18. Serupa tapi tak sama

1.7K 61 0
                                    

Jangan lupa vote+komen

Happy reading


Gadis itu membuka matanya perlahan, Sinar mentari yang menembus jendela kamar, membuatnya hangat.

Kemudian ia mencoba bangun dari tidurnya, Namun entah mengapa rasanya tubuhnya begitu sangat sakit.

Sekejap ia ingat kejadian semalam, yang membuat hatinya kembali sakit.

"El, El. Kok Lo masih hidup aja si" Gumam nya kepada dirinya sendiri.

Kemudian tatapan nya beralih, ia melihat luka yang ia buat waktu itu, Dan Ia tersenyum getir, kala melihat lukanya yang sudah di obati itu.

Dredd dredd

Raquel mendengus sebal, Siapa orang di pagi begini yang menganggu waktunya.

"Hm?" Tanya El.

"El, hari ini lo main ya ke rumah gue" pinta Silvi di sebrang sana.

Ya! Silvi yang menganggu El hari ini. "Gue sibuk" jawab El.

"Nyebelin ya Lo" dengus Silvi "padahal hari ini kan anniversary bokap sama nyokap gue"

El membulatkan matanya. "ahaha, gue becanda, ok. Nanti gue kesana" Putus El.

"Serius Lo? Aaaaaa Lo emang bestieee paling love love deh" Heboh Silvi

El memijat pelipisnya, sedikit pusing jika berbicara dengan Silvi. "Hm, Gue tutup telpon nya, Bye"

Tutt tuttt....

El mematikan telpon nya sepihak, Dan sudah dipastikan jika nanti Silvi akan mengoceh kepada dirinya.

.......

"El" panggil Rachel. "Kamu mau kemana?" Tanya Rachel.

"Pergi" jawab El singkat.

"Kamu masih sakit El?" Khawatir Rachel.

"Terus?" Tanya El.  "Hubungannya sama Lo apa?" Sinis El.

"El Lo kenapa sih, Gak pernah nurut sama aku, Aku kahwatir sama kamu" lirih Rachel.

El memutar bola matanya memelas. "ok, thanks udah kahwatir sama gue" setelah mengatakan itu El pergi tanpa memberitahu ia akan pergi kemana kepada Rachel.

.........

Taksi On Line yang di tumpangi oleh El berhenti tepat di depan gerbang rumah Silvi.

Bangunan mewah nan indah itu membuat El kagum.

Memang rumah El juga sama besar dan cantik, Namun rumah milik Silvi memiliki desain khusus.

Tok tok tok

Ckrek

"Non El, Silahkan masuk" Ucap salah satu pelayan mempersilahkan.

"Terimakasih bi" jawab El.

Seperti di rumah sendiri, El berjalan menuju tangga, Untuk segera menemui Silvi.

"WOYYY EL SINI" Teriak Silvi.

"LO NGAPAIN DISITU" Teriak El. Kala melihat Silvi dari balik jendela kamarnya.

Bayangkan saja, El kira Silvi sedang berada di kamarnya, Namun ternyata dugaannya salah.

"Turun Lo" Titah El.

"BENTAR, TANGGUNG NIH, MANGGA NYA BANYAK"

"gila" gumam El.

Yap! Kini Silvi sedang berada di pohon mangga yang berada di taman miliknya, Dan asal kalian tau tinggi pohon itu sekitar 3meter. Memang Silvi ini. Terlalu.

Dan asal kalian tau, jika Mami Dan pipi Silvi mengetahui kelakuan anak nya barusan, mungkin saja ia akan kena hukum.

El hanya menggeleng kan kepalanya, Dan ia duduk manis di atas balkon kamar Silvi, sembari sesekali menerima buah mangga yang di lempar kan oleh Silvi. Lumayan juga pikirnya.

Sebetulnya buah buahan sudah sedia di rumah Silvi, tanpa perlu memetik sendiri. Namun Rasanya buah yang langsung dipetik dari pohonnya langsung rasanya sangat enak.

"Nah kan Lo, suka kan hah" kesal Silvi kala dirinya sudah berada di samping El.

El mengangkat bahunya tak acuh, dan kembali melahap mangga di tangan nya itu.

"Ngerujak yuk?"

"Gak, pasti itu asem banget buahnya" tolak El.

Silvi mendengus sebal. "Padahal itu juga sedikit asem deh. Tapi Lo mah doyan doyan aja tuh" Kesal Silvi.

El menghembuskan nafas nya kasar. "Oke, tapi gue mau pedes" putus El.

Namun Silvi malah mengerucut kan bibirnya. "Lo kan tau kalo gue gak suka pedes" kesal Silvi.

"Lebai Lo"

"Mulutnya minta sumpel ya Lo" tunjuk Silvi kesal.

"Nyenyenye"

"Udah gue bete sama Lo" marah Silvi.

Namun El hanya terkekeh. Lalu ia beranjak dari duduknya.

"Mau kemana Lo?" Tanya Silvi.

"Bikin rujak"

"Gak usah, gue gak suka"

"Dih, emang ada yang bilang kalo rujak nya buat Lo?" kata El.

Silvi semakin di buat geram sendiri. "Yaudah sana"

Namun meskipun sangat kesal, Silvi tetap saja mengekori El.

......

"Mau kemana Lo?" Tanya El.

"Gue mau ngemis, Lagi boke gue"

"Lah ngapain ngemis kan Lo kaya"

"Kan yang kayak bokap sama nyokap, bukan gue" Jawab Silvi.

"Dih, Gue suka nih, Kalo gitu gue ikut ngemis bareng deh" Ucap El.

Sebetulnya ia hanya becanda, sesegera mungkin El akan membalikan mood Silvi.

"Non ini Rujak nya, satu pedes satu enggak"

El tersenyum. "Terimakasih Bi"

Silvi masih setia melipat kedua tangannya, "Nih punya Lo yang gak pedes"

"Gak! Makasih"

"Yehhh! Si ogeb udah di bikinin juga" kesal El dengan melahap rujaknya rakus.

"Yaudah kalo Lo gak mau, gue makan aja" ucap El dengan mengambil rujak milik Silvi.

Namun dengan secepat kilat, Silvi segera kembali merebutnya.

"Aaaaa jangan dong, gue pengen tau, kan gue lagi ngidam"

Sontak El membulat kan matanya. "Gila! Lo buncit sama siapa?"

"Ya, Gue buncit nya sama Itu, Si akang Seblak, Akang bakso, Akang Somay, dan masih banyak lainnya, Gila sih. Seharusnya si akang yang jualan nya itu pada tanggung jawab" Ucap Silvi menggebu, sesekali ia memakan rujak miliknya dengan lahap.

Sedangkan El di buat cengo sendiri, seketika nafsu makan rujaknya menghilang.

"Kenapa gue punya temen gini amat ya Allah" Gumam El mendramatis.

......

Tapi seru juga gak si punya temen kayak Silvi 😭

Typo tandai ✍️

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang