31 Serupa tapi tak sama

1.3K 51 0
                                    

Jangan lupa vote, komen, share

Selamat membaca 🤗
.
.
.
.



Jam sudah menunjukkan pukul 01:00. Namun Rachel belum tertidur. Rasa sakit di bagian perutnya semakin menjadi, apalagi setelah tadi ia makan mie instan bersama El.

Entah mengapa, akhir akhir ini perutnya selalu sakit.

"Awshhh Sakittt" Ringis Rachel. Dengan memegang perutnya kuat.

Kemudian ia turun dari ranjangnya, mungkin jika ia meminum air hangat rasa sakitnya itu akan hilang.

"Lo mau kemana?" Tanya El.

Sontak Rachel mematung kaget. Pasalnya kenapa jam segini El masih berada di luar kamar.

"Aku mau ambil air hangat" ucap Rachel.

"Bukan nya Lo gak suka air hangat?" Tanya El.

Benar. El tidak terlalu menyukai air hangat apalagi panas.

"Perut aku sakit El" adu Rachel. Dengan sesekali meringis kesakitan.

"Sakit?"

Rachel mengangguk. "Rasanya sakit banget, sampai badan aku ikutan lemes"

"Yaudah, Lo pergi aja ke kamar, gue ambilin air nya dulu" titah El.

Rachel mengangguk. Kemudian El kembali ke kamar, dengan memegang perutnya.

Lima menit lamanya, El datang membawa satu gelas air hangat, dan sebuah obat.

"Nih Lo minum dulu" titah El.

Rachel tersenyum. "Makasih El"

El mengangguk, Kemudian El memperhatikan Rachel yang tengah meminum obat.

Dengan wajah datar nya. Sebetulnya El juga merasa khawatir, apalagi wajah Rachel juga terlihat sangat pucat.

"Ra, Lo oke kan?" Tanya El.

Rachel mengangguk. "Iya, nanti juga sembuh kok El. Kamu kembali aja ke kamar kamu" titah Rachel.

El mengangguk. "Oke! Gue pergi" kata El, kemudian ia pergi meninggalkan Rachel di kamarnya.

Rachel menatap nanar pintu yang sudah tertutup rapat itu. "El, Terimakasih" gumam Rachel, kemudian ia menutup matanya, ia tertidur.

.....

BRAKKKK

Pintu yang tertutup rapat itu terbuka dengan kerasnya. El terkejut bukan main.

"BAGUS YA KAMU" Tunjuk Arya kepada El.

El yang baru saja selesai siap siap untuk pergi sekolah, di kagetkan oleh kedatangan Arya, dengan cara menggebrak pintu kamarnya.

El sediri tidak mengetahui tentang kedatangan Arya. Bukannya sore nanti Arya pulang.

"Ayah" gumam El.

PLAKKK

"Anak sialan!" Maki Arya.

El memegang pipinya yang terasa sangat panas. "Maksud ayah?" Tanya El tak mengerti.

"MAKSUD KAMU APA HAH? NGASIH RACHEL MIE INSTAN" Teriak Arya.

El menutup matanya lama. Sungguh bentakan Arya membuat tubuh El begitu lemas. Dan gemetar.

"Dia mau sendiri ayah" beritahu El.

"SIALAN! KAMU TAU KAN, KALAU RACHEL ITU TIDAK BISA MAKAN MIE INSTAN"

El menggeleng pelan. "El gak tau" jawab El gemetar.

Arya menghirup udara dengan susah payah. "Gara gara kamu, Rachel harus dirawat"

Ya! Niatnya Arya ingin memberikan kejutan kepada anak sulungnya itu. Namun ternyata acara kejutan nya itu menjadi gagal, kerena Rachel di temukan sudah tidak sadarkan diri di tempat tidurnya, dengan wajah sangat pucat. Membuat Arya panik. Dan segera memanggil dokter.

"Kamu tau kan, kalau sebentar lagi akan ada olimpiade tingkat nasional" lanjut Arya. Dengan mengeratkan gigi geraham nya.

"Oh! Atau kamu sengaja?" Ucap Arya "APA KAMU SENGAJA RAQUEL" Bentak Arya.

El menggeleng kan kepalanya cepat. "Enggak ayah, El gak tau apapun"

"DIAM KAMU!"

PLAKK

"Itu akibatnya, jika kamu membuat ayah marah Raquel" ucap Arya penuh penekanan.

Kemudian Arya pergi dari kamar El dengan keadaan marah. El yang melihat nya pun hanya tersenyum getir. Dan ia masih memegang pipinya yang sangat panas.

"Miris banget hidup gue, selalu disalahin. Padahal gue gak tau apapun" lirih El. Dan sialnya air mata itu turun begitu saja.

"Ayah jangan pukul El, dia gak salah apapun"

"Diam kamu! Ayah gak mau kamu sakit, apalagi kamu melewatkan olimpiade itu Rachel. Jangan kamu berani permalukan ayah, seperti anak sialan itu"

"Enggak ayah, jangan begitu. Jangan sakiti El, dia gak salah apapun, Rachel yang mau sendiri"

"DIAM, ATAU AYAH HUKUM KAMU"

EL memejamkan matanya lama, sialan cairan bening itu terus saja mengalir. Mendengar ucapan Arya dengan Rachel barusan, semakin membuat hati El sakit.

El melangkahkan kakinya keluar rumah, sungguh keberadaan Arya di rumah membuat hidupnya kembali menderita.

El membawa motor besarnya itu dari dalam bagasi, Kemudian ia memakai helm full face nya, perlahan ia menjalankan motornya itu dengan kecepatan sedang. Namun lagi lagi ia terus tergiang ucapan Arya barusa.

"Jangan kamu berani permalukan ayah, seperti anak sialan itu"

Sungguh perkataan Arya sangat menyayat hati.

El menancap gas sangat cepat, ia menerobos jalan yang terlihat masih sepi itu. Sungguh jika Tuhan tidak memberikan nya kesempatan hidup, mungkin hari ini juga El sudah mengalami kecelakaan, akibat mengendarai motor besarnya sangat cepat.


.....

Typo tandai

Terimakasih sudah membaca 🤗








SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang