Jangan lupa vote komen share
Selamat membaca 🤗
Arsen memarkirkan mobilnya tepat di parkiran sekolah, kemudian Arsen keluar dari dalam mobil tersebut, dan membukakan pintu sebelahnya lagi.
"Turun". Titah Arsen.
Namun El tek menyahut, ia malah terus menatap horor Arsen.
"Ayo!". Paksa Arsen.
"Gue bilang enggk. Ya. Enggak Ar". El berdecak. "Ngerti gak sih Lo!".
"Enggak".
Ah sialan, rasanya El ingin mencakar wajah tampan Arsen tersebut.
"Ayolah". Ajak Arsen lagi dengan memohon, dan itu sangat manis. Ah sialan!.
Terpaksa, El turun dari mobil tersebut, Sialnya, jika bukan karena ancaman Arsen tadi di rumah, ia mungkin tidak akan pergi ke sekolah.
"Oke, gue turun". Putus El.
Arsen mengangguk ria, kemudian dengan senang hati pintu mobil Arsen terbuka lebar.
El menghirup udara bebas, kemudian ia melangkah kan kakinya. Arsen yang setia menemani nya, membuat El tertolong. Karena jika Arsen tidak berada di sampingnya, pasti El kena cibiran oleh beberapa siswa.
"Eh! Itu El kan, enak banget ya jadi orang kaya, udah libur nya lama, gak ijin pula, tapi masih bisa keterima sekolah di sini"
"Lo kayak gak tau dia aja,"
"Denger denger, Rachel sama Arsen udah putus, apa penyebab nya itu El?".
Mendengar cibiran itu, Arsen menghentikan langkahnya, ia menatap segerombolan siswi itu dengan tajam.
"Jaga mulut kalian". Ucap Arsen "atau kalian gak bakal tenang sekolah di sini".
Seketika segerombolan siswi itu terdiam, baru saja Arsen membuka suara dengan sangat dingin dan tajam.
Siswi tersebut kemudian pergi dengan terdiam dan takut. Dan Arsen masih menggeram marah.
Namun sedetik kemudian ia tersadar, jika El sudah tidak berada di dekatnya lagi.
"Sialan!". Gumam Arsen.
......
Malas melihat dan mendengar siswi kurang kerjaan tadi, El lebih mempercepat langkahnya. Sebaiknya ia segera masuk ke dalam kelas, atau telinganya akan kepanasan.
"Silvi". Gumam El.
El melihat Silvi yang sepertinya tengah melamun di depan pintu kelas nya. El menghembuskan nafasnya kasar, bukankah akan lebih menyebalkan jika ia bertemu dengan Silvi sekarang. Sungguh masih ada rasa kecewa kepada kepada sahabatnya itu.
El melewati Silvi, dan sepertinya Silvi masih belum menyadari nya. Namun baru juga tiga langkah melewati silvi. Silvi membuka suara.
"El". Panggilnya lirih.
El tak menyahut, "El". Silvi kembali menyebut nama El, dan menghampiri El yang kini sudah duduk manis di bangkunya.
Silvi membuntuti El dari belakang. "El, Lo oke kan, gue khawatir banget sama Lo, gue udah cari Lo kemana mana tapi gue tetep gak bisa temuin Lo. Dan sekarang". Mata Silvi berkaca kaca.
"Sekarang Lo kembali, tanpa gue cari huaaaaaaaaaqaaaaaaaaa". Silvi menangis terisak, kemudian memeluk tubuh El kuat. Namun seperti biasa tak ada reaksi apapun dari El.
Semua teman sekelasnya menatap kedua gadis itu dengan tatapan aneh. Memang, kedua manusia ini begitu tidak peduli dengan sekitar.
"El Lo gak bisu kan hiks hiks,"
"Elll"
"HUAAAAAHHHHHHHH ANJIR EL GAK BISA NGOMONG"
BRAKKKK
"Diem". El memelototi Silvi. Silvi menelan slivanya susah payah, menakutkan sekali.
"Hehe, gue kira Lo gak bisa ngomong anjirr".
"Serah Lo!".
Silvi memanyunkan bibirnya. Ia kembali terisak, namun tak sekeras tadi, kemudian Silvi melipat kedua tangannya di atas meja. Dan membungkukkan kepalnya.
"Hikss hiks hiks". Isak Silvi.
Sebetulnya El tak tega, namun Silvi harus di beri pelajaran. Biar dia tau, kalau apa yang El Ucapkan bukan main main.
El berdecak sebal. Karena sedari tadi belum ada guru yang masuk, padahal ini sudah jam pelajaran.
BRAKKK
Semua atensi menatap El heran. "Woy! Jarwo, Gurunya mana?".
Jarwo menautkan kedua alisnya. " Loh jam pelajaran pertama kan di kosongin".
"Sialan!".
"Kalian sih, tadi kan udah di kasih tau, malah sibuk berdua, itu juga, kenapa Silvi nangis, Lo ambil perawan dia ya hah". Ledek Jarwo.
"Enak aja, ngomong apa Lo!".
Sialan sekali si jarwo ini, rupanya hampir sebulan ia tidak masuk, membuat seluruh teman sekelasnya semakin berani kepadanya.
"Lo berani sama gue!". Tantang El dingin.
"LO MULAI BERANI SAMA GUE HAH"
BRAKKKK
Semua siswa menatap takut ke arah El. "Ma_maaf El, gue tadi cuman becanda".
"LO JUGA! DIEM! PUSING GUE DENGER LO NANGIS". Bentak El kepada Silvi.
Silvi menatap nanar ke arah El. Kenapa El sekejam itu.
"Kok, Lo jahat banget sama gue El. Hiks hiks".
El menghembuskan nafasnya lelah. Ia melipat kedua tangannya, ia kemudian menatap ke arah luar kosong. Dan itu semua tak luput dari perhatian seluruh teman sekelasnya.
Sebetulnya El itu baik, bagi siapapun yang mengenalnya. Oleh karena itu teman teman El merasa heran oleh tingkah El barusan.
"El kami minta maaf sama Lo". Raka mulai membuka suara.
El menghembuskan nafasnya gusar. "Gue yang minta maaf sama kalian". Jawab El. Ia masih setia menatap kosong ke arah luar.
"Karena gue gak masuk sekolah, si kaca mata masuk rumah sakit".
Semua teman sekelasnya mengangguk. "Lo gak salah El, mungkin itu emang nasib orang yang gak punya sama gak berguna kayak kita, makannya kita kena lili kena buli terus".
"El". Lirih Silvi.
"Maafin gue Vi". Ucap El. Silvi mengangguk.
"Gue yang minta maaf sama Lo, karena waktu itu...".
"Udah, gak usah di bahas".
Silvi mengangguk, kemudian memeluk El kuat. "Gue kangen banget sama Lo sumpah El" Silvi mengusap matanya kasar.
Semua yang menyaksikan interaksi antara El dan Silvi merasa terharu. Kedua temannya itu begitu berarti bagi orang orang yang sering terkena buly, dan itu tanpa sepengetahuan sekolah dan tentunya siswa luaran. Seperti OSIS dan beberapa organisasi.
"The best lah pokoknya, gak salah gue satu kelas sama kalian, walaupun nama kalian jelek di sekolah ini, tapi tetap buat kami, kalian itu terbaik buat kami, termasuk Lo El".
"Iya, Lo itu berperan penting, sama kasus kasar kayak gini, walaupun nama Lo yang jadi taruhan nya, tapi Lo tetep mikirin teman Lo yang gak berguna ini". Sahut Jarwo.
Ya! Memang kelas yang mereka gunakan saat ini adalah, kelas yang sangat tercoreng, atau istilah nya kelas buangan. Karena semua guru termasuk murid lain memandang kelas ini dengan jijik. Karena penghuninya banyak yang tidak berguna.
Dan untuk yang El maksud tadi mengenai lili, lili adalah siswa yang sangat bodoh dan culun, oleh karena itu banyak antek antek yang sering membuly nya.
.......
Typo tandai ✍️
Terimakasih sudah membaca 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca💚 Serupa Tapi Tak Sama? Cerita tentang Saudari kembar, Dia Adalah RAQUEL QUEEN ZAA & RACHEL QUEEN ZAA. Ternyata meskipun mereka terlahir kembar, Banyak sekali perbedaan Sikap di keduanya. Jangan jadi silence riders plisss...