36. SERUPA tapi tak sama

1.3K 47 0
                                    

Jangan lupa vote komen share

Selamat membaca 🤗






"Pergi!"

Namun Rachel menggeleng, ia masih setia memeluk tubuh El.

"Gue bilang pergi!" Ulang El dengan penuh penekanan.

"PERGI!" Sentak El.

"Aku gak bakal ninggalin kamu El" jawab Rachel dengan setia memeluk tubuh El.

El melepaskan paksa pelukan Rachel. "Gue gak suka dikasihani"

Rachel menggelengkan. "El, aku gak bakal kemana mana, aku bakal disini sama kamu". Ucap Rachel.

El tersenyum getir. "Ra, Gak usah sok peduli sama gue, Gue gak suka liatnya"

Rachel menggelengkan kepalanya. "Aku gak pura pura El, aku khawatir sama kamu. Mending kita ke kamar kamu sekarang yah" ajak Rahel.

"Kita?"

Rachel mengangguk. "Lo aja, gue mau disini. Sampai gue mati!"

"EL" Sentak Rachel. "Jangan ngomong gitu hiks"

El memalingkan wajahnya, air mata sialan itu terus saja mengalir tanpa permisi.

"Aku gak mau kehilangan kamu, Cukup bunda aja. Kamu jangan" mohon Rachel.

"Bukannya dulu Lo juga nyalahin gue hah?"

Rachel menundukkan kepalanya, memang benar. Jika dulu ia menyalakan El atas kepergian bundanya.

"Tapi itu dulu El, sekarang aku nyesel, aku sadar kalo kamu itu berarti banget buat aku hiks hiks"

"Hahah, simpan saja air mata Lo itu Rachel. Gue jijik liatnya"

"Sebenci itu kamu sama aku El?" Tanya Rachel. "Kalo gitu pukul aku El" Titah Rachel, dengan mengepal tangan El, lalu memukulkan tangan El kepada dirinya.

"PUKUL AKU EL"

El melepas paksa tangannya, "Lepas" Paksa El.

Namu Rachel semakin kuat menahan tangan El. "GUE BILANG LEPAS" Teriak El.

"Ayo pukul aku El, supaya aku bisa rasain. Gimana sakitnya di pukul sama ayah hiks" Ucap Rachel. "Dan juga supaya kamu gak benci lagi sama aku El hiks hiks "

El termenung, apakah Rachel benar benar tulus menyayangi nya. Entahlah, ada rasa keraguan tersendiri di dalam hati El.

"Lepas" El menarik tangannya kuat, hingga membuat cekalan Rachel lepas .

Kemudian El bangkit dari duduknya, ia segera bergegas dari ruangan gelap itu.

"Kalo Lo gak mau pergi, biar gue aja"

.......

Gadis itu berjalan dengan kaki pincang nya, Tangan yang cidera, hingga luka di tubuhnya yang lumayan banyak, dan mengeluarkan darah segar. Membuat gadis itu sesekali meringis ke sakitan.

Setelah sampai di kamar nya, seperti biasa ia membuka pintu itu dengan senyuman pedihnya.

Sungguh ia begitu menyukai aroma kamarnya itu, aroma bable game menyerbu Indra penciumannya.

Gadis itu berjalan perlahan, mungkin ini adalah kesempatan terakhirnya untuk bisa menikmati aroma ini.

"Bunda, maaf! El gak kuat, El mau pergi dari sini" lirih El dengan membuka perlahan lemari besar itu.

Kemudian ia mengambil beberapa pakaian dan keperluan lainnya. Ia memasukannya ke dalam ransel besar miliknya.

Dirasa semuanya sudah siap, ia mengambil sebuah foto dan sebuah kartu kecil. Dimana disitu terlihat foto dirinya bersama keluarga kecilnya dahulu, dan kartu tersebut adalah kartu ATM miliknya, dan seluruh isi tabungannya ada di dalam ATM tersebut.

Gadis itu melangkah kan kakinya keluar, Rumah besar ini sangat sepi. Bayang bayang 4 tahun lalu terlitas di pikiran El.

"Happy Birthday sayang"

"Wahhh, Ayah bunda makasih yaa" ucap El dan rachel bersamaan.

"Sama sama" bunda mengelus kepala El dan Rachel bergantian.

"Ayah bakalan kasih hadiah lagi, kalo kalian dapat nilai bagus di sekolah" ucap Arya, kemudian memberikan sebuah liontin cantik.

Rachel mengangguk antusias, sedangkan El ia hanya memutar bola mata memelas.

"Udah ayah, gak usah mikirin nilai dulu, yang penting sekarang kita rayain dulu ulang tahun anak anak kita"

Arya mengangguk. "Baiklah. Hari ini ayah akan kasih kalian waktu, untuk tidak memikirkan masalah pelajaran" ucap Arya dengan memeluk keluarga kecilnya itu.

Mata El berbinar. Sungguh El dan Rachel menyukai ini.

"Makasih ayah" kata El dan Rachel bersamaan.

Tess

Cairan bening itu kembali, membasahi pipi El yang tadinya sudah mengering.

Waktu sudah menunjukkan pukul 03: 00. Sepagi ini, dan hari ini ia akan pergi meninggalkan rumah besar ini.

Ia mengambil secarik kertas yang sudah ia siapkan sebelum ia keluar kamar.

Tulisan kertas itu untuk seseorang yang begitu berharga di dalam hidup El, seseorang itu adalah cinta pertama El. Sekaligus seseorang yang sudah mematahkan hati El.

Untuk ayah

El meletakan surat itu di depan pintu kamar Arya, ia mengambil nafas, rasa sesak kian menjadi.

"Ayah, El pamit! Maaf jika keberadaan selalu menjadi beban buat ayah" lirih El.

Kemudian gadis itu melangkah pergi, meninggalkan rumah besar itu, ia keluar gerbang, dengan keadaan tubuh yang terasa sangat sakit dan ngilu.

Ia tak membawa motor kesayangan nya itu, ya karena motor El berada di rumah saka.

Jalanan yang masih sepi, udara masih terasa sangat segar. Membuat El leluasa menghirup udara malam ini.

Ia terus saja meratapi dirinya sendiri, kenapa Tuhan tidak adil kepada dirinya, kenapa Tuhan tidak membiarkan dirinya mati bersama bunda nya dulu. Kenapa Tuhan membuat dirinya selalu menderita.

"Hiks hiks, Bunda El cape." Isak El. "Tuhan El ingin bertemu dengan bunda" lirih El.

.......

Typo tandai ✍️

Terimakasih sudah membaca

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang