39. Serupa tapi tak sama

1.3K 46 0
                                    

Jangan lupa vote komen share

Selamat membaca 🤗
.
.
.
.
.





El menerima ponsel yang dari Karin, katanya saka ingin bicara dengan El.

"Hallo" Namun tak ada jawaban dari saka, membuat El merasa bingung.

"Aka" panggil El lagi.

"Kok diem sih" kesal El, karena sedari tadi saka diam saja. Hanya deru napas nya saja yang terdengar.

"Wah! Lo mau iseng ya sama gue" Tudung El, namun sialan, lagi lagi saka tak menjawab nya.

"Mami. Ngeselin ah,  Aka nya juga gak mau ngomong, Nih El balikin lagi ponsel nya," kesal El dengan memberikan kembali ponsel milik Karin. Karin mengerutkan keningnya, ia juga heran kenapa saka tak bicara.

"Males!"

"Hh_halo"

Telpon terputus sepihak, siapa lagi pelakunya jika bukan El, karena El merasa dongkol kepada saka.

.........

"Hh_halo"

Tutt tuttt

Baru saja saka membuka suara, tiba tiba saja telponnya sudah terputus, Saka menatap nanar layar ponsel milik Adi tersebut.

"Sudah?" Tanya Adi, dengan mengerutkan keningnya.

Saka mengangguk. "Sudah, El bawel, kuping aka sakit" ucapnya dengan nada sebal.

Adi mengangguk. "Perasaan kamu belum berkata apa apa?" Tanya di lagi.

Lagi lagi saka mengangguk, "kan kehabisan kata, sama kebawelan nya El" Ucap saka, Adi hanya mengangguk saja.

"Kalo gitu sekarang kamu istirahat, papi mau ke luar dulu" titah Adi, dan saka pun langsung mengangguk.

Saka memejamkan matanya dengan tenang. Adi melihat nanar kepada sang anak, tetesan air mata itu luruh begitu saja. Sialnya kenapa bukan dirinya saja yang sakit, kenapa harus anaknya.

Kemudian Adi menyelimuti saka, Wajah tampan saka menjadi sedikit pucat pasi, Jarum Jang menemani tubuh saka, sungguh Adi tak kuasa melihatnya.

"Selamat tidur anak papi, jangan lupa besok bangun lagi" gumam Adi, kemudian ia pergi meninggalkan saka yang tengah tertidur itu.

Krek

Saka membuka matanya perlahan, Adi sudah tidak ada di ruangan nya tersebut. Kemudian tak terasa air mata yang ia tahan sedari tadi luruh begitu saja.

Rasa sakit yang menyerbu tubuhnya begitu terasa. "Ss_sakit tuhan, Saya gak kuat" lirihnya dengan mengigit bibir bawahnya.

......

BRAKKKKK

"MAU JADI ANAK DURHAKA KAMU RACHEL" Teriak Arya dengan marah.

"Ma_Maaf Ayah, hiks."

"SUDAH! JANGAN KAMU MENANGIS DI DEPAN SAYA RACHEL. SAYA TIDAK SUKA MELIHATNYA. HAPUS AIR MATA SIALAN ITU" Geram Arya.

"Ara cape ayah!"

"SAYA LEBIH CAPE, SAYA BANTING TULANG BUAT BIYAYAIN KALIAN BERDUA TAPI MANA BALASANYA!" Murka Arya.

"MANA BALASANYA HAH. KALIAN INI TIDAK TAU BERTERIMAKASIH"

Rachel masih bungkam, Baru kali ini ia menerima amukan Arya.

"SEHARUSNYA KAMU TETAP MENJADI ANAK PENURUT, JANGAN SEPERTI RAQUEL. OH ATAU KAMU DI AJARKAN SAMA DIA HAH"

"CUKUP AYAH" Teriak Rachel tak kalah lantang.

"Cukup ayah! El gak ada sangkut pautnya sama Rachel. Jangan salahin El terus" lirih Rachel.

Arya menarik nafasnya dalam, ia begitu pusing menghadapi kedua putrinya yang tak mau menuruti keinginannya.

"Saya cape! Lebih baik saya mati, percuma saya hidup. Jika satu pun tidak ada yang menyanyangi saya"

Rachel menggeleng pelan. "Ayah jangan ngomong kayak gitu, Rachel gak suka " Isak Rachel dengan mencoba membuka tubuh Arya.

Namun Arya menepisnya. "Jangan pegang saya, dan jangan ganggu saya" setelah mengatakan itu, Arya pergi dan masuk ke dalam kamar miliknya.

Rachel menatap nanar punggung sang ayah, yang sudah mulai menghilang.

"Apa Ara salah Aya?" Gumamnya.

"Tapi ayah juga salah, Seharusnya ayah gak jahat sama kita" lirih Rachel.

.....

"Bagaimana?" Tanya Letnan.

Arsen menatap letnan dalam. "Belum ketemu yah!" Jawab Arsen.

Kini kedua lelaki itu tengah berada di taman belakang rumah, dengan melihat taburan bintang yang sangat indah.

"Apakah kamu masih mencintainya ar?" Tanya Letnan.

Deg

Cinta? Oh tentu saja, sampai kapanpun Arsen akan terus mencintai gadisnya itu.

Arsen mengangguk. "Sangat!" Kata Arsen.

"Ar gak bisa jelasin dengan kata kata, karena se cinta dan se sayang itu Ar sama El yah" Aku Arsen.

Letnan mengangguk, kemudian ia menepuk putra semata wayangnya itu tegas.

"Kalau kamu cinta, perjuangan. Jangan sampai kamu salah jalan Ar" peringat Letnan.

Arsen mengangguk yakin. "Ar tau yah, Dan sebentar lagi Ar akan gagalin rencana bunda untuk  perjodohan Ar sama Rachel " ucap Arsen yakin.

"Apakah tidak akan ada yang tersakiti Ar?" Tanya Letnan, nada nya juga sudah sangat serius.

"Maksud ayah?" Tanya Arsen tak mengerti.

"Kamu artikan sendiri Ar. kamu sudah dewasa. Kamu pasti mengerti apa yang ayah katakan ini"

Arsen mengangguk ragu. Kemudian keduanya kembali terdiam.

Hingga beberapa saat kemudian Letnan membuka suara kembali.

"Sepertinya ayah akan bercerai dengan bunda kamu Ar"

Deg

.......

Typo tandai ✍️

Terimakasih sudah membaca 🙏

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang