Jangan lupa vote komen share
Selamat membaca 🤗
Arsen melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, Hujan yang mengguyur sepanjang jalan, Dan Angin yang begitu kencang. Tak membuat Arsen terhenti sedikitpun.
Yang ia pikirkan hanya satu, Yaitu Raquel.
"Maafin aku El, aku gak bisa jaga kamu." Lirih Arsen dalam hati.
Arsen Sesekali menggeram marah, Ia begitu bodoh, hingga ia buta, jika Rachel lah di balik penderitaan gadisnya itu.
"Arghhhhhhhh." Arsen mengerem motornya mendadak, perasaan nya kini begitu kalut, ia marah dengan apa yang terjadi dan ia dengar barusan.
"An..Ng Lo Ra, Sialan!." Gerutunya.
Di belakang sana, terlihat sebuah mobil yang berhenti tepat di belakang Arsen. Arsen terkekeh sinis.
Kemudian sekarang gadis turun dari mobil tersebut, Matanya yang sembab, bajunya yang basah dan kotor, hingga rambut yang biasalah begitu indah, kini terlihat menjijikkan.
"Ar." Lirihnya. Dengan menghampiri Arsen.
Arsen mengepalkan tangannya, Ia tak ingin melihat maupun beranjak.
"Aku minta maaf Ar, A_Aku!."
Rachel terisak, Tubuhnya gemetar, ia begitu ketakutan. "A_aku gak bisa, Ngendaliin emosi aku Ar,"
"Aku minta maaf." Ucap Rachel penuh penyesalan.
Kemudian Arsen terkekeh. "Maaf Lo basi, Dengan Lo minta maaf, apa semuanya akan kembali seperti dulu Ra, Gak! Gak akan." Ucap Arsen. Dengan dingin dan meremehkan.
"Yang ada Lo nambah derita El. Dan orang di sekitar Lo, termasuk gue!." Ucap Arsen.
Rachel menatap punggung Arsen dalam, apa maksudnya.
"Gue kira, tokoh antagonis didalam keluarga Lo itu Raquel, Tenyata gue salah, Orang lugu seperti Lo, adalah dalang di balik semuanya."
"Lo egois, Lo cuman mentingin diri Lo sendiri, Lo gak peduli sama saudara Lo, Dan Lo Jahat." Ucap Arsen begitu dingin dan menusuk.
Rachel mengambil nafasnya dalam, perkataan Arsen barusan membuat Rachel semakin merasa bersalah.
Jahat! Kini Rachel mengerti, arti jahat dan egois yang sebenarnya. Itu semua ada pada dirinya sendiri.
"Aku egois, Aku cuman mentingin diri aku sendiri, aku gak sayang sama saudara aku sendiri," ucap Rachel dengan tertawa getir.
Dengan air mata yang masih setia mengguyur pipi cantik Rachel.
"Itu semua salah Ar, Aku begitu menyayangi El, Tapi Aku juga salah, karena awal penderitaan El ada sama aku."
"Aku tau, kalau aku egois, aku mau diperhatikan lebih oleh orang tua aku sendiri, apa aku salah Ar?."
"Aku selalu cemburu karena El selalu di peluk bunda, Di obatin kalo El habis di pukul ayah." Rachel terisak. "Sedangkan aku Ar, Aku di tuntut untuk terus belajar, belajar menjadi kakak yang baik buat adiknya, Yang selalu ngalah,"
"Aku juga mau, diperhatikan lebih sama bunda Ar." Lirih Rachel.
Kemudian ia terduduk lemas, ia begitu menyesali perbuatannya.
"Aku nyesel Ar, A_aku gak tau, harus gimana dan harus apa, A_aku ngerasa jadi orang paling menjijikan di muka bumi ini."
Rachel memukul mukul badannya sendiri, ia begitu menyesal dan merasa tak bergun.
Arsen yang melihat itupun tak tega, kemudian ia menghampiri Rachel, dan mencoba memeluknya.
"L_lepas Ar." Ucap Rachel.
"Dengan Lo nyakitin diri Lo sendiri, itu gak akan buat semuanya kembali normal, Lo harus mempertanggung jawabkan semuanya." Ucap Arsen.
Dengan terisak. Rachel mengangguk. "A_aku bakal tanggung jawab buat semuanya Ar, Tapi aku mohon." Ucap Rachel dengan memeluk tubuh Arsen kuat.
"Jangan tinggalin aku sendiri, Aku gak sanggup." Lirih Rachel, kemudian perlahan kesadaran nya hilang.
.....
Saka menatap kamar dengan no 123 itu dengan tatapan menyakitkan.
Lalu perlahan ia mencoba memberanikan dirinya untuk memasuki ruangan tersebut.
Perlahan pintu terbuka, bau obat langsung tercium, Kemudian saka terkekeh. Ia melihat El yang tengah tertidur, begitu pulas dan sepertinya begitu tenang.
"Andai gue bisa liat wajah Lo setenang ini setiap hari El, mungkin aku akan pergi dengan tenang." Ucap saka dengan mengelus rambut El.
"Lo adalah gadis keras kepala, yang selalu mentingin kebahagiaan orang lain El."
"Bukannya Lo pernah bilang sama gue, kalo suatu saat Lo mau kuliah hukum, Lo mau tegakkin keadilan yang se_adil adilnya."
"Dan bukannya Lo juga bilang, selama Lo masih hidup, di sekolah Lo gak bakal ada kasus bullying."
Kemudian saka menatap wajah tenang El dengan terkekeh getir.
"Tapi, Dengan cara Lo buang satu ginjal Lo ini, semua harapan Lo bakalan musnah El. Lo hanya akan jadi wanita paling lemah dan gak berguna."
"Lo!." Saka menggantung ucapannya, ia begitu sakit melihat gadisnya itu terbaring lemah.
Enughhhhh
Perlahan El membuka matanya, dengan wajah lucu dan menggemaskan, membuat saka refleks mengalihkan pandangannya.
"Aka." Panggil El, dengan suara khas bangun tidur.
"Hm?."
"Ini serius Lo?." Tanya El masih setengah sadar.
"Hm."
"Pasti ini mimpi." Gumam El, kemudian kembali menutup matanya.
Satu detik.....
Dua detik.....
Tiga detik......
"HAAAAAAA LO BENERAN SAKA?" Heboh El dengan langsung terduduk dan mencubit pipi saka.
Saka mengangguk, Tatapan seolah meminta penjelasan kepada El.
"Aka." Panggil El manja.
"Dari kapan disini? Pasti cape ya? Pulang dulu aja, istirahat. Eh mami mana? Kalian betah banget sih liburannya, sampai gak inget sama gue.!" Keluh El, ia mencoba mengalihkan perhatiannya.
"Diem! Gue butuh penjelasan Lo sekarang!" Ucap saka datar.
"Penjelasan apaan hey." El terkekeh garing.
"Semuanya!"
"Hadeuh, apaan sih, gak jelas, udah ah gue mau tidur. Jangan ganggu."
"Kalo Lo gak jelasin sekarang, gue gak bakal ketemu sama Lo lagi, dan gue gak mau temenan sama Lo lagi!." Ancam saka.
Dan ancaman tersebut sontak membuat El merasa kaget, mana mungkin ia rela jika kehilangan sahabatnya ini, kemudian tanpa di undang air mata sialan itu kembali membasahi pipinya.
"Aka." Lirih el
.....
Typo tandai
Ada yang bisa nebak gak, ending nya kayak gimana?
Terimakasih sudah membaca 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca💚 Serupa Tapi Tak Sama? Cerita tentang Saudari kembar, Dia Adalah RAQUEL QUEEN ZAA & RACHEL QUEEN ZAA. Ternyata meskipun mereka terlahir kembar, Banyak sekali perbedaan Sikap di keduanya. Jangan jadi silence riders plisss...