Jangan lupa vote komen+share
Selamat membaca 🤗
.
.
."wahhh gila. Lo tadi keren banget El" Puji Silvi dengan menyodorkan beberapa makanan di hadapan El.
Namun El hanya menganggapnya dengan malas. "Biasa aja" jawab El.
Silvi menggeleng cepat. "Lo luar biasa El" ucap Silvi matanya sedikit berbinar. Ia kagum dengan El.
Sontak El mengalihkan pandangannya, ia melihat Silvi dengan tatapan teduh.
"Lo orang ke tiga yang bilang kalo gue luar biasa" Lirih El.
Silvi menatap El dengan senyuman nya. Mengerti akan situasi. Silvi segera mengalihkan perhatian.
"Ah udah. Mending sekarang Lo makan nih" Silvi menyodorkan beberapa camilan enak di depan El.
"Tumben Lo ngasih gue camilan sebanyak ini"
"Bukan gue yang ngasih. Tapi anak anak" celetuk Silvi.
El menatap Silvi dengan tatapan bertanya. "Maksud Lo" tanya El.
Silvi menghembuskan nafasnya kasar. "El. Lo nyadar gak sih? Saat jam istirahat tadi, semua orang liat Lo. Lo bagaikan bintang" heboh Silvi.
"Kayaknya bentar lagi Lo viral deh El" lanjut Silvi dengan memikirkan sesuatu yang sangat wawww nantinya.
El memutar bola mata memelas. "Apaan sih Lo. Gue gak suka" ucap El dengan melipat kedua tangannya.
"Gak papa si El, ayolah"
"Gue gak suka jadi pusat perhatian orang orang" ucap El dingin.
Silvi hanya mengangguk. "Oke gue ngerti" jawab Silvi lesu.
"Tapi serius ya. Tadi itu Lo nyanyi keren banget, berasa nonton konser gue" Silvi kembali heboh.
"Lupain yang tadi" ucap El dengan meminum jus alpukat.
"Mana bisa, Gue gak bakal bisa lupain yang tadi hahah"
"Hahah" El meniru gaya bicara Silvi. "Diem Lo" lanjut El.
Seketika Silvi terdiam dari tawanya. Menyeramkan juga melihat wajah El yang super galak itu.
"Ekhem"
Sontak El membulatkan matanya sempurna. Sementara Silvi, ia hanya tertawa kecil.
"El gue ke toilet dulu ya, kebelet gue" pamit Silvi.
"Shit. Diem Lo" bisik El kepada Silvi dengan nada kesal.
Sementara Silvi ia tak menghiraukan perkataan El. Sebelum mendapatkan amukan dari el. Silvi segera bergegas pergi.
"Siapa yang nyuruh Lo duduk disini?" Tanya El ketus.
"Kenapa? Gak boleh" tanya Arsen. Raut wajahnya sedikit sendu.
El menghembuskan nafasnya kasar. "iya gak boleh"
Arsen mengangguk, kemudian ia menyodorkan setangkai mawar putih.
"Ini"
Ah siapapun tolong. Mawar itu terlihat sangat cantik. Arsen ini keterlaluan.
"Gue gak suka bunga" jawab El dengan mengalihkan pandangannya.
Arsen menatap bunganya sendu. Baru kali ini El menolak bunga darinya. Padahal waktu dulu, El tidak pernah menolak bunga.
"Yaudah kalo kamu gak mau, aku buang aja" kata Arsen. Kemudian ia beranjak dari duduknya, tepat beda di sudut kantin. Ada Tong sampah.
Arsen menatap bunganya sendu. Kini ia akan membuang mawar putih itu.
"Tunggu"
Arsen terpaku sejenak. Kemudian ia tersenyum simpul.
"Jangan di buang. Mawar putih lagi langka" ucap El.
Kemudian Arsen membalikkan badannya, Ia tersenyum hangat ke arah El. Namun El masih sama. Bermuka datar.
"Aku gak bakal buang bunganya. Asal kamu terima"
El mengangguk malas. "Mana?" El menyodorkan tangannya.
Arsen tersenyum, kemudian ia mendekati El. Lalu memberikan setangkai mawar putih itu ke tangan El.
"Nih, mungkin nanti juga layu" kata Arsen. "Sama kayak hati kamu buat aku" lanjut Arsen.
"Maksudnya?" Tanya El.
Arsen kembali duduk, ia berhadapan dengan El.
"Maksudnya, mungkin hati kamu untuk aku udah musnah" keluh Arsen.
El memutar bola matanya memelas. "Udah deh" kesal El.
"Aku mau Memperbaiki hubungan kita El. Apa kamu mau?" Tanya Arsen.
Sontak El membulatkan matanya sempurna. "Mau apa?" Tanya El. Padahal ia mengerti apa maksud Arsen.
Arsen menghembuskan nafasnya lelah. sebetulnya ia tak suka bertele tele.
"Aku mau kita balikan"
Brak
El menggebrak mejanya kuat. hal itu membuat Arsen kaget.
"Eh sorry" ucap El salting sendiri. Ah sial kenapa jantungnya berdetak kencang. Rasanya pipinya memanas.
Bukannya marah. Justru Arsen hanya tersenyum simpul. Ia tau jika El salah Tingkah.
"Aku ngerti, Dan aku bakal tunggu jawaban kamu, kapanpun itu" bisik arsen.
Suaranya terdengar berat, dan El menyukai itu. Sialan.
El meneguk ludahnya. Ia kembali sadar, Dan ternyata Arsen sudah berjalan meninggalkan dirinya.
"Sialan" ucapnya dengan memegang dadanya, Rasanya ia Dejavu sendiri.
Oh no. Seharusnya ini tidak terjadi. Apa benar ia masih mencintainya, bukanlah El sudah membenci Arsen.
Terkadang cinta bisa melupakan segalanya. Sialan!
......
Typo tandai ✍️
Terimakasih sudah membaca 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca💚 Serupa Tapi Tak Sama? Cerita tentang Saudari kembar, Dia Adalah RAQUEL QUEEN ZAA & RACHEL QUEEN ZAA. Ternyata meskipun mereka terlahir kembar, Banyak sekali perbedaan Sikap di keduanya. Jangan jadi silence riders plisss...