73.serupa Tapi tak sama

530 22 0
                                    

Haii para readers tercinta ku, terimakasih sudah membaca ya, Tapi jujur, Aku sedikit kecewa 😌 karena pembaca bertambah sedangkan notif sepi🥺 Jangan jadi silence riders plisss🙏 karena satu vote dan comment kalian itu sangat berarti bagi penulis 🥲

Happy reading
.
.

Kabar gembira untuk keluarga Arya, karena kini rumah besar dan megah itu tidak lagi kosong.

Ya, hari ini Rachel sudah di ijinkan pulang, meskipun belum sepenuhnya sembuh, Namun Rachel bersikeras untuk pulang.

"Ayah." Panggil Rachel.

"Kenapa?" Tanya Arya.

"El mana? Kok belum turun." Tanya Rachel.

Sebetulnya kepulangan nya hari ini belum di ketahui oleh El, karena setelah kepergian saka, El semakin mengurung diri.

"Sudah dua hari ini, adik kamu mengurung diri." Keluh Arya.

Sebetulnya Arya tak tega melihat putrinya seperti itu, namun dia tidak bisa berbuat apapun, Setelah pertikaian nya dengan el beberapa tahun kebelakang, membuat dirinya dan sang anak belum bisa dekat kembali. Rasa canggung itu masih ada. Meskipun semuanya sudah kembali normal.

Ah iya, Dan untuk masalah rachel, Arya sudah memaafkan nya, meskipun rasa kecewa itu masih ada, Dan Rachel sendiri sudah menceritakan yang sebenarnya kepada Arya di rumah sakit lalu, Arya marah? Tentu saja, namun El berusaha menenangkan Arya dan mencoba memaafkan Rachel dengan apa yang telah terjadi.

Arya mulai melemah, Ia mengerti semuanya tidak akan terjadi jika ia tidak egois, demi kepentingan dirinya sendiri. Arya mencoba untuk ikhlas dan melupakan semuanya yang telah berlalu, ia akan memulai hidup baru bersama kedua putrinya dengan penuh cinta.

"Apa dia tau, jika Ara sudah pulang?" Tanya Rachel.

Arya menggeleng. "Sepertinya dia tidak tau." Jawab Arya lemah.

Rachel menghirup udara sesak. Ia tau apa yang harus ia lakukan sekarang, meskipun ia sangat malu untuk bertemu El saat ini, Namun ia harus membuat rasanya itu, karena kini El membutuhkan dirinya.

"Kalo gitu, biar Ara liat dia." Pinta Rachel

Arya mengangguk, "baiklah, tolong jaga adik mu, Dia sudah terlalu banyak menanggung semua derita ini." Ucap Arya lirih.

Merasa tersentuh dengan perkataan Arya, justru membuat dirinya semakin merasa bersalah.

"Ayah...maafin Ara." Lirih Rachel.

"Sudahlah, Ayah mau istirahat, ayah cape." Ucap Arya.

Rachel sangat yakin, sepertinya kini Arya sedikit menjaga jarak dengannya.

Melihat kepergian Arya, membuat dada Rachel sesak. "Tuhan..Ara pantas dihukum, untuk semuanya yang pernah Ara lakuin." Lirih Rachel.

Rachel segera mengusap air matanya kasar, ia segera mengambil piring dengan nasi dan lauk pauknya, ia akan membawa nasi tersebut ke kamar El.

.....

Dua hari berlalu, Saka meninggalkan dunia ini, sungguh rasanya saka masih berada disini di dekat Raquel.

Dan sudah ada dua buku yang berada tepat di samping El, buku tersebut adalah buku milik saka, dan milik dirinya yang pernah diberikan oleh saka kepada El.

Namun sayangnya buku itu masih tergelatak aman, Sama sekali belum terbuka, karena El tau, jika ia melihat isi note book itu sekarang, sama saja seperti ia memecahkan kaca yang sudah retak.

Tidak ada lagi air mata yang keluar, hanya ada kekosongan dan rasanya begitu hampa, tidak ada lagi gurat kebahagiaan, semuanya itu terasa hitam putih bagi Raquel.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan El, Namun sama sekali El tak beranjak.

"Masuk."

Seseorang itu membuka pintu, dengan membawa sebuah nampan berisi satu buah piring dengan segelas air putih.

"El." Panggil Rachel.

El berbalik, ia menatap Rachel. "Ara? Kapan kamu pulang?." Tanya El, namun pertanyaan nya tidak seantusias itu. Hanya pertanyaan sewajarnya saja.

"Dua jam yang lalu.." jawab Rachel, kemudian ia menyimpan nampan tersebut di atas nakas.

"Makan dulu El." Titah Rachel dengan mencoba menyuapi El.

"Gue gak laper." Jawab El lemah.

Rachel menghembuskan nafasnya lemah. "Mulut bilang gak laper, tapi perut gak bisa Bohong El." Ucap Rachel, dengan kembali menyodorkan nasi tersebut.

Namun sama sekali El tidak membuka mulutnya, menatap nasinya juga enggan.

"Apa saka bakal suka liat kamu kayak gini? Enggak El. Kamu gak boleh buat saka sedih disana." Ucap Rachel.

El menatap nanar makanan tersebut. "Lo bener Ra, Saka gak suka liat gue kayak gini." El tersenyum getir. "Tapi gue juga gak suka, karena saka ninggalin gue." Lirih El.

"Ikhlaskan saka El.." pinta Rachel. Perasaan saudara kembar itu tidak bisa bohong.

"Ikhlas itu tidak semudah yang di ucapkan Ra." Lemah El.

"Aku paham El. Tapi kamu harus bangkit, kamu harus bisa lewatin semuanya, Semua orang nunggu senyum kamu kembali. Mana El yang kuat, seperti El yang aku kenal dulu."

"Aku cape Ra, sekali aja... Aku pengen nyerah sama dunia."

Rachel menggeleng pelan. "Dunia gak bakal suka liat kamu kayak gini,"

"Tapi..."

"Udah, sekarang kamu makan ya," pinta Rachel dengan memohon.

Melihat saudara kembarnya itu memohon, membuat El tak tega sendiri.

El menerima suapan dari Rachel, Meskipun sangat susah untuk El telan, ia tetap memaksakan.

Suapan demi suapan El terima, namun saat Rachel hendak kembali menyuapi sang adik, El segera menolak.

"Sudah."

"Kamu baru makan sedikit El."

"Cukup Ra, gue udah kenyang." Mohon El.

Rachel menghembuskan nafasnya, Tidak apa! Meskipun tidak banyak yang penting El sudah ada asupan.

Kemudian hening menyelimuti keduanya, Rachel menaiki kasur king size milik El, ia ikut merebahkan tubuhnya di hadapan El. Saudara kembar itu saling  berhadapan, Dengan posisi tubuh yang sama.

"El?." Panggil Rachel.

"Hm?"

"Aku...Minta maaf." Lirih Rachel.

El menatap Rachel dengan tatapan teduh nya, Tatapan itu baru pertama kali El berikan kepada Rachel.

"Jangan minta maaf sama gue, Minta maaf sama tuhan, Karena Tuhan juga, gue bisa maafin Lo."

"Tapi..."

"Lupain itu Ra, semua yang sudah terjadi sama gue dan bunda adalah takdir."

Rachel tak kuasa menahan air matanya, ia begitu menyesali semua perbuatannya.

"Satu hal yang Lo harus ingat, Gue sayang sama Lo dan meskipun Lo kakak yang paling bangsat buat gue, Lo tetap saudara gue, Gue bakal tetap sayang sama Lo." Ungkap El.

Rachel tak kuasa lagi, ia meringkuk, memeluk tubuh El, ia begitu merasa sangat bodoh karena telah membuat seseorang yang paling berharga di hidupnya itu hancur.

"Gue takut kehilangan Ra, Gue takut sendirian, Jangan tinggalin gue Ra." Ucap El sebelum akhirnya ia tertidur.

....

Typo tandai ✍️
Terimakasih sudah membaca 🙏

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang