Haii, Jangan lupa vote, komen, share yaaa bestiii
Jangan jadi silent readers
Selamat membaca 🤗
......
Seperti yang di janjikan tadi pagi, kini Raquel Dan saka tengah berada di sebuah kafe.
"Gue seneng banget, setelah Dua tahun kita gak ketemu, akhirnya kita bisa ketemu lagi." Heboh El.
Saka tersenyum. "Gue juga seneng, karena bisa ketemu sama Lo lagi." Ucap saka dengan mengacak pelan kepala El.
"Waktu itu, Gue heran. Kenapa tiba tiba Lo pindah gitu aja." Keluh El Dengan menatap saka sendu.
Saka tersenyum getir. "Waktu itu bokap gue terpaksa harus pindah ke Malaysia, Karena urusan pekerjaan." Jawab Saka benar adanya.
El mengangguk mengerti, "Tapi kenapa lo ikut?"
Saka menatap El sendu. "Gue___" Gantung Saka.
"Gue apa?" Kesal El yang sudah semakin penasaran.
"Gue laperrr...." Rengek saka.
El menatap tajam saka. "Lo yaa." tunjuk El gemas.
"Ahahahah, Udah ah, gue laper pengen makan." Ucap saka mencoba mengalihkan pembicaraan.
El hanya menghela nafas. "Oke, Gue pesenin dulu."
Saka mengangguk, Akhirnya ia bisa mengalihkan pembicaraan ini. Karena saka hapal betul, Jika menjelaskan sesuatu kepada El harus se_ detail mungkin. Dan saka tidak ingin menjelaskan lebih dalam soal perpindahan nya waktu itu.
Dilain tempat.........
"Ar." Panggilnya.
Arsen yang sedang fokus belajar pun menatap Rachel. "Kenapa?" Tanya nya.
"Aku heran deh." Ucap Rachel, dengan menenggelamkan wajahnya.
"Heran kenapa?" Tanya Ar.
"Kenapa El suka ngebangkang sama ayah." ucap Rachel dengan raut wajah sedih.
"Aku takut Ar, Aku takut ayah sakit, karena terus mikirin El." Khawatir Rachel.
Arsen menghela nafasnya berat. "Kamu tenang aja, semua bakalan baik baik aja, mungkin El punya alasan sendiri kenapa ia begitu."
Rachel menggeleng cepat. "Gak Ar, bukan itu aja, kadang El suka ngancem aku, kalau aku Deket Deket kamu, pasti dia bakal nyakitin aku." Sedih Rachel.
Arsen menggeram marah. "Bu_bukannya Dia yang mutusin kamu ya?" Tanya Rachel.
Arsen mengalihkan pandangannya, Ia marah juga sakit. Jika berbicara mengenai ia dengan El. Mantan kekasihnya.
"Hel, Gue pulang" pamit Arsen. Tanpa menunggu Jawaban dari Rachel, Arsen pergi begitu saja.
Melihat itu, Rachel menatap nanar Arsen, yang sudah berdiri, berniat meninggalkan dirinya.
Sudah biasa! Arsen selalu menjauh jika membicarakan soal hubungannya dengan Raquel.
Rumah Arsen Dan Rachel tidak jauh, Mereka satu komplek, Dan ya Rumah mereka berhadapan.
Melihat kepergian Arsen. Rachel tersenyum penuh kepedihan. "Apapun itu gue bakal menang El, Termasuk Arsen. Sebentar lagi Arsen bakal jadi milik gue." Gumam Rachel.
Waktu terus berjalan, Tak terasa kedua pemuda itu sampai rumah sangat malam.
"Oke sampai, Thanks ya, udah anterin gue pulang."
Saka tersenyum, Ia mengangguk. "Iya santai El. Eh Rachel ada di rumah gak?" Tanya saka.
El mengangguk ragu. "Rachel, Iya. Rachel ada kok. Lo mau masuk dulu." Tawar El.
Saka menggeleng. "Gak usah, gue mau langsung cabut aja."
El mengangguk. "Yaudah kalo gitu, gue masuk, Dan Lo hati hati di jalan, jangan ngebut." Peringat El.
Saka menatap El penuh rindu. Saka benar benar merindukan sikap El yang bawel, Bahkan hingga sekarang El tidak berubah.
"Sip, kalo gitu gue pergi." pamit saka. El mengangguk, kemudian mengangkat tangannya membuat tanda perpisahan.
Brum Brum...
Motor besar milik saka pergi membelah jalanan, El menghela nafas panjang. Ia masih tak menyangka jika ia bisa kembali bertemu dengan saka.
"Saka. saka. Tuh bocah gak pernah berubah." El menggelengkan kepalanya, ia terkekeh kecil, kala mengingat dahulu.
"BAGUS YA KAMU." Teriak seseorang dari belakang.
El memutar bola mata memelas. Ia harus siap siap pasang fisik dan mental yang kuat.
"MASUK" Perintah nya.
El menurut, ia masuk ke dalam rumah besar itu.
Brukkk
Arya menutup pintu dengan kuat, hingga menimbulkan suara yang begitu nyaring.
"SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG, JANGAN PULANG MALAM"
"Ini masih jam 10 ayah." kesal El.
Plak
Satu tamparan keras melayang dari tangan Arya. El tersenyum getir.
"DIAM, DASAR ANAK PEMBANGKANG." Murka Arya
Plakkk
El memejamkan matanya, Tamparan Arya begitu keras, hingga membuat pipi El merah.
Tidak peduli dengan rasa sakit di wajah nya, Hatinya lebih sakit.
"Udah puas yah, UDAH PUAS AYAH TAMPAR EL, KALO BELUM PUAS. BUNUH EL SEKARANG AYAHHH." Teriak El dengan mata yang merah, ia menahan air matanya supaya tidak jatuh.
Pranggggg
Arya kembali membanting sebuah guci besar ke arah El. Hingga beling nya mengenai kaki El.
"Ayahh." panggil seorang gadis dengan suara gemetar.
Arya menoleh, Arya tersenyum hangat kala melihat Rachel datang dengan wajah muka bantal nya.
"Ayah kenapa?" Tanya Rachel
Arya menggeleng. "Tidak sayang, ayah tidak apa apa. Ayah hanya sedang mendidik Adik kamu, supaya ia menjadi seperti kamu. Maaf jika ayah mengganggu tidurmu."
El membulat kan matanya, mendidik? Apa maksudnya.
El berdecih pelan. "Dua tamparan itu bukan mendidik ayah."
Arya menoleh, ia menajamkan matanya. "Diam anak sialan. Masuk kamar, CEPAT."
El memutar bola mata memelas. "Selamat malam Rachel kesayangan nya ayah." Bisik El kala melewati Rachel.
Rachel menatap Arya sendu. "El kenapa ayah?" Tanya Rachel.
"Anak itu, selalu membuat ayah pusing." Ucap Arya, dengan menatap pecahan beling di bawah sana.
"Yasudah, lebih baik Sekarang ayah tidur, besok kan ayah kerja, jadi harus istirahat yang cukup."
Arya tersenyum. "Iya sayang, kalo gitu ayah istirahat dulu."
Rachel mengangguk. Setelah Arya sudah kembali ke kamarnya, ia menatap jengah pecahan guci itu.
"El. El. Selalu saja menyusahkan" gumam Rachel.
.......
Terimakasih sudah membaca 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca💚 Serupa Tapi Tak Sama? Cerita tentang Saudari kembar, Dia Adalah RAQUEL QUEEN ZAA & RACHEL QUEEN ZAA. Ternyata meskipun mereka terlahir kembar, Banyak sekali perbedaan Sikap di keduanya. Jangan jadi silence riders plisss...