23. Serupa tapi tak sama

791 33 0
                                    

Happy reading guys

Jangan lupa vote

"El"

"Aku denger denger kamu mau kembali nge band lagi ya?" Tanya Rachel.

Merasa terganggu. "Urusannya sama Lo apa?" Tanya El sedikit ketus.

Rachel hanya menghembuskan nafasnya pelan. "Aku seneng El, kalo kamu mau masuk band lagi, jadi kan kamu bisa kembali sama hobi kamu itu"

El tersenyum sinis. "seneng apa seneng hm?" Tanya El.

Rachel menatap El dengan tatapan aneh. "Maksud kamu, ya aku seneng lah"

"Gak usah munafik deh Ra, gue tau kalo Lo gak suka kan"

Rachel menggelengkan kepalanya, ia begitu kecewa kepada El, se_benci itukah El kepada dirinya.

"Mending Lo keluar deh, ganggu tau gak, gue mau tidur" usir El.

Rachel hanya pasrah, kemudian ia keluar dari dalam kamar El.

"Gue gak ngerti sama jalan pikiran kamu El" gumam Rachel.

.........

"Serius Lo mau punya Ade" tanya Reno.

"Hm" jawab saka lesu.

"Bagus dong, jadi nyokap Lo punya temen lagi" timbal Rey.

"Masalah nya di gue monyet" kesal saka, dengan meneguk habis air minum nya.

"Apa?" Tanya Reno.

"Nah ini nih, Gue suka!" Potong Rey menimpali.

"Gue juga seneng, tapi Gue takut, kalo dia lahir dia juga punya penyakit  kayak gue, gue gak mau itu sampai terjadi".

"Gak mungkin" ucap Reno menggeleng kan kepalanya.

"Keajaiban tuhan itu ada, Lo percaya deh sama gue "

Saka menatap gedung gedung yang menjulang tinggi, "oke, gue percaya" gumam saka. Dengan menikmati senja di ujung sana. "Lalu apakah gue juga bisa sembuh dari penyakitnya sialan ini" lirih saka.

.......

"Ar"

"Hm"

"Aku tau kamu masih suka kan sama El" lirih Rachel.

"Kalau kamu masih suka sama dia, kenapa kamu gak kejar dia Ar,  kenapa kamu malah putusin dia" lanjut Rachel dengan menatap arsen intens.

"Gue gak bisa Ra" keluar Arsen.

"Kenapa?" Tanya Rachel.

"Gue gak mau El menderita" jujur Arsen. Kemudian tatapan Arsen dan Rachel bertemu.

"Ayah Lo itu antagonis, dia bakal lakuin apa aja supaya Lo bisa bahagia, Dan asal Lo tau" tunjuk Arsen pada Rachel. "Bokap Lo udah percayaiin kebahagiaan Lo sama gue" Ucap Arsen penuh penekanan.

"Tapi nyatanya aku gak bahagia kan Ar" Ucap Rachel cepat. "Aku gak bahagia sama kamu, malah setiap harinya aku ngerasa tersiksa" lirih Rachel.

"Itu karena raga kamu sama aku, tapi hati kamu enggak Ar" lirih Rachel.

Arsen bergeming, Apakah ia juga menyakiti perasaan Rachel.

"Ra, Gue minta maaf"

Rachel tersenyum getir. "Kamu gak perlu minta maaf, Bukan salah kamu juga, Ini emang udah takdir aku aja, dari dulu emang selalu mengalah demi El"

"Asal kamu tau, Dari dulu bunda gak pernah sayang sama aku, Bunda lebih sayang sama El, Tapi untung aja ada ayah yang sayang sama aku"

Rachel mengambil sebuah pulpen dan menggambarkan sebuah keluarga yang harmonis.

"Ayah itu orang nya baik, Tapi dia sedikit tempramental aja, Apapun yang ayah katakan harus kami lakukan. Aku contohnya, Aku selalu nurut sama apa yang ayah katakan, Tapi bunda selalu bilang sama aku, kalau aku gak bisa gak usah".

"Tapi Aku sama sekali tidak mendengarkan apa kata Bunda. Mungkin karena itu bunda seperti tidak menyayangiku"

Arsen masih setia mendengarkan Rachel.

