02. Serupa tapi tak sama ✓

3.2K 111 9
                                    

Jangan lupa vote, komen, Dan share jangan jadi silent readers ya gaysss

Selamat membaca 🤗

Motor besar milik Seorang gadis, kini terparkir rapi di parkiran sekolah. Ia segara melepas helm yang menutupi kepalanya, lalu segera bergegas menuju salah satu tempat paling penting.

Toilet?....

Ya, Toilet sekolah adalah hal utama yang ia kunjungi, karena. Jika sedang naik motor sendiri, El selalu memakai celana, dan ya. sampai sekolah ia kembali menggantinya dengan pakaian semestinya.

Setelah selesai mengganti pakaian nya, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kelas.

Kelas XII IPS B Adalah Kelas El, Dan kelas inilah yang menjadi saksi betapa banyak nya siswa yang memiliki kemampuan sangat sedikit dalam bidang akademik. Dan El pun sama halnya, Sebetulnya ia sama pintarnya dengan kembarannya, Namun hanya karena perasaan malas, jadi ya, ia Memilih jurusan IPS. Dan sialnya ia dimasukkan ke dalam kelas pembuangan. Seperti itulah orang pintar menyebutnya.

"El, Tumben Siang Lo" Tanya seorang gadis.

El mengangkat bahunya tak acuh. "Macet" Jawab El.

"Ah masa iya, secara Lo kan jago bawa motor nih, Masa Lo gak bisa nyelip sih, Ah Cemen" oceh gadis itu.

"Sil, Diem deh, Gue cape" Keluh El.

Silvi memanyunkan bibirnya. Ya, Dia adalah silvi, Sahabat satu satunya yang El punya.

"Gak asik Lo mah ah, Padahal Gue mau gosip bentar" Kesal Silvi.

Merasa penasaran dengan apa yang akan di gosipkan oleh Silvi, El segera mengangkat kepalanya, "Gak kok, gue becanda tadimah, Emang Lo mau Gosip apaan?" Tanya El penasaran.

"Tadi gue liat, saudara kembar Lo Dateng bareng Arsen."

El memutar bola mata memelas, Sudah tak aneh mendengar hal tersebut.

"Eh, Emang Lo rela, kalo Arsen di gebet sama kembaran Lo itu?" tanya Silvi.

El mengangkat bahunya acuh. "Entahlah"

"Hufffhh,, Seharusnya kalo Lo masih sayang sama dia, perjuangin. Jangan nyerah gitu aja." Nasihat Silvi.

"Gue gak akan ngejar yang nge_jauh"

Silvi yang pahampun hanya menganggukkan kepalanya. "Apapun yang terjadi gue bakal dukung Lo."

El tersenyum. "Thanks"

waktu terus berlalu....

Bel istirahat sudah berbunyi. Kini El dan Silvi tengah berjalan menuju kantin.

Dikarenakan perut mereka sedari tadi keroncongan, Jadilah mereka berdua ingin segera memasuki area kantin.

"Asli. Kok hari ini gue laper banget ya" Kata Silvi, Sembari menunggu pesanan nya Dateng.

"Kebiasaan Lo mah." El memutar bola mata memelas.

"Dih, Emang, hari ini gue itu laper." Kesal Silvi.

El memutar bola matanya memelas, memang Silvi ini sangat menyebalkan, Tapi percayalah Silvi selalu yang bisa di andalkan.

"Ar, Aku lapar banget deh, pengen makan nasi goreng. Kayaknya enak." Samar samar suara itu terdengar di indera pendengaran El.

Arsen tersenyum, "yaudah, Lo duduk dulu. Gue pesen makan nya."

Rachel tersenyum senang. "Oke, aku tunggu ya, tapi cepetan." manja Rachel.

"Iya".

El yang melihat interaksi antara mantan pacarnya dengan saudara kembarnya itu tersenyum getir.

"Dulu, Gue yang Lo manjain kayak gitu Ar." gumam El.

"El yang punya gue gak pedes ya." Silvi datang dengan membawa dua mangkuk yang berisi bakso.

"El, ambilin garpu dong, gak nyampe gue mah." pinta Silvi. Namun masih belum ada jawaban dari sang empu.

"El." panggil Silvi.

Merasa di acuhkan. Silvi menggeram marah. "ELLLLL" teriak silvi.

El terlonjak kaget, Demi apapun, suara Silvi ini melebihi suara toa. "Apaan sih Lo, gue gak budeg" kesal El.

Silvi hanya menggelengkan kepalanya. "Lo budeg, Gue udah panggil Lo beberapa kali, tapi Lo gak nyaut nyaut" kesal Silvi.

"Emang Lo liatin apaan sih" tanya Silvi Sembari melihat apa yang tengah El lihat.

Brakkk

"Astaga Sil, apaan sih Lo" kesal El, karena sudah dua kali ia di kaget kan oleh kelakuannya.

"Eh bener bener ya itu cewe, tukang nikung. Gak pantes tuh jadi saudara Lo" Kesal Silvi dengan menunjuk ke arah Arsen dan Rachel di bangku sana. Sembari memakan bakso Dengan perasaan kesal.

El hanya menatap Rachel dengan Arsen sendu. "Biarin aja lah." pasrah El.

"El" panggil Silvi.

El segera menoleh. "Sil, Lo kenapa?"

Silvi memperagakan Minum kepada El, El Yang mengerti pun segara memberikan sebotol air kepada Silvi.

"Pedes El, huh huh" heboh Silvi.

"Berisik, Mending Lo minum. jangan banyak omong." Kata El. Dengan kembali memberikan minum kepada Silvi.

"Huh huh, pedes El gak kuat gue." Heboh Silvi.

"Nih nih, Gue bilang diem, Biar pedes nya reda" Kesal El. Sebetulnya ia juga ikut panik, Karena Silvi tidak bisa makan pedas. Apalagi Bakso punya El sangat pedas. Mana kuat Silvi.

"Gimana Udah mendingan?" Tanya El.

Silvi mengangguk cepat. "udah, Saking keselnya gue sama sodara Lo, Jadi makan bakso punya Lo kan, mana pedes lagi. huh."

"Udah, Lanjut makan, Biarin aja mereka"

Silvi mengangguk, Menuruti perkataan El tidak ada salahnya bukan.

•••

Terimakasih sudah membaca 🤗


SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang