11.serupa Tapi Tak Sama

1.8K 70 0
                                    

Happy reading
.
.
.

El memasuki kelas nya dengan kaki sedikit pincang. Lebam di wajahnya ia tutupi oleh sedikit polesan make up.

Apapun yang terjadi El selalu menyembunyikan nya.

Sekolah sudah tampak sepi, ya karena El terlambat pergi ke sekolah.

"RAQUEL"

El menatap dingin guru Nina, Ya guru cantik, Dengan perawakan tinggi yang membuat seluruh siswa memujinya.

"Keluar kamu, Jangan masuk sebelum jam pelajaran saya selesai" Titah Bu Nina.

El memutar bola mata memelas. "Oke" katanya kemudian El kembali keluar dari kelas.

Bukan hanya satu atau dua kali El seperti itu, Jadi El sudah selalu siap untuk menghadapi amukan Guru BK.

.........

"Raquel Queen zaa" Kata Seorang wanita, Tubuhnya sedikit gemuk, Dan tak lupa kaca mata yang melingkar di matanya. Dia Adalah Bu Amor. Guru BK

Guru itu memijat pangkal hidung nya, Sudah pusing dengan kelakuan El.

"Satu Minggu ini sudah tiga kali kamu masuk ke ruangan saya, dengan kasus yang sama"

El hanya menatap sebuah foto presiden di belakang Bu Amor. Tidak menghiraukan ocehan Guru BK Itu.

"RAQUEL" Sentak Bu Amor.

"Hm?" Jawab El Datar.

"Kamu dengar saya tidak?" Geram Bu Amor.

El menggeleng. "Sorry Bu, Saya pake Earphone" Ucap El. Sontak langsung membuat guru itu semakin marah.

"KELUAR KAMU" Tunjuk Bu Amor marah. "HORMAT DI LAPANGAN SEKARANG JUGA, SAMPAI JAM PELAJARAN KEDUA SELESAI"

El hanya menurut. Kemudian ia melangkahkan kan kakinya keluar, Lebih baik menghadap bendera, daripada mendengarkan guru itu mengoceh.

.....

Matahari Sudah tepat berada di tengah tengah Langit yang cerah, Sungguh membuat hari ini begitu sangat panas.

Raquel Queen zaa, Ya gadis cantik ini masih setia dengan hukuman nya, Bisa saja El lari dari hukuman ini, Namun El bukan wanita pengecut, Ya. Memang El mengakui kesalahannya. Jadi El dengan Senang hati menjalankannya nya.

15 menit lagi jam istirahat akan berbunyi, Dan hal itu membuat El tak sabar.

Keringat Sudah setia membasahi tubuh El, Rasa haus pun sudah terasa, Dan kepala El pun sudah merasa pusing, Akibat Berdiri di tengah terik matahari hampir 2 jam.

"Ngapain Lo?" Tanya El tak suka.

"Udah neduh aja" katanya.

El menepis tangan besar itu dari atas kepala El.

"Gue bukan gadis pengecut" jawab El tanpa mengalihkan pandangannya ke depan, sembari memberi hormat.

"Aku tau, Tapi kamu udah pucet El" khawatir Arsen. Ya lelaki yang berani menghalangi sinar matahari yang menyinari tubuh El.

"Lo pergi, gue gak suka di kasihani" Usir El dingin.

"Gak" tolak Arsen, Dengan kembali memayungi Kepala El dengan tangannya.

El mengangkat bahunya tak acuh, Ia membiarkan Arsen berbuat semaunya.

"El" panggil Arsen.

Namun tidak ada jawaban dari sang empu. "Kemarin malam?" Tanya Arsen. El mengalihkan pandangannya.

"Kenapa?" Tanya El.

"Kenapa kamu nyalahin Rachel, untuk semua yang kamu perbuat El"

El menatap manik mata Arsen dengan tatapan kecewa. "Maksud Lo apa?" Tanya El tak mengerti.

"Gue tau, bukan Rachel kan yang ngehacurin Gucci itu, melainkan kamu?" Tunjuk Arsen sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Hah" Rachel terkekeh Kecil. "Ternyata bukan otak bokap gue aja yang di hasut sama Rachel, Tapi Lo juga Ar"

"EL" Bentak Arsen.

"APA HAH" Jawab El tak kalah tinggi.

"Jangan pernah Lo nuduh gue tanpa bukti Ar, Gue gak suka, Dan gue makin muak liat Lo" Ucap El

Bertepatan dengan itu, Bel istirahat berbunyi. Dan itu adalah kesempatan untuk El pergi.

El sudah muak dengan semuanya. Ia pikir dengan sikap Arsen yang tadi akan membuatnya tenang, tetapi ia salah, teryata Arsen masih sama. Arsen terlalu mengecewakan El.

........

El Berjalan Dengan santai, Dan lain di lubuk hatinya, ia begitu marah. Wajah datar itu menjadi ciri khas untuk Raquel.

"E_el" panggil seseorang.

El menghentikan langkahnya. Tanpa melihat ke arah suara, El sudah tau siapa itu. "Kenapa?" Tanya El.

"Kamu ma_mau gak jadi temen aku" Ucap Lita, ya wanita itu adalah Lita.

Masih ingat dengan Lita?

"Terserah Lo" Jawab El, kemudian ia kembali melangkahkan kakinya menuju kantin.

Sedangkan Lita tersenyum senang. Terserah?. Berarti Lita bisa menganggap El temannya. Bodo amat dengan El. Yang penting sekarang ia bisa menjadi teman El.

..........

"WOYYYYY"

El memutar bola mata memelas. "Bingsit, kemana aja Lo" Kesal Silvi.

"Hukum" jawab El cuek.

Silvi menghembuskan nafasnya jengah. "Perasaan di hukum terus. Emng tuh guru gak bosen apa nge_hukum Lo" Aneh Silvi.

"Mana ada P.A" kesal El.

Silvi memutar bola mata memelas. "Lagian ya Lo juga, emang gak bosen apa di hukum Mulu" Gerutu Silvi.

El menggelengkan kepalanya enteng. "Malahan gue seneng" Jawab El. Sontak membuat Silvi membulatkan matanya.

"Wah gila ya Lo" tunjuk Silvi. "Kok bisa?" Tanya Silvi.

"Bisa lah, kalo gue kena hukum berarti gue gak masuk kelas. dan ya gue ketemu Lo nya siang dong" Ucap El dengan meninggalkan Silvi yang masih memutar otaknya.

Sadar dari ucapan El. Silvi menggeram marah. "WOYYY EL LUCNATTTT LO" Teriak Silvi.

.........

Slow update ya temen temen, terimakasih sudah membaca 🙏

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang