60. SERUPA TAPI TAK SAMA

604 19 0
                                    

Jangan lupa vote komen share

Selamat membaca 🤗

Di malam hari, hujan deras turun membasahi bumi, hujan turun dengan kilatan petir, dan gugur. Dan hal itu membuat gadis itu merasa sedikit takut.

30 menit lagi operasi akan segera di laksanakan, Namun perasaan El menjadi tak tenang.

Ia begitu membutuhkan seseorang di sampingnya, namun sayangnya tidak ada satu orang pun.

Dengan memakai kursi roda, ia melihat ke arah jendela. Hujan begitu deras, ingin sekali El beranjak dari duduknya dan menikmati hujan itu, namun sayangnya semesta seperti melarangnya untuk bermain hujan.

Hujan dan petir, El tidak menyukai nya, bukan berarti El suka hujan maka El akan biasa saja jika melihat petir. Itu salah besar, hal yang paling El takuti adalah petir. Kilatan itu mampu membuat tubuh El gemetar. Bahkan trauma di masa lalu akan terbayang begitu saja.

"Bunda." Lirihnya.

Keringat yang mulai membasahi tubuh El, namun ia berusaha melawannya, ia mencoba menghilangkan bayangan di masa lalunya itu.

"Enggak, bukan El yang salah." Gumam El dengan memegang kepalanya kuat.

Brukkk

El terjatuh, bayang bayang saat kecelakaan itu hadir. Sungguh rasanya ingin sekali El teriak dan meminta tolong, namun rasanya begitu kelu.

Dorrr

Suara gugur terdengar begitu nyaring, dan hal itu membuat El semakin terpuruk.

El terus meremas kepalanya, dan ia terus bergumam.

"Bunda."

"El ikut bunda,"

"Enggak ini bukan salah El, bukan El yang salah."

"Awshhh, Sakitttt."

"Toolong, to_long."

.....

Suara riuh di luar rumah sakit begitu ricuh, entah kenapa itu membuat saka merasa penasaran.

Hujan dan gugur di luar saling bersahutan, hal itu membuat keadaan semakin mencekam. Ingin rasanya saka beranjak dari tidurnya lalu memeriksa keadaan diluar, namun sayangnya tubuhnya masih belum kuat.

Sebetulnya ia bisa saja meminta bantuan kepada Adi, tetapi tidak mungkin. Ia tidak boleh terlalu merepotkan sang ayah.

"Cepat bawa anak saya."

"Kenapa bisa begini, kalian semua tidak becus menjaga anak saya."

Teriak seseorang di luar sana, namun samar samar saka seperti mengenali suara itu.

Entah mengapa pikiran saka tertuju kepada sahabatnya, Raquel.

Kemudian ia menatap nanar ponsel di atas nakas itu, mungkin hari ini ia akan mencoba menghubungi El.

Dengan pelan ia mencoba meraih ponselnya tersebut, takut menganggu Adi yang tengah beristirahat.

Dapat!

Saka tersenyum bangga, karena ia bisa mengambil ponselnya tersebut.

Kemudian saka mulai mengotak Atik ponselnya, hingga senyum saka terbit seketika.

El cantik

•Aka Lo kemana aja sih?
•anjir! Kebangetan Lo, liburan gak ngajak gue huhu.

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang