Jangan jadi silent readers plisssss
Satu vote kalian begitu berharga buat seorang penulisSelamat membaca
"Saka......" El menoel Noel hidung mancung milik saka.
Namun saka menepis kasar tangan mungil El tersebut. "Saka..." panggil El lagi dengan nada manjanya.
Saka menoleh, kemudian memutar bola mata memelas. "Apa?" jawab saka cuek.
"Ko Lo marah sih, tadi kan janji nya bakal nurutin kemauan gue.." kesal El.
Saka menghela nafasnya panjang. "Ganti aja ya permintaan nya." bujuk saka.
El menggeleng cepat. "No!" katanya dengan menyilangkan tangannya.
Lagi lagi saka menghela nafas. "Masa harus keluar dari Rumah sakit sih.."
El mengangguk cepat. "Iya, Gue gak mau lama lama di rumah sakit, gue gak suka." mohon El dengan mata berkaca kaca.
Saka yang melihatnya langsung memalingkan wajahnya, Tak kuasa melihat tatapan El.
Tapi enak saja, Dikasih hati malah minta jantung, Dasar El sialan!.
Lama berfikir panjang, Dan El pun sudah sangat bawel, membuat saka pusing sendiri.
"Oke!" putus Saka. "Lo bisa keluar dari Rumah sakit."
Seketika Mata El berbinar. "Tapi Lo harus minum obat, dan bersihin luka Lo itu, jangan sampai lupa." lanjut Saka.
El menghela nafas. "Oke. Iya iya." jawab El Pasrah.
El keluar dari rumah sakit dengan raut wajah bahagia. "Akhirnya." gumamnya.
Sebelum El kembali melangkah kan kakinya, tangan kekar seseorang menahannya.
"Lo yakin mau pulang?" tanya saka, terdengar nada khawatir.
El menatap saka sendu. Ia sungguh beruntung bisa bertemu kembali dengan saka, sahabat nya.
El mengelus tangan kekar saka. "Gue yakin sa, Gue gak pa_pa kok." kata El.
Mendengar perkataan El barusan membuat saka kembali menganggukan kepalanya. Lain di hati. Sepertinya Saka merasa jika El sedang tidak baik baik saja.
"Sebenarnya Lo kenapa El?" batin saka.
"Ah, udah ah ayok. Gue mau bakso." Ajak El.
Saka menggeleng "No, Lo itu harus istirahat?" Tolak saka.
Namun El terus merengek. "Ya ampun Sa, Gue cuman mau makan bakso, Bukan mau tawuran. Lebai amat sih.." Gerutu El.
Namun apa yang di katakan oleh El ada benarnya juga, Saka ini terlalu Over protektif.
Kemudian saka mengangguk. "Oke kita makan bakso, Tapi setelah itu Lo pulang istirahat." peringat Saka.
El mengangguk cepat. "Sippp.." katanya sembari mengangkat jari jempol nya.
Kemudian setelah saka meninggalkan El di depan parkiran, ia menatap sendu ke arah kakinya yang kini di perban.
"Dengan kondisi gue kayak gini, apa bisa gue naik motor." gumamnya.
Tin tin
Suara klakson mobil membuyarkan lamunan El.
"Woy, cepetan masuk." titah seseorang.
El mengerut kan keningnya. "Loh, Sa ko pake mobil?" Tanya El heran.
"Gak usah banyak cincong. Ayo masuk" Ucap saka setelah ia membuka kan pintu mobilnya untuk El.
Tanpa berfikir panjang, El segera masuk ke dalam mobil tersebut.
"Sabuk pengaman nya pake dulu." titah saka.
Namun El menatap saka dengan pipi di buat se enyes mungkin. "Gue gak bisa hm...." Ucapnya dengan manja.
Tanpa Menunggu El menyuruhnya untuk memasangkan nya, Saka segera memasang sabuk pengaman itu.
El menyengir "Terimakasih." ucap El dengan senyuman yang sangat manis.
Saka mengangguk kan kepalanya, bisa gawat jika ia berlama lama melihat senyuman El, Bisa bisa ia terkena diabetes.
Dilain tempat, Kedua remaja itu masih setia memilih buku buku.
"Ar, Kamu kok ngelamun gitu?" Tanya Rachel.
"Enggak" Jawab Arsen.
Kini Rachel bersama Arsen sedang berada di toko buku, Sesuai permintaan Rachel Supaya Arsen bisa menemaninya. Arsen mengikuti saja kemana Rachel mau.
"Ar, Kalo gitu aku mau ke sebelah situ dulu ya.." tunjuk Rachel. Arsen mengangguk. "Kamu mau ikut?" Tanya Rachel. Namun Arsen menggeleng.
"Gue disini aja." jawab Arsen.
Cuek dan dingin. Memang seperti itu sikap Arsen jika bersama Rachel. Namun berbeda, jika di sekelilingnya ada El. Sikap dingin dan datar Arsen berubah menjadi manis kepada Rachel. Entah kenapa dan ada apa!.
lain hal nya dengan Remaja yang baru saja sampai di tempat penjual bakso itu, tempat yang sedikit teduh meskipun pinggir jalan tetapi sudah suasananya menyenangkan.
"Mang Dir, El mau bakso nya dua, Satu pedes satu enggak..." Teriak El.
Lelaki yang Di sebut dengan mang Dir Atau mang Dirman. adalah penjual bakso, Dan bakso mang Dir ini adalah langganan El.
"Siap atuh neng, kalo gitu mangga duduk dulu." Kata mang Dir mempersilahkan.
El mengangguk, meskipun jalan El sedikit pincang, dan ya luka di tubuh El terasa sangat sakit dan ngilu. Tetapi El berusaha untuk menahan rasa sakitnya. Ia tak mau jika harus kembali lagi ke Rumah sakit.
"Lo sering kesini?" Pertanyaan itu keluar dari mulut saka.
El mengangguk, tanpa melihat ke arah saka, Ia tersenyum kala melihat mang Dir yang sedang meracik bakso untuk dirinya dan saka.
"Bakso mang Dir itu enak, Gue suka, Dan mang Dir adalah orang baik." Kata El.
Saka mengangguk. "kenapa setiap kali gue liat Lo, Gue ngerasa kalo Lo menyembunyikan sesuatu dari gue?" Kata saka.
El segera menoleh, ia menatap saka lekat. "Gue gak nyembunyiin apapun dari Lo,"
Saka hanya tersenyum, Dan ia menatap sinis El.
"Gue kenal Lo dari kecil, Dan gue tau. kalo Lo nyembunyiin sesuatu dari gue." Ucap Saka.
Namun El hanya mendengar nya acuh, Biarlah saka berbicara sesuka hatinya.
"Ada baiknya, kalo Lo gak tau sak,"
......
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tinggalkan jejak
KAMU SEDANG MEMBACA
SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca💚 Serupa Tapi Tak Sama? Cerita tentang Saudari kembar, Dia Adalah RAQUEL QUEEN ZAA & RACHEL QUEEN ZAA. Ternyata meskipun mereka terlahir kembar, Banyak sekali perbedaan Sikap di keduanya. Jangan jadi silence riders plisss...