Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
Lisa POV🌸
Kututup pintu rumah Jennie dengan segera, lalu menguncinya agar tidak ada yang berani masuk hihi..
Sekarang hanya tinggal aku dan Jennie yang berada di rumah.
"Sayang, tinggal kita berdua, hehe.."
"Hmh.. Kaja hm? Kau sudah lama tidak menemui mereka" ucapnya sembari membelai pipiku.
Jennie memang super pengertian, beruntungnya aku bertemu denganmu Jennie.
Kami memasuki kamar sembari berciuman, tiba di kamar, Jennie begitu manja sehingga membuatku berinisiatif untuk membuka pakaiannya.
"Ahh, seperti ini ternyata rasanya. Kau sangat wangi Jennie" ucapku saat kupeluk tubuhnya untuk melepaskan bagian lengan bajunya.
Jennie mengusap bokongku lalu meremasnya dengan lembut. "Sekarang sudah tidak ada canggung lagi di antara kita 'kan?"
"Tentu saja"
"Nikmati aku Li"
"Maka aku akan menikmatimu, kebetulan aku belum sarapan"
"Mwo? Wait, sebaiknya kau sarapan dulu sayang. Aku tidak mau jika nanti kau mual-mual setelah mimi"
"Tidak akan Jennie, sungguh. Aku ingin sarapan mereka saja"
"Li.." Ah! Gagal. Jennie kembali menggunakan pakaiannya dan menuntunku ke dapur.
Ah, menyesal aku mengatakan belum sarapan padanya. Sebenarnya aku memang sengaja menghubungi ssaem untuk datang pagi-pagi.
Huhhffhh.. Baiklah, sarapan dulu sebelum memakan Jennie.
Jennie terlihat memasak telur, tapi tunggu kenapa telurnya begitu gelap? Jangan bilang Jennie tidak bisa memasak?
Aih, siapa yang akan masak jika nanti kami menikah?
"Sayang, ayo sarapan dulu"
"Ini apa sayang?" tanyaku, dia siap menyuapiku sepotong roti yang sudah dipanggang dan dilapisi oleh telur ceplok mata kuda, maksudku sapi.
"Makan saja hm? Ini menu masakan yang biasa aku buat" Perasaan dulu Jennie tidak pernah memasak, hanya ramennya yang tidak gagal.
Aku memakan apa yang Jennie hidangkan sebagai menu sarapan, dan ya, rasanya benar-benar di luar ekspektasiku.
Ini terasa pahit dan asin. Apa Jennie dapat memakan telur seperti ini?
"Eotte? Mashitda? Em?" tanyanya, dan aku mengangguk demi menghargai perbuatan manisnya.
Walaupun telur ini terasa pahit dan asin, namun dengan ketulusan dan senyuman manisnya, sarapanku kali ini terasa tidak begitu mengerikan seperti bentukannya. Maaf Jennie, aku harus jujur pada reader.
"Enak sayang, tapi sebenarnya aku lebih suka telur setengah matang, tidak terlalu matang seperti ini"
"Ahh, kalau begitu mau aku buatkan lagi?"
"Aniya, aniya, nanti saja. Ini sudah cukup, terima kasih hm?" Kupeluk dirinya yang hendak memasak lagi, dan ya, aku menghabiskan menu sarapanku, buatan Jennie pertama kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fun-tasy ☆
Hayran Kurgu[18+] Ketika matanya terbuka, aku ingin jadi seseorang yang hadir di sisinya. Dan walaupun aku tidak dapat menyentuh langit, tapi tanganku akan selalu terbentang untuk melindunginya. Berusaha sambil berdoa, hanya untuk dia, dia yang akan selalu kuci...