08.Serupa tapi tak sama✓

1.8K 76 0
                                    

Satu vote dari kalian begitu berharga bagi seorang penulis...

Selamat membaca 🙏

"ayok."

Arsen mengangguk. "Kayaknya Sore ini gue gak bisa belajar bareng dulu."

Rachel mengerutkan keningnya, "kenapa?" Tanya Rachel.

"Nanti sore gue mau Anter Bunda."

Rachel mengangguk. "Hm yaudah gak pa_pa." Wajah Rachel seketika menjadi sedikit murung.

"Tapi Kalo malem gue bisa." lanjut Arsen.

Senyuman di bibir Rachel kembali merekah sempurna.

"Oke, kalo gitu nanti aku bikinin brownies kesukaan kamu.." ucap Rachel antusias.

Arsen hanya mengangguk. "El?" Tanya Arsen.

"El?" bingung Rachel. "El kenapa?" Tanya Rachel dengan wajah sendu nya.

"Gue gak mau, kalo nanti El ganggu kita." Jawab Arsen. Padahal bukan itu maksudnya.

Rachel tersenyum. "Kamu tenang aja, El baik kok, dia gak mungkin ganggu kita." Ucap Rachel.

Arsen hanya mengangguk, kemudian melangkah kan kakinya, menuju parkiran, Dengan Rachel yang mengikutinya.

Mobil hitam pekat sudah mulai memasuki pekarangan rumah El, Kemudian mobil terhenti, lalu kedua remaja itu seger turun dari dalam mobilnya.

"Makasih ya udah anterin gue pulang.."

Saka tersenyum manis. "Oke, Baik kan guem" ucap saka berbangga diri.

El memutar bola mata memelas. "Yeh, gitu Lo mah."

"Lah emang iya kan?" Ucap saka membenarkan.

Lagi lagi El memutar bola mata memelas. "Iya deh, Lo bukan baik lagi tapi baik buangetttttttt....m" Ucap El dengan menarik hidung mancung saka.

Seketika saka meringis kesakitan. "Woy, sakit nih idung mancung gue." kesal saka dengan mengelus pelan hidung mancung miliknya.

El hanya tertawa. Tidak merasa bersalah sedikitpun. "Abisnya itu idung kaya menara Eiffel, Mancung banget." Gemas El.

"Iya lah hidung gue mancung, emng nya hidung Lo, kaya ketiban duren aja." Ledek saka.

Wajah El berubah masam. "Enak aja kalo ngomong, Nih ya, Walaupun idung gue gak mancung mancung amat kayak punya Lo, tapi nih ya, disekolah gue itu. Pada mau punya idung kayak gue."

Saka memutar bola mata memelas. "Hm iya in aja deh ya.."

Merasa kesal. El segera menyuruh saka supa segera meninggalkan rumahnya. "udah ah, Sanah pergi, gue mau masuk." usir El.

"Astagfirullah El, Lo ngusir gue." ucap saka mendramatis.

"Kagak" elak El. "gue gak ngusir Lo, cuman nyuruh Lo pergi aja " Lanjut El dengan entengnya

"Wah kebangetan Lo sama temen.." kesal saka.

Kemudian pembicaraan di antara keduanya berhenti seketika.

Mobil sport dengan warna silver itu masuk ke dalam gerbang rumah El. Dan El sudah mengetahui siapa pemilik mobil mewah itu.

Berbeda dengan saka, saka hanya memberikan kode bertanya kepada El. Namun El hanya mengangkat bahunya tak acuh.

"Loh, Rachel kan?" Tanya saka heboh.

Rachel yang baru saja keluar dari dalam mobil mengangguk ragu, kemudian ia menatap saka secara intens.

"Kayak kenal." Gumam Rachel.

"Saka?" panggil Rachel dengan langsung memeluk tubuh saka.

"Kamu kemana aja, aku kangen banget sama kamu." kata Rachel.

Saka melepaskan pelukannya. "Gue juga kangen sama Lo, Sama El." kata saka dengan melirik ke arah El. Namun yang di tatap hanya bermuka datar.

"Dan Lo juga Arsen." Lanjut saka dengan menatap Arsen secara intens.entah tatapan apa yang di berikan oleh saka.

Arsen hanya tersenyum. "Ah bro Lo apa kabar." tanya saka dengan ber tos ria kepada Arsen.

"Baik" jawab Arsen.

"Gue kembali lagi Ar, Dan gue bakal ambil dia lagi, karena Lo gagal." bisik saka kepada Arsen.

Arsen tersenyum miring. "Gue nyesel udah pernah janji sama Lo bajingan." balas Arsen.

"Eh, mending kita masuk dulu." Ajak Rachel.

Namun saka juga Arsen menolak. "Gak usah gue mau pergi, Bunda udah nunggu.." Tolak Arsen, lalu kemudian pergi meninggalkan Rachel dengan yang lainnya.

"Kalo kamu sa?" Tanya Rachel.

Saka tersenyum. "Gue juga pergi, makasih tawarannyam" Jawab saka. Kemudian pandangan beralih menatap El. "Jangan lupa, Obat nya minum, terus luka nya bersihin." Titah saka.

El hanya mengangguk ragu. "iya bawel...." Kata El.

Saka terkekeh. Kemudian ia pergi pamit kepada El dan Rachel.

Setelah saka pergi Rachel menatap El dari atas hingga bawah.

"Kamu kenapa?" Tanya Rachel dengan nada Khawatir.

Namun yang ditanya hanya mengangkat bahunya acuh, tanpa menjawab El segera bergegas pergi meninggalkan Rachel di teras.

.....

Jangan lupa tinggalkan jejak

Terimakasih sudah membaca 🙏

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang