26. Serupa tapi tak sama

1.4K 47 0
                                    

Hai hari ini aku double up yaa

Jangan lupa vote. Komentar juga ya
.
.
.

Happy reading guys

.
.

Kini El sudah berada di rumah Silvi, Rumah besar berlantai 3 itu sangat indah dipandang.

Tanpa menunggu lama, Seseorang sudah membukakan pintu untuk El.

"Hallo bestieeee"

"Hm"

"Ada apa? Kok Lo nyuruh gue kesini" Tanya El.

"Gue punya alamat rumahnya Lita" Ucap Silvi tanpa mau bertele tele.

El mengangguk, Kemudian ia meminum habis teh yang disediakan di rumah Silvi. Silvi yang melihatnya pun hanya di buat geleng kepala.

"Lo haus?" Tanya Silvi polos.

"Gue laper" Ucap El kesal.

Silvi memutar bola mata memelas. "Gak ada makanan, lagi miskin gue" keluh Silvi.

Tanpa Ba BI Bu. El beranjak dari duduknya dan memeriksa seluruh dapur Silvi.

Sialan!

"Mau pelit Lo sama gue" kesal El, dengan mengambil piring, dan menuangkan nasi dengan lauk pauknya.

"Hahahah becanda gue, Abisnya si Lo kalo ke rumah gue pasti Minta makan" Gerutu Silvi.

"Gak di kasih makan sama bokap"

Silvi membulatkan matanya sempurna. "Gila" kesal Silvi.

"Gue becanda" Kekeh El. "Males gue, kalau makan dirumah. Gak se_,enak makanan dirumah Lo"

"Iya deh serah Lo."

.......

"Lo yakin ini rumahnya?" Tanya El.

"Gue yakin!" Jawab Silvi dengan meneliti ke seluruh halaman rumah Lita.

Ya sehabis acara makan tadi, El beserta Silvi langsung bergegas menuju rumah Lita.

Dan yang membuat El kaget adalah, Rumah Lita ini begitu kecil, jauh dari kata layak.

"Bukannya Lita itu anak dari Pengusaha terkenal ya" kata Silvi.

Merasa tak tau menau. El hanya mengangkat bahunya tak acuh.

"Ketok aja lah" Putus El.

Namun Silvi segera menahannya. "Eitss, Jangan asal ketok nyet" kesal Silvi.

"Lama bego!" Kesal El.

"Kita harus pastiin dulu" ucap Silvi.

El hanya menghembuskan nafasnya kasar. "Bacot Lo ah" kesal El.

Namun Silvi hanya menggerutu tak jelas.

Setalah hampir 15 menit lamanya El beserta Silvi celengak celinguk di halaman rumah yang katanya milik lita. El merasa gemas sendiri.

"Ah anjing, lama" kesal El.

Ckrek

Belum juga El mengetuk pintu rumah tersebut, Seseorang wanita paruh baya membuka pintu terlebih dahulu.

"Astagfirullah!" Kaget wanita tersebut.

"Kalian siapa?" Tanya wanita itu.

Silvi beserta El hanya tersenyum tak enak. "Hallo Tante, saya Silvi dan ini El" ucap Silvi dengan menyenggol lengan El.

"Ah iya Tante" Sapa El dengan wajah di buat seramah mungkin.

Wanita tersebut mengangguk. "Kalian ada perlu apa ya?" Tanya wanita tersebut.

"Mmm apa benar ini rumah Lita?"

Wanita paruh baya itu mengangguk ragu. "iya, ini rumahnya, ada apa ya?" Tanya wanita tersebut.

Seketika wajah Silvi menjadi senang. "wahh, saya temannya Bu" Heboh Silvi.

Wanita tersebut mengangguk. "Oh iya"

"Kalo boleh tau tante siapa ya?" Tanya Silvi.

"Saya Sera ibunya  Lita" Jawab wanita Tersebut dengan senyuman nya.

Silvi beserta El mengangguk. "Kalo boleh tau Lita nya ada gak tan?" Tanya Silvi.

Sera menggeleng lemah. "sudah seminggu ini dia tidak pulang" keluh Sera.

El beserta Silvi saling pandang. "Kalo boleh tau Lita kemana Tan?"

Sera menggeleng pelan. "Lita bilang mau ke Bandung, nyusul ayahnya, Dan Tante juga sudah mencoba menghubungi lita tapi..." ucap Sera dengan mata yang berkaca kaca.

"Lita malah tidak bisa dihubungi"

Merasa iba dengan kondisi Sera ibunda Lita, membuat El dan Silvi merasa tak enak.

Mengerti akan kondisi nya. El memutuskan untuk pulang saja. Tak enak juga, pikirnya!

"Kalau begitu kami minta maaf Tan, sudah menganggu waktunya, Kami permisi" pamit Silvi.

Sera mengangguk pelan. "Iya, tidak apa, tapi jika nanti Lita menghubungi kalian, tolong kasih tau Saya" pinta nya.

El dan Silvi mengangguk, "baik Tante, Kita bantu cari Lita" kata Silvi.

........

Setelah pulang dari rumah Lita, Silvi mampir dulu ke rumah El. Rasanya sudah lama ia tak main ke rumah sahabat nya itu.

"Wihh, Bunga mawar nya bangus banget" heboh Silvi kala melihat tanaman bunga di balkon kamar El.

"Eh tapi kok yang ini udah layu sih" ucap Silvi kala melihat mawar putih yang hampir mati.

El menatap bunga tersebut. "Itu dari Arsen" jawab El.

Silvi mengangguk. "Meskipun Lo udah benci sama Arsen, Seharusnya Lo jangan ngebiarin itu bunga mati"

"Cukup perasaan Lo aja, Bunga nya jangan" lanjut Silvi.

Benar! Kenapa El tidak merawat mawar putih itu lagi, bukankah jenis bunga mawar El begitu menyukai nya.

"Lo bener " lirih El.  Dengan memeriksa bunga yang sudah lama tak terurus itu.

"Gue ambil air dulu, buat nyiram Bunga ini" ucap El, Silvi hanya mengangguk.

"Vi bantuin dong" Pinta El.

Silvi menganga tak percaya, karena El mengambil air sangat banyak.

"Gila Lo" kaget Silvi.

"Itu air buat mandiin bunga apa, buat mandi Lo, banyak bener"

"Sekalian Vi" Kesal El.

Silvi hanya mengangkat bahunya tak acuh. "Serah Lo"

Terimakasih sudah membaca

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang