Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
Jennie turun dari mobil Seokjin saat mereka sampai di sebuah rumah minimalis yang berada di antara perkebunan tersebut. Anak perempuan berusia 18 tahun itu merasa bingung saat melihat kakaknya tidak memarkirkan mobil ke halaman rumah mereka.
"Kenapa oppa tidak ikut masuk?"
"Oppa lupa, karena ini hari pertama oppa ditugaskan di distrik ini, oppa jadi tidak bisa pulang lebih awal. Kau bisa menangani dirimu sendiri? Karena oppa harus menyelesaikan perkenalan dan menghadiri jamuan dari kepala kepolisian di sini. Mian hm?"
"Huhhffhh.. makan-makan tapi tidak ingat pada adiknya sendiri? Yang benar saja oppa ini"
"Kata siapa? Oppa ingat, selalu ingat padamu. Oppa sudah menyiapkan makanan kesukaanmu serta mandu yang paling kau gemari di rak dapur. Kau hangatkan saja mereka jika sudah terasa dingin. Oppa akan pulang pulang pukul 10 malam, nanti kau kunci pintu rumah, dan hubungi oppa terkait apa pun yang membuatmu kesulitan, mengerti?"
"Em, mengerti. Ya sudah sana"
"Jangan lupa kabari oppa, oppa akan mengabarimu juga jika senggang. Ada yang ingin kau titip lagi?"
"Jangan mabuk!"
"Kau pikir seorang polisi boleh mabuk hah? Dasar pipi mandu" ucap Seokjin, lalu melambaikan tangannya dan melajukan mobilnya.
"Josimhae.." teriak Jennie, Seokjin membunyikan klakson dan berteriak juga.
"Kau juga hati-hati di rumah"
Jennie memasuki rumahnya setelah melihat kakaknya pergi dari depan jalan halaman rumah. Ia mengunci pintunya dengan double keamanan lalu segera mengganti sepatu dengan sandal rumah.
"Huhhffhh.. rumah ini terasa asing bagiku. Tapi beruntunglah karena di belakang ada kebun bunga yang sangat indah. Aku jadi bisa melihat bunga-bunga berseri itu setiap musim semi" ucapnya seorang diri, lalu berganti pakaian dan memainkan ponselnya sembari berjalan ke dapur, untuk mencari apa yang telah Seokjin siapkan sebelumnya.
Jennie tersenyum saat melihat mandu yang begitu banyak, dan makanan kesukaannya yang lain. Ia menyimpan ponselnya dan memakan mandu dengan nikmat.
"Ah, oppa benar-benar memanjakanku" ucapnya, lalu kembali meraih ponselnya yang tergeletak di meja, setelah ia memakan beberapa mandu.
"Mwo? Kenapa tidak ada jaringan di sini? Aish, apa internet di sini sangat buruk?" Ia mengangkat ponselnya ke atas, lalu menggoyangkan ponselnya ke kanan dan kiri dengan cepat.
"Ah! Kenapa tidak ada internet? Aku harus protes pada oppa! Tapi mana mungkin sekarang, dia pasti sedang sibuk mengemudi" ucapnya, lalu ia membawa ponselnya ke belakang rumah, di mana ada kebun bunga yang sedang bermekaran di sore hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fun-tasy ☆
Fanfiction[18+] Ketika matanya terbuka, aku ingin jadi seseorang yang hadir di sisinya. Dan walaupun aku tidak dapat menyentuh langit, tapi tanganku akan selalu terbentang untuk melindunginya. Berusaha sambil berdoa, hanya untuk dia, dia yang akan selalu kuci...