Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
Seokjin baru saja akan menjemput adiknya di sekolah, namun tiba-tiba ia mendapatkan pesan dan mengurungkan niatnya untuk pergi ke mobil. Pria itu mulai menyiapkan perlengkapan kerjanya beserta seragamnya yang baru untuk dikenakan di daerah Jeonju.
Sembari menyiapkan diri, pria itu memasak untuk adiknya, memesankan mandu dan sudah membersihkan seluruh rumah. Hanya tinggal menunggu Jennie pulang, dan makan bersamanya. Namun seketika Seokjin teringat, bahwa Jennie mengatakan akan pulang bersama teman-temannya yang ingin bertamu, dengan begitu Seokjin memasak lebih banyak dan makan sendirian lebih dulu.
Seperti dugaan Seokjin, bahwa Jennie dan teman-temannya tiba setelah ia selesai makan. Seokjin memakai tas kerjanya yang berisi seragam dan perlengkapan lain, lalu berjalan menuju pintu, dan berpapasan dengan adiknya juga dua orang teman Jennie.
"Annyeonghaseyo" sapa Jisoo dan Rose, karena mereka telah berkontak mata dengan Seokjin, kakaknya Jennie.
Seokjin membalas hormat mereka, lalu menjawabnya dengan ramah. "Annyeonghaseyo"
"U! Oppa? Oppa sudah akan berangkat?" tanya Jennie saat Seokjin usai menyapa kedua temannya, mereka bertemu di ambang pintu.
Rose dan Jisoo melihat Seokjin tanpa berkedip, namun Seokjin segera menjawab pertanyaan adiknya dan membuat kedua remaja di belakang Jennie itu tersadar.
"Iya, oppa akan berangkat sekarang. Kau jaga diri di rumah ya, dan jangan lupa untuk makan. Jika kau butuh sesuatu, kau beli saja secara online, jika butuh bantuan oppa, telpon saja oppa. Oppa berangkat, Jennie" ucapnya, lalu tersenyum pada kedua teman Jennie.
Jennie memaut bibirnya seperti kerucut, ia cemberut dan memukul punggung kakaknya.
"Yak!"
"Aw! Kau kenapa? Ada apa?" Seokjin terkejut.
"Bagaimana kalau badai datang lagi? Oppa tidak akan pulang?"
"Oppa sudah menyiapkan penerangan otomatis jika listrik padam, oppa juga memasang penangkal petir agar kau tidak ketakutan"
"Lalu untuk meredam suara petirnya?"
"Kau punya earphone? Gunakan saja hm? Oppa berangkat ya?"
"Ish! Ya sudahlah, oppa memang tidak sayang pada adiknya. Sana pergi, bekerja saja terus" dengus Jennie, Seokjin pun berbisik tepat pada telinga adiknya.
"Kalau oppa tidak bekerja, kau akan bisa makan dari mana?"
"Mwo? Yak! Oppa.. menyebalkan" Jennie hampir mengejar Seokjin, saat Seokjin berjalan ke mobilnya. Namun itu tak mungkin, karena Seokjin telah berlari menggendong ransel besar, memasuki mobil dan menutup pintu mobilnya.
"Oppa berangkat" teriaknya menurunkan kaca pintu mobil.
"Josimhae" ucap Jennie, Seokjin mengangguk dan tersenyum pada kedua teman Jennie sebelum ia melajukan mobilnya dari halaman rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fun-tasy ☆
Fanfiction[18+] Ketika matanya terbuka, aku ingin jadi seseorang yang hadir di sisinya. Dan walaupun aku tidak dapat menyentuh langit, tapi tanganku akan selalu terbentang untuk melindunginya. Berusaha sambil berdoa, hanya untuk dia, dia yang akan selalu kuci...