"Dan pada suatu saat, Aku Mendapat rangking 2 Dan pada saat itu ayah marah, karena posisi aku tergantikan oleh temen sekelas ku. Aku dipukul, Aku juga harus terus belajar dan belajar, Aku ikut les ini lah, itu lah"

"Dan itu sama dengan El, Saat Ujian El turun، ayah juga marah, Bahkan tak segan ayah juga pukul El, namun El sama sekali tidak peduli dengan amukan ayah, Bisa di bilang El itu pembangkangan."

"Dan pada suatu ketika, ayah benar benar marah, karena nilai El begitu rendah"

Flashback...

"Anak sialan, kenapa nilai kamu buruk sekali" bentak Arya.

El menatap Arya dengan tatapan marah. "Jangan bentak El ayah, Kepala El sakit"

Arya membulatkan matanya sempurna. "Berani kamu jawab ayah" kesal nya.

"Sekarang masuk kamar, Belajar yang benar, jangan sampai kamu mengecewakan ayah El, seharusnya kamu liat Rachel. Dia selalu nurut sama ayah " prustasi Arya.

"Rachel sama El beda mas" suara itu, Memotong ucapan Arya dengan lantang.

"Sayang, kapan kamu pulang?" Tanya Arya lembut.

"Aku udah tau kelakuan kamu mas, aku kecewa, seharusnya kamu jangan paksa anak kamu dengan apa yang kamu inginkan"

"Tidak sayang, kamu gak ngerti " ucap Arya menggeleng kan kepalanya cepat.

"Kita harus didik anak kita supaya menjadi pintar"

"Enggak, cara kamu salah mas, Rachel ayo kamu ikut bunda, hari ini jangan belajar dulu ya" ajak Arini.

"Sayang, kamu ini apa apaan" kesal Arya.

"Tidak mas, biarkan hari ini mereka berdua keluar dulu, kasian mas, mereka butuh istirahat "

"Ayo El" ajak Arini. El mengangguk. Kemudian tatapan El beralih.

"Ara ayoo" ajak El. Namun Rachel terdiam. Tubuhnya bergetar.

"Enggak bunda, Rachel mau disini aja belajar, soalnya besok ada ujian" ucap Rachel gemetar.

Airini menggeleng kan kepalanya. "Kamu lihat mas, ini semua gara gara kamu" tunjuk Arini tak habis fikir.

"Sudahlah sayang, biarkan Rachel belajar, jika kamu mau ajak El silahkan, aku tidak peduli," ucap Arya dengan memegang tangan Rachel sayang.

"Rachel kamu beneran mau dirumah?" Tanya Arini memastikan.

"Rachel mengangguk. "Iya bunda" ucapnya.

Arini hanya menghembuskan nafas kasar. "Oke! Kalo begitu bunda keluar dulu sama El"  Arini mengambil nafas dalam. "Seharusnya kamu dengerin bunda Rachel "

Setelah mengatakan hal itu, Arini juga El pergi meninggalkan Rachel dan Arya.

Arya tersenyum sinis. "kamu lihat kan? Bunda kamu itu lebih menyayangi adik kamu "

Rachel tersenyum. "Gak papa ayah, yang penting El seneng"

"Sayang, Sini" Arya memeluk sayang Rachel. "Ayah sayang sama kamu dan ayah juga sayang sama El, tapi kamu dan El berbeda. Kamu lebih bisa di andalkan dan ayah menyukai itu"

Kemudian Rachel menatap dalam Arya, matanya sedikit berair. "tapi ayah Bakalan sayang terus kan sama Rachel"

Arya mengangguk. "Pasti, asal kamu harus turutin kemauan ayah, ayah akan sangat senang"

Rachel tersenyum, ia mengangguk "pasti, Rachel akan selalu nurut sama ayah, Rachel janji"

Arya memeluk Rachel. "terimakasih sayang"ungkap Arya.

Flashback off....

"Dan pada saat itu, aku beruntung banget, karena selalu ada ayah buat aku, meskipun ayah sedikit tempramental tapi sebenarnya ayah itu sayang sama kita, dan itu semua adalah buat yang terbaik untuk anak anaknya.

......

Terimakasih sudah membaca



SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang