13. Serupa tapi tak sama

1.6K 73 0
                                    

Rintik hujan turun membasahi bumi, Awan hitam sudah mengelilingi langit. Namun Gadis Cantik Itu seperti tak merasa takut sama sekali. Siapa lagi kalau bukan RAQUEL.

"Bunda" panggilnya gemetar.

"Bunda Apa kabar?"

"Pasti bunda seneng banget ya disana, sampai bunda lupain El" Ucapnya dengan menyeka air matanya.

"Bun, Aku kangen banget sama bunda, Dulu kalau Hujan gini bunda selalu marahin El, Karena El suka main hujan"

El menatap langit yang semakin gelap. Akibat awan hitam.

"Tapi sekarang...hiks"

Tes tes tes

Hujan semakin deras Bertepatan dengan air mata yang El keluarkan. Sungguh sepertinya semesta mengetahui perasaan El sekarang.

El mengusap lembut batu nisan itu, Sungguh Dua tahun kurang Ia meninggalkan El.

"El" panggil seseorang.

Merasa ada yang memanggilnya, El menoleh "Saka" ucap El dengan mencoba berdiri, Namun Kepala El sedikit pusing.

Brukkkk

El Ambruk di tempat. Mungkin akibat terlalu lama ia terkena air hujan.

Saka panik, "El, bangun" ucap saka mencoba menepuk pipi cantik El pelan.

"Saka" panggil El gemetar.

"Iya ini gue, gue bawa Lo ke rumah sakit sekarang ya" ucap saka panik.

El menggeleng lemah. "A_aku gak suka rumah sakit" ucap El.

Apa maksud El. "Gak, gue bakal bawa Lo ke rumah sakit" Kekeh Saka.

Namun lagi lagi El menggeleng. "Aku mohon" ucap El kemudian kesadaran El perlahan hilang. Ia pingsan.

Saka di buat panik sendiri. Ia begitu khawatir. Kemudian ia memangku El ala bridal style. Saka keluar dari TPU itu dan mencari taksi.

Karena hari ini ia tak memakai mobil, Untung saja tadi ia mengikuti El. Dan berakhirlah El di sini. Tempat pemakaman.

......

"MAH" Teriak saka di lantai bawah.

Karina yang baru selesai memasak segera menemui anak semata wayangnya itu.

"Saka, kenapa teriak teri...." Karin menggantung Ucapnya.

"Astagfirullah, Ini El kan, kenapa El kayak gini, kamu apa kan dia saka" Panik Karina.

"Mah, nanti aja ngoceh nya, Sekarang bantuin saka" pinta saka.

Kemudian Karin mengangguk. "Bawa dia ke kamar kamu" titah Karina.

"Loh, kok ke kamar saka"

"Berani kamu jawab, mamah potong uang jajan kamu" ancam Karin.

Saka hanya mendengus sebal. "ia mah" jawab saka, kemudian ia berlari menuju lantai atas. Kamar saka.

......

"Mah, Kepala El panas banget" panik saka.

"Dia demam, Mendingan kamu pergi ke apotek dulu, mamah jaga di sini" titah Karin.

Saka mengangguk. "Kalau gitu saka pergi dulu mah" Ucap saka. Karin mengangguk.

"Loh, Katanya mau pergi?" Tanya Karin heran.

"Aka gak tega ninggalin El mah" Lirih saka.

Mata Karin membulat sempurna, "mau diem disini tapi El nya sakit, atau pergi ke apotek beli obat supaya El sembuh?" Kata Karin membuat pilihan.

Melihat amukan Karin membuat saka bergidik ngeri. ",Iy_iya mah saka pergi, gitu aja marah" gerutu saka dengan pergi meninggalkan Karin dan El.

"NGOMONG APA KAMU?" teriak Karin.

"ENGGAK MAH" Jawab saka di luar kamar.

Karin hanya menggeleng kan kepalanya pelan. Ada ada saja kelakuan anak semata wayangnya itu.

"Mah.."

Sontak Karin mengalihkan pandangannya, "El" Ucap Karin, Ia duduk dan menggenggam tangan mungil milik El.

"El ngerepotin mama ya" Ucap El sendu

Karin menggeleng. "Enggak sayang. Sama sekali gak ngerepotin"

"Tap ...."

"Sutt udah, lebih baik kamu makan dulu bubur nya, ini buatan mama loh" ucap Karin dengan menyuapi El bubur.

El membuka mulutnya, "em, meskipun El lagi gak enak badan, tapi masakan Mama itu selalu enak" Ucap El memuji.

"Ah kamu ini bisa aja El" ucap Karin bersemu.

Mama... Memang sedari dulu El memanggil Karin dengan sebutan mama, Dan itu semua Karin yang menyuruhnya, Karena El sudah seperti anak nya sendiri.

Akibat Karin tidak mempunyai anak lagi, niatnya sih pengen anak perempuan, tapi yang berojol malah lakik gik gik. Saka ternistakan.

Tapi yang keluar gak kalah ganteng dan tersegalanya kok, jadi saka aman.

......

Sedari tadi Rachel mundar mandir di depan pintu utama. Ia begitu menghawatirkan El. Saudari kembarnya.

"Astaga El, kamu kemana si" gerutu Rachel.

Masalahnya sudah hampir jam 10 malam, namun El masih belum pulang juga.

Biarpun El sangat menyebalkan, Namun tidak bisa di pungkiri jika Rachel begitu mengkhawatirkan El.

"Aduh, bentar lagi ayah pulang" ucapnya. "cari mati tuh anak" kesal Rachel dengan mencoba menelpon El.

Tut Tut Tut

"Hallo" ucap seseorang di sebrang sana.

"El, kamu kenapa belum pulang?" Tanