06. Serupa tapi tak sama ✓

1.9K 84 3
                                    


Jangan lupa vote, komen, share

HAPPY READING
.
.
.
.

Bel pulang telah berbunyi, Semua Siswa SMA NUSA BANGSA Berhambur keluar dari kelas nya masing masing.

"El gue duluan ya, Hari ini bokap gue jemput." pamit Silvi.

El mengangguk. "Oke." katanya.

Jika siswa yang lain akan segera bergegas pergi jika sudah bel pulang, lain halnya dengan El, yang hanya santai saja.

Ia menghembuskan nafasnya kasar, kala melihat banyak nya siswa yang pulang.

Ada yang di jemput oleh supir nya, Orang tuanya, Ada yang pulang bareng pacarnya, ada yang setia sama kang ojol.

Namun kini, Ada yang lebih menarik perhatian El. matanya tertuju kepada Lelaki paruh baya dan seorang gadis, Disana.

"Ayah......" Gumam El Dengan menatap sendu kepada Arya dan Rachel di hadapannya itu.

El masih setia melihat interaksi antara Rachel dan Arya. Tak lupa Arsen ada di antara mereka.

"El, juga pengen di jemput sama ayah." batinnya.

Disana terlihat jelas, Arya yang menghampiri Rachel.

"Ayah." panggil Rachel.

"Ayah kok tumben jemput Ara." lanjut Rachel.

"Ayah lagi luang aja sayang." kata Arya.

Kemudian tatapan Arya beralih, "Ar?"

"Ah, Iyah om." jawab Arsen dengan langsung menyalimi tangan Arya.

"Rachel nya di bawa sama om dulu ya." ijin Arya.

Arsen menggaruk tengkuknya yang Tak gatal. "Ah iya om, silahkan."

"Ayah." Rengek Rachel.

"Kenapa?" Tanya Arya.

"Ara, pengen pulang sama Ar deh kayaknya."

Arya mengerut kan alisnya. "Kenapa?" Tanya Arya.

"Kayaknya Ara mau ke toko buku bareng Ar, Ayah ijinin gak?" Tanya Rachel.

Arya tersenyum. Kemudian ia menghela nafasnya. "Ya sudah, kalo anak ayah mau nya bareng Ar, Tapi inget pulang nya gak boleh malem" peringat Arya.

Rachel mengangguk cepat. "Makasih ayah." katanya dengan memeluk Arya.

Arya mengacak rambut Rachel gemas. "Iya sama sama." katanya.

Kemudian Arya ijin pamit kepada Arsen dan juga Rachel. Karena Rachel tidak jadi pulang bareng Arya, jadi Arya pulang sendiri.

"Ayok, Ar." ajak Rachel dengan langsung menggandeng tangan Arsen.

Arsen hanya mengangguk, kemudian ia langsung menaiki mobil miliknya.

Disisi lain.....

Motor besar warna hitam itu melaju sangat cepat, jika ada polisi disini mungkin El sudah terkena tilang.

Di balik helm full face nya, El meneteskan air matanya. "Ayah lebih sayang sama Rachel bunda." Batin El.

"Kenapa semuanya gak adil bund, El juga mau di peluk sama ayah, Di jemput ke sekolah."

"Kenapa ayah jahat sama El bunda....."

Brakkkkkk

Suara benturan keras begitu nyaring.
Motor yang di kendarai oleh El terhempas jauh, Menghantam pembatas jalan.

Akibat El kurang fokus, ia hampir saja menabrak seorang anak kecil, untung saja ia langsung membanting awak motor ke pinggir dan Alhasil ia yang menjadi korban.

Samar samar El melihat seseorang datang dengan tergesa. Hingga beberapa detik kemudian kesadaran El hilang.

Dua jam berlalu....

Ruangan serba putih, Dan bau obat yang sangat menyengat. Gadis itu perlahan membuka matanya.

"Kenapa gue disini." Gumamnya.

Remaja tampan yang baru saja kembali dari toilet langsung menghampiri El dengan panik.

"El, Lo udah sadar? Lo gak pa_pa? Mana yang sakit? Biar gue panggil dokter sekarang." ucap saka beruntun. Hingga membuat El terkekeh dan pusing.

"Apaan sih sa, Kalo ngomong satu satu." El terkekeh.

"Gue gak becanda ya." Peringat saka, meskipun ia juga malu sendiri, se_ khawatir itu ia kepada El.

"Ahahah. Iya gue baik baik aja sa. Cuman sakit dikit." Jawab El.

"Yang mana yang sakit? Gue panggilin dokter sekarang ya."

El menggeleng. "Gak perlu, Nanti aja." kata El.

Saka mengangguk. Kemudian ia duduk. "Ko Lo bisa jatuh gitu sih?" Tanya saka.

"Tadi gue kecepatan bawa motornya, terus gue gak liat kalo di depan gue ada anak kecil, ya supaya gue gak nabrak tuh bocah, gue banting motor lah." Jawab El enteng. Sesekali ia juga meringis.

"Tapi itu juga bahaya buat Lo El." cemas saka.

El mengangguk. "Gue tau, tapi mau gimana lagi." Jawab El. "Eh tapi udah lah yaa, gak usah di bahas, lagian udah terjadi juga." Kata El dengan wajah di buat se imut mungkin.

Saka hanya menghela nafas. "Iya deh, dasar ya Lo bocah." ucap saka dengan memukul keras kaki El.

"Awshhhh sakit bangsat." Ringis El

Saka yang sadar langsung mengelus kaki El. "Eh sorry sorry." ucapnya.

Kemudian El memanyunkan bibirnya. "Yaudah, karena gue barusan buat kesalahan, Gue turutin deh apa kemauan Lo." pasrah saka. Ia tak sanggup jika melihat El memajukan bibirnya hingga beberapa senti.

El tersenyum lebar. "Oke, Gue maafin" jawab El cepat.

"Tapi hari ini doang." Ucap saka dengan wajah memelas.

El mengangguk antusias, lumayan juga niatnya ingin mengerjai Saka. El malah semakin mendapatkan untung besar.

"Apa senyam senyum" Kesal saka. Namun El hanya menyengir saja.

"Jangan jangan nih anak minta yang aneh aneh." Gerutu saka dalam hati.

.....

Typo tandai ✍️

Terimakasih sudah membaca 🤗

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang