapi, aku akan ke stasiun terlebih dahulu. Ada satu tempat yang ingin aku kunjungi." ujar Rin dengan tatapan keheranan.

"Yah wajar sih jika mereka memaksa. Sebab dalam waktu 2 minggu ini ada kejadian tak mengenakkan di sekitaran wilayah Beika dan Haido." tukas Shinichi.

"Tak mengenakkan?"

"Pembunuhan berantai acak." Ran yang menjawab.

Eh? Kedengarannya gawat! gumamnya.

"Awalnya kepolisian mengira kalau itu bukan pembunuhan. Dilihat dari kondisi korban yang semuanya mati karena kelainan pada sel darah mereka. Tampak seperti anemia dan normokromik normositik anemia. Tapi, tidak adanya pendarahan, luka dalam dan sebagainya." jelas Shinichi.

Tales Of MagicianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang