53. serupa tapi tak sama

595 31 1
                                    

Jangan lupa vote komen share

Selamat membaca 🤗

Kini gadis itu tengah bersiap, dan menunggu seseorang yang akan menjemputnya sekarang.

Entah mengapa, El begitu merasa bahagia. Karena seseorang yang akan menjemputnya untuk pulang adalah Arya. Ayahnya sendiri.

Tadi pagi, setelah kepergian saka, Rachel menelpon nya. Dan dia bilang bahwa Arya dan dirinya yang akan menjemput El. Sungguh itu adalah kabar yang paling membahagiakan bagi El.

Apakah Arya sudah benar benar berubah? Dan apakah Rachel sudah berhasil membuat Arya sadar?. Entahlah, El tidak ingin memikirkan hal itu.

Mobil Mewah berwarna silver itu terparkir rapih di depan rumah El. El tersenyum hangat kala melihat Arya dan Rachel yang sudah turun dari mobil.

"El." Teriak Rachel dan langsung memeluk tubuh El kuat.

El membalas pelukan itu tak kalah erat. Kemudian tatapan El beralih, ia menatap sang ayah teduh.

Arya tersenyum, kemudian memeluk sayang tubuh El.

"Apa kabar anak ayah?"

Deg

Tak terasa cairan bening itu turun dengan sendirinya, El tidak menolaknya, malahan El semakin terisak, dan memeluk tubuh lelaki paruh baya itu kuat.

"Baik". Jawab El. "Sangat baik ayah." Lanjut El lirih.

El mencium kening El lama. "Maafin ayah sayang." Ucap Arya.

El mengangguk. "El udah maafin ayah, bahkan sebelum ayah minta maaf pun, El udah maafin ayah."

"Terimakasih sayang." Ucap Arya, yang kemudian kembali memeluk tubuh El.

"Ayo, sekarang kita pulang." Ajak Arya.

El dan Rachel mengangguk. "Ayo yah, Ara gak sabar banget" ucap Rachel antusias.

Arya dan El hanya terkekeh. Dan tidak lupa El mengucap syukur dalam hati, karena akhirnya penderitaannya selama ini, berbuah baik.

"Terimakasih tuhan." Lirihnya dalam hati.

Arya memasukan barang barang El ke dalam bagasi mobil, sebetulnya Arya sudah melarang El membawa barang tersebut. Namun El tetap kekeh. Dan soal bunga mawar, Arya tidak mempermasalahkannya jika bunga itu El bawa.

"Sudah?". Tanya Arya.

El mengangguk. "Sudah ayah".

"Yasudah, kalian berdua masuk duluan." Titah Arya.

Kedua gadis kembar itu mengangguk. "Baik ayah". Ucap keduanya bersamaan.

Sungguh sangat menggemaskan sekali kedua putrinya itu. Wajahnya yang sama persis membuat keduanya sangat lucu.

"Maafin ayah." Ucap Arya dalam hati.

.......

"El, kok kamu potong rambut sih, bukannya kamu bilang, kalau kamu suka rambut panjang ya?".

Kini El beserta Rachel dan Arya, sudah berada di dalam mobil, dan mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang.

El mengangguk. "Saat itu, gue benci rambut panjang, makannya gue potong."

Merasa tak enak, Rachel menundukkan kepalanya. "Maafin aku ya El". Lirih Rachel.

El tersenyum. "Gak usah minta maaf, bukan Lo yang potong." El terkekeh.

"Nanti gue panjangin lagi deh nih rambut, biar kita jadi kembar seiras lagi". El terkekeh membayangkan nya.

"Aduh anak anak ayah ini, kok malah ngomongin masalah rambut sih." Arya ikut menimpali.

Kedua gadisnya itu terkekeh. "kalian mau mampir dulu gak?" Tanya Arya.

"Mampir kemana ayah?" Tanya Rachel.

"Ke rumah bunda." Jawab Arya.

Rachel memalingkan wajahnya, menatap El yang kini tertunduk.

"El Gimana?". Tanya Rachel.

El mengangguk. "Gue mau."

"Baiklah anak anak ayah, kita jenguk bunda". Ucap Arya.

Rachel dan El mengangguk. Rasa pedih di hati keduanya masih sama. Kehilangan sosok bunda membuat keduanya merasa hampa.

......

Gundukan tanah menjadi pusat perhatian ke tiga insan ini.

"Bunda". Lirih El dengan mengelus nisan itu.

"Bunda apa kabar?"

"Bunda, El seneng banget. Karena sekarang ayah udah baik sama El".

"Bunda juga pasti seneng kan".

"Sekarang El Dateng kesini gak sendirian, tapi sama ayah." El menatap Arya. "Dan juga sama Rachel." Lanjut El, dengan menggenggam tangan Rachel.

Rachel tersenyum. "Hai bunda! Apa kabar?"

"Udah lama ya kita gak ketemu."

"Ara kangen banget sama bunda." Ucap Rachel dengan sedikit isakan.

Kemudian El dan Rachel tersenyum. Keduanya memeluk batu nisan itu. Dan cairan bening itu mengiringi keduanya.

El dan Rachel beranjak dari duduknya, mempersilahkan sang ayah.

"Kamu apa kabar?"

"Aku sangat merindukan kamu"

"Apakah kamu bahagia disana?"

Arya menahan air matanya supaya tidak jatuh. "Maafin aku,"

Tess

Sepertinya semesta pun mengetahui, betapa hancur nya Arya, kala ditinggal istrinya. Rintik hujan membasahi bumi.

"Ayo, sebaiknya kita pulang" ajak Arya.

Rachel dan El mengangguk. Lalu ketiganya pergi meninggalkan makam sang bunda dengan perasaan beratnya.

..........

Typo tandai ✍️

Terimakasih sudah membaca 🤗

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang