54. Serupa tapi tak sama

1K 35 0
                                    

Jangan lupa vote komen share

Selamat membaca 🤗






Ruangan serba putih, bau obat begitu menyengat. Namun remaja itu sudah terbiasa dan bersahabat dengan aroma aroma seperti itu.

"El belum telpon ya mi?." Tanya saka.

Karin mengangguk. "Belum! Bukannya tadi pagi kalian ketemu ya?." Tanya Karin.

Saka mengangguk. "Iya."

Karin mengangguk. Ia tau bahwa kini saka sedang gelisah, namun Karin mencoba Manahan air matanya supaya tidak jatuh. Karena jika sampai itu terjadi. Saka tidak akan memaafkan dirinya sendiri, karena sudah membuat maminya menangis.

"Ade nya udah nendang nendang belum mi?." Tanya saka.

Karin tersenyum, Ia mengelus perutnya. "Belum."

"Yah, padahal Abang pengen rasain di tendang sama Ade sendiri." Saka terkekeh.

Ini adalah kali pertama sama mengakui dirinya, bahwa dirinya sudah benar benar akan menjadi seorang Abang.

Karin terkekeh. Lalu membawa lengan saka, dan mengelus kan kepada perut Karin.

"Gak perlu nunggu Ade nya nendang, masih lama soalnya."

Saka terkekeh, entahlah. Apakah ia bisa merasakan ini untuk kedepannya, saka tidak tau. Hanya takdir yang akan menjawab semuanya.

"Kamu sudah siap nak?." Tanya Adi. Baru saja ia memasuki ruangan itu.

Saka mengangguk. Wajah yang pucat, namun senyuman yang masih setia menemani nya.

"Udah dong, ah lama banget. Bosen nih, mau bobo di rumah." Manja saka.

Kedua orang tua saka terkekeh. Saka ini selalu mengerti akan situasi yang terjadi, ia tak ingin melihat kedua orang tua nya merasa gelisah dan juga khawatir.

"Abang." Karin tak kuasa menahan air matanya, ia begitu takut, jika operasi nya akan mengalami kegagalan. Lagi!

Ya! Waktu ia berada di luar negeri, ia pernah operasi, namun sayangnya operasi yang dilakukan oleh saka, tidak berjalan baik, hingga saka harus mengalami Koma selama 3 hari.

Dan kini, keputusan yang saka buat mungkin yang terbaik, setelah 3 tahun pernah mengalami kegagalan. Mungkin tidak dengan sekarang.

Itu adalah keputusan terbaik, namun apapun yang terjadi, semuanya harus bisa ikhlas, takdir baik ataupun buruk sudah menantinya.

.......

Ruangan yang sedikit gelap, aroma bable yang setia menyambut kedatangan El.

El menghembuskan nafasnya lega, ia kembali. Kemudian kakinya melangkah menuju balkon.

Terlihat bunga mawar nya yang sepertinya tidak terurus. Tangkai nya yang sudah mulai mengering, membuat El merasa bersalah, karena telah meninggalkan bunganya itu.

"Yah, sayang banget bunganya." Lirih El.

Kemudian ia mengambil air, dan menyiram bunganya itu, tidak lupa ia juga memberikan tempat untuk bunga yang ia bawa dari kontrakannya.

"Pas!." Gumamnya senang, bunga bunganya kembali terawat.

Tak terasa waktu sudah mulai petang, El melihat ke arah langit, langit yang terlihat merah dan sedikit oren itu begitu indah.

Di Sebrang sana, terlihat seorang yang sedang memperhatikan nya.

El kemudian menatap lelaki itu, di balkon sana, lelaki itu tengah terduduk dan memainkan gitarnya.

El terkekeh. "Arsen."

"EL." Teriak Arsen.

El menjawab dengan nada sedikit cuek. "APA HAH."

"MULAI HARI INI, KAMU JADI PACAR AKU LAGI EL."

DEG

Sialan Arsen ini, tetangga yang sangat kurang ajar bukan!

"GILA LO." jawab El.

Membicarakan soal perasaan, dengan berbeda atap, lalu dengan suara saling keras, bukankah sangat menganggu tetangga lain.

Sialan memang.

"BUNDA SETUJU"

El terdiam terpaku, Ranti tersenyum kepada El, ah kenapa mereka tidak datang saja ke rumahnya, tidak perlu memakai pesawat, ataupun mobil bukan.

El hanya tersenyum, tanpa mengeluarkan suara. El melihat ke sebrang, sepertinya Arsen juga sama kagetnya dengan keberadaan sang bunda.

Hingga sedetik kemudian, Ranti melambaikan tangannya, lalu meninggalkan balkon. Disana tinggal Arsen sediri.

Sama hal nya dengan El, dia pun duduk manis di atas ayunan gantung, ia menikmati semilir angin, dan suasana sunset.

Samar samar ia mendengar Arsen yang tengah bernyanyi. Tidak akan bohong, kalau suara Arsen itu adalah candu bagi El.

El menutup mata sejenak, ia menikmati akan waktu tenangnya, dengan suasana hati yang sangat damai. Rasanya ini mimpi, dan siapapun tolong! Jika ini mimpi jangan bangunkan El.

Di sebrang sana Arsen tersenyum. "Aku seneng, karena kamu kembali El."

Lagu yang di bawakan Arsen begitu menghayati, setiap bait nya begitu menyejukkan hati dan perasaannya.

Ia membayangkan jika kedepannya hubung nya dengan El akan berjalan lancar!.

........

Terimakasih sudah membaca 🙏



SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang