14. Serupa tapi tak sama

971 51 0
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Saka Menatap aneh ke arah El. Ia tak menyangka jika sikap El akan seperti itu kepada Rachel.

"Lo" gantung saka, merasa tak enak juga. "Lo lagi marahan sama El?" Lanjut saka.

El memutar bola mata memelas. Ia tak menjawab pertanyaan dari saka.

Saka di buat bingung sendiri oleh tingkah El. "Lo mau kemana?" Tanya saka.

"Pulang" jawab El cuek.

Saka membulatkan matanya sempurna. "Apa apaan Lo" tunjuk saka tak mengerti. "Lo masih sakit, Dan gue gak bakal biarin Lo pulang" lanjut saka seterusnya, kemudian saka melangkahkan kakinya keluar kamar. Namun belum juga ia keluar, suara El terlebih dahulu menghentikan langkahnya.

"Kalo gue terus disini, yang ada nanti gue pulang, gue bakal mati. Dan Lo cuman bisa liat batu nisan gue, Bukan Raga gue lagi" Jawab El dengan mata yang mulai berkaca kaca.

Oke!. Perkataan El membuat saka semakin pusing. Kemudian saka berbalik, ia menatap El yang kini tengah duduk di pinggiran kasur.

"Gue cape aka" kata El lirih. "Gue cape harus di bandingin terus sama Rachel" lanjutnya.

Dan saka pun hanya menyimak, ia tak tau harus bagaimana.

"Semenjak bunda meninggal, dan Lo pergi dari sini, Asal Lo tau hidup gue menderita"

Tes

Sialan!. Air mata itu menetes dengan tidak sopan nya.

"Dimulai dari ayah yang suka mukulin aku, Dia bandingin aku sama Rachel. Arsen yang ninggalin aku gitu aja, Dan sekarang Rachel Sama Arsen".

"Bahkan Bunda Arsen Gak kayak dulu, Sekarang mereka semua gak suka lagi sama gue"

"Rachel" Ucap El dengan nada sedikit marah. "Semua orang menyukai Rachel" lanjutnya.

Kemudian El tersenyum getir. "Kadang gue berfikir dunia gak pernah adil sama gue, Kenapa tuhan gak ambil nyawa gue aja sekalian"

"EL" sentak saka. "Lo gak bole ngomong kayak gitu" lanjut saka dengan memeluk tubuh El erat.

"Tapi gue cape aka" lirih El.

Saka mengelus punggung El lembut. "masih ada gue El. Lo gak sendiri".

.......

Kedua remaja itu turun dari tangga, Satu lelaki memapah seorang gadis.

El terus saja memberontak. "Aka lepasin ah" kesal El.

Saka menggeleng cepat. "No" katanya dengan terus memapah El .

"Gue gak sakit parah ya" beritahu El.

"Demam, Lo demam El" kata saka memperjelas.

El hanya mendengus sebal. Memang saka ini keras kepala. (Perasaan sama aja yakan sama si El huhu).

"Loh, El kamu mau kemana?" Suara itu, sontak menghentikan langkah El dan saka.

"Eh mamah, El mau pulang mah, soalnya ayah nyariin" Alibi El.

Karin menggukan kepalanya mengerti. "Tapi ini sudah malam, sebaiknya kamu menginap saja, biar nanti mamah yang bilang sama ayah kamu"

El menggeleng cepat. "gak perlu mam, Soalnya Tadi El udah bilang sama ayah, kalo El bakal pulang"

Karin mengangguk, Tak enak juga jika harus terus memaksa El.

"Yasudah, Kamu boleh pulang" ucap Karin dengan mencoba mengecek kening El.

"Panas nya lumayan reda. Kalo gitu kamu tunggu dulu ya, mamah ambilkan sesuatu dulu"

El mengangguk. Kemudian Karin segera pergi, El Menatap saka. "Mau apa?" Tanya El.

Saka mengangkat bahunya tak acuh. "Gak tau" jawabnya.

"Nah, ini ya, kamu bawa, jangan lupa disini ada obat. Terus ada camilan nya juga, Eh buah juga ada ya, Nah yang terakhir jangan lupa, Vitamin nya di minum ya" ucap Karin dengan teliti. Dan itu membuat hati El menghangat. Sudah lama ia tak mendapatkan perhatian seperti ini.

"El?" Panggil Karin.

Saka menyikut tangan El. Karena sepertinya El melamun. "ah iya mah" jawab El.

"Kamu ini malah melamun gitu" Ucap Karin.

Tanpa Ba Bi Bu El memeluk tubuh Karin erat, ia bermaja di pelukan Karin, dan Karin pun tidak mempermasalahkan itu, malahan Karin menyukainya.

"El kangen sama bunda" ucap El.

Karin mengerti, kemudian ia semakin mempererat pelukannya. "Udah, kan ada mamah, pokoknya kamu anggap mamah seperti bunda kamu ya"

El mengangguk. "Makasih mah"

"Ekhem" Saka merasa jengah dengan drama kedua wanita di hadapannya ini.

"Aka juga pengen di peluk mamah" Rengek saka.

Tak

Karin mengetuk kening saka pelan. "Kamu udah gede, gak pantes ya" Kesal Karin.

Saka membulatkan matanya sempurna. "Why?. El juga udah gede" kesal saka.

"Beda lagi, El mah anak bungsu nya mamah, kalo kamu mah anak pungutnya mamah" jawab Karin enteng.

Saka semakin di buat geleng kepala. "Astagfirullah"ucap saka mengelus dada. "Sungguh kejam kau ibu tiri" lanjut saka.

Sontak membuat karin semakin geram. "eh anak ini, makin ngelunjak aja ya, mamah masukin lagi nih ke rahim mamah" ancam Karin.

"Masukin aja mah, Tapi nanti mamah bakalan nyesel, karena mamah gak dapet anak se tamvan dan sebaik Aka" ancam saka tak mau kalah.

El tertawa, Sungguh ia begitu senang hari ini. Dan Saka pun tersenyum. Memang ia sengaja, Membuat lelucon seperti itu, supaya suasana nya tidak canggung, meskipun lelucon nya ini membuat sang mamah mengamuk. Tidak apa!. Asal El kembali tersenyum itu tidak masalah buat saka.

.....

Terimakasih sudah membaca

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang