37. Serupa tapi tak sama

1.3K 43 0
                                    

Alangkah baiknya jika kalian memberikan suport system 'terbaik.

Gampang banget kok:)

Vote. Komen. Share.

Selamat membaca 🤗




Pemuda tampan itu baru saja menyelesaikan aktivitas paginya dengan bersiap untuk pergi sekolah.

Lelaki jangkung, dengan tubuh tegap, rahang yang sangat kokoh. Mempunyai wajah tampan. Memang sempurna.

Baru saja lelaki itu melangkah kakinya menuju tangga, samar samar ia mendengar keributan antara sang bunda dan ayahnya.

"Sudah! Saya menyesal karena menikah dengan kamu!" Tunjuk Ranti kepada sang suami.

"CUKUP! Saya ini suami kamu Ranti" geram letnan.

"Hahahah apa kamu tidak malu mas. Kamu itu hidup numpang di rumah saya" hina Ranti.

Brak

"CUKUP!"

Ranti dan letnan terdiam untuk sesaat, Disana terlihat Arsen yang sudah memecahkan sebuah gelas kaca hingga pecahan nya berserakan dimna mana.

Nafas Arsen memburu. "cukup! Ar muak melihat kalian harus berantem setiap hari. Kuping Ar sakit" lirih Arsen.

"Ar" panggil Ranti, kemudian ia  mendekati Arsen.

Namun Arsen menepisnya. "Jangan pegang saya!" Tolak Arsen.

"Ar kamu ini kenapa?" Tanya Ranti.

"Kalian yang kenapa?" Tanya Arsen dingin.

"Ayah cape sama kelakuan bunda kamu Ar, dia sama sekali tidak menghargai usaha ayah" aku Letnan.

"Bukannya saya tidak menghargai mas, tapi itu gak cukup buat arsen dan saya".

"Uang dari saya jauh lebih besar nominal nya" sombong Ranti.

"CUKUP!" Teriak Arsen. "Uang. Uang. Uang! Selalu saja masalah uang. Ar pusing denger nya"

Kemudian Arsen pergi meninggalkan kedua orangtuanya.

Menyebalkan! Selalu saja seperti itu. Letnan yang penghasilan nya lebih sedikit daripada Ranti, membuat Ranti besar kepala, dan tidak menghargai letnan sebagai suaminya.

......

Arsen memarkirkan mobilnya di rumah Milik Arya, seperti biasa ia akan menjemput Rachel.

Tid tid

Arsen meng_klakson mobilnya, Dan di depan sana sudah terlihat Rachel yang baru saja keluar dari rumah nya tersebut.

Namun tunggu!

Gadis itu masuk ke dalam mobil Arsen dengan terburu buru. Sembari menangis sesenggukan.

Arsen khawatir juga bingung. "Ra kamu kenapa?" Tanya Arsen khawatir.

"Ar" lirih Rachel. Kemudian ia memeluk Arsen kuat.

Arsen mengelus rambut Rachel halus, mencoba menenangkan. "Kamu kenapa?" Tanya Arsen lagi.

Rachel mengusap air matanya kasar. "Ar. El pergi dari rumah" Ucap Rachel.

Arsen termenung. "Kenapa dia bisa kabur?" Tanya Arsen. Ia pun ikut panik.

"Semalem........."

Rachel menceritakan apa yang terjadi semalam, waktu Arsen dan Ranti pulang, tidak ada yang terlewat sekata pun.

Arsen menggeram marah, ia meremas stir yang sedang ia pegang. Sunggu Arya memang sangat keterlaluan.

"Keterlaluan" Geram Arsen.

"Ar hiks hiks, Kita harus cari El dimana? Hiks. Aku khawatir" Isak Rachel, ia kembali mengecek ponsel nya, karena sedari tadi ia mencoba menghubungi El namun tak ada balasan.

"A_aku takut El kenapa Napa hiks hiks"

"Sudah! Kamu Tenang Ra, aku yakin El pasti ketemu"

Rachel mengangguk, kemudian keduanya kembali terdiam, dengan Rachel yang terus mengeluarkan isakan isakan nya, Mereka bertaut dengan pikirannya masing masing.

"El kamu dimana" Batin Arsen.

.......

Gadis itu mengerjapkan matanya berkali kali, cahaya matahari menyambut nya dengan terang.

"El" panggil seseorang.

El menautkan kedua alisnya, "loh" Aneh El. Kemudian ia mengingat semalam ia berjalan tak tau arah, dan berujung ia tak sadarkan diri.

"Kenapa gue disini?" Tanya El heran.

"Semalem gue liat Lo tidur di jalan" Kesal saka. "Malu maluin banget Lo, kayak gak punya rumah aja" Geram saka.

El menundukkan kepalanya, memang benar ia kini tak mempunyai tempat untuk pulang. "Gue pergi dari rumah"

Saka mengerinyit heran. "Di usir?" Tanya saka, memang mulut saka ini harus di kasih pelajaran, akibat perkataan nya itu selalu melenyit.

El menggeleng lemah. "Gue kabur"

"Huffffttthhhhh"

El membulatkan matanya sempurna. "Kok Lo ketawa sih" Kesal El.

"Kabur mah ke Korea, atau enggak Singapura, Eh ini masih di negara sediri"

"Gak punya duit, kalo punya duit mah, gue mau langsung terbang deh ke arab" Jawab El Asal.

"Ngapain ke Arab?" Tanya Saka.

"Ngebabu" Jawab El sekenanya.

"Hus, Lo gak pantes jadi babu, beres beres rumah aja gak bisa"

"Dih suka suka gue"

"Mending Lo jadi baby sitter"

El menautkan kedua alisnya. "Kenapa baby sitter?" Tanya El.

"Itung itung simulasi, buat nanti kamu jagain anak kita Hahahahahhaahahahahah"

Krik krik krik

Memang Saka ini, Mengesalkan!

"Prik Lo!" Kesal El.

Saka hanya menyengir lebar. "Hehe"

Kemudian El beranjak dari tidurnya, Namun tubuhnya sangat sakit sekali. Hingga membuat dirinya sesekali meringis.

"Awshhh"

"Diem dulu!." Titah saka, El hanya menurut.

"Mami lagi bawa kompresan buat Lo" lagi lagi El hanya mengangguk.

Kemudian keduanya terdiam, Tidak ada yang memulai percakapan, seperti tadi. Bukan jahat! Ya, pembicaraan saka dan El barusan hanya untuk sekedar menghibur diri masing masing, meskipun hiburan nya sangat tidak estetik.

"Gue pengen mati!" Lirihnya.

.........

Typo tandai ✍️

Terimakasih sudah membaca 🤗

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang