66. Serupa tapi tak sama

520 22 0
                                    

Jangan lupa vote komen share

Warning! Chapter mengandung bawang

Selamat membaca 🤗

Sepanjang koridor rumah sakit, Arsen tak berhenti memanggil dokter, Hingga suster dan para perawat lainnya datang dengan membawa brangkar dan segera membantu Arsen membawa Rachel.

Meskipun Arsen menutupi luka Rachel dengan kain bajunya, tetap saja cairan merah itu keluar, hingga menyebabkan lantai terkena darah segar tersebut.

"Ra, Lo harus hidup!." Ucap Arsen dengan panik.

Unit Gawat Darurat (IGD).

Saat hendak memasuki ruangan tersebut, Arsen dicegah oleh beberapa perawat. Karena tidak diperbolehkan untuk masuk.

"Tolong, jangan biarkan dia mati" Mohon Arsen.

Sister tersebut mengangguk. "Kami usahakan sebisa mungkin." Jawab suster tersebut.

Dengan wajah prustasi, Arsen menendang dinding di depannya, "Bodoh!." Gumam Arsen.

.......

Kabar tidak baik tentang keadaan Rachel sudah terdengar di Indra pendengaran Arya, El, dan juga saka.

Mendengar kabar tersebut, Arya sesegera mungkin bergegas menyusul Rachel.

Di sana terlihat seorang remaja, Bajunya yang robek, hingga darah yang sudah menempel di baju remaja tersebut.

"Sialan!" Gumam Arya, yang kemudian menghampiri Arsen, Dengan mengepalkan tangannya.

BUGHHHH

Arya meninju wajah tampan arsen dengan keras, Hingga membuat seluruh tubuh Arsen terjatuh.

"KAMU APAKAN ANAK SAYA HAH?" Bentak Arya.

"Maksud om apa?" Tanya Arsen.

"KAMU SUDAH MENYAKITI ANAK SAYA?"

Arsen tertawa, Ia mengusap sudut bibirnya yang berdarah, akibat pukulan dari Arya.

"Bukan saya yang menyakiti anak om." Arsen tertawa remeh. "Dia menyakiti dirinya sendiri." Lanjut Arsen.

"Tidak mungkin!" Arya masih tak percaya, ia menatap tajam Arsen.

"Saya akan bawa kasus ini ke jalur hukum." Ancam Arya.

Namun Arsen sama sekali tidak kaget dan cemas, justru ia mempersilahkan Arya melakukan hal tersebut sesuka hatinya.

"Silahkan lakukan sesuka hati anda, Karena jika anda melakukan hal itu, maka semuanya akan mempermudah saya."

"Maksud kamu?." Tanya Arya.

Arsen tertawa remeh. "Anda terlalu menyayangi putri anda itu, sampai sampai__"

"Ayah." Panggil seorang gadis dengan memakai kursi rodanya.

Namun Arya sama sekali tidak berbalik, menjawab pun tidak.

"Ayah, Ara kenapa?" Tanya El dengan cemas.

El mengangguk, ia tau jika Arya marah kepadanya. "Ar." Panggil El lirih, ia mencoba bertanya kepada Arsen.

Namun ia baru sadar, jika baju yang di kenakan Arsen sangat mengenaskan, Baju robek, dengan darah yang sudah menempel tersebut.

"Ar, apa yang terjadi." Ucap El dengan cemas.

Namun Arsen masih belum menjawab, ia bisu seribu bahasa. Arsen sangat tau, jika kini El mengkhawatirkan Rachel.

"Rachel mencoba bunuh diri."

Deg

"Jangan asal ngomong kamu yah?" Marah Arya.

"Anak saya tidak akan pernah melakukan hal itu."

"Kenapa enggak om," jawab Arsen dengan nafas memburu.

"CUKUP!" Saka melerai.

Kemudian saka mengelus tangan El lembut, ia tau pengakuan Arsen barusan membuat pikiran El kembali berkecamuk.

"Kamu tenang, Semua akan baik baik aja." Ucap saka.

Menyadari hal tersebut, Arsen kembali terdiam, Dan Arya pun duduk jauh dari para remaja tersebut.

"Kenapa Ara ngelakuin itu ka." Lirih El.

"Suttt, Mungkin dia gak sengaja." Ucap saka.

"Gue takut." Dengan tatapan kosong, Cairan itu turun mengenai wajah cantik El.

"Gue takut kehilangan seseorang yang paling berharga dalam hidup gue, Udah cukup sama bunda aka." Lirih El.

Hati saka begitu sesak, ia bisa merasakan ketakutan dan penderitaan yang selama ini di rasakan oleh El.

"Semuanya akan baik baik saja, Lo tenang ya." Ucap saka.

El menghirup udara sesak, ia harus percaya, jika semuanya pasti akan baik baik saja.

Hampir satu jam lamanya, Mereka setia menunggu kabar dari sang dokter. Namun sama sekali belum ada tanda-tanda dokter maupun suster yang keluar dari ruangan tersebut.

"Ganti baju Lo." Ucap saka, dengan memberikan sebuah kresek yang isinya baju.

"Gue gak suka baju murah." Jawab Arsen. Meskipun begitu ia tetap mengambilnya.

Saka terkekeh. "tapi Lo harus biasain, karena El gak suka sama orang yang boros." Peringat saka.

"Hm gue tau!." Jawab Arsen.

Saka mengangguk, kemudian ia menatap El yang tengah sigap menunggu dokter di depan pintu sana.

"Selain itu, apa yang Lo tau tentang El?" Tanya saka.

"Dia gak suka pelangi." Jawab Arsen.

Saka terkekeh. "Lo bener?"

"Apa Lo tau alasannya?." Tanya Arsen.

"Suatu saat, Lo akan tau Ar." Ucap saka kemudian meninggalkan Arsen dan kembali menghampiri El.

Ada apa dengan pelangi? Kenapa setiap kali ia bertanya soal pelangi kepada El, jawabannya sama persis dengan apa yang saka katakan barusan.

Arsen memandang, kresek tersebut dengan senyum kecut. Ia ingat betul, beberapa tahun yang lalu, mereka berdua bersahabat dengan baik.

Hingga pada saat itu, Arsen mengetahui jika saka memiliki penyakit yang sangat berbahaya, Ginjal Kronis.

Awalnya Arsen tidak mengetahui, karena saka pandai menyembunyikan penyakit nya tersebut, hingga suatu ketika, Arsen berkunjung tanpa sepengetahuan saka, Dan pemandangan mengejutkan tersebut tepat berada di depan mata Arsen.

Saka terbaring lemah, dengan selang infus dan beberapa kabel yang menempel di tubuh saka.

Waktu itu, Arsen begitu kecewa kepada saka, karena saka menyembunyikan penyakitnya itu darinya.

Dan bukankah saka berjanji akan mengajak Arsen, untuk menyatakan cintanya kepada Raquel, Tapi sayangnya Saka menyerah terlebih dahulu, Ia malah mempersilahkan Arsen untuk mencintai Raqul demi dirinya.

Dengan terpaksa Arsen pun menyetujui hal tersebut, Dan sialnya Hingga sekarang Perasaan itu berubah, Ia begitu mencintai Raquel. Bukan karena saka, melainkan karena hatinya sendiri.

........
Typo tandai

Terimakasih sudah membaca 🙏

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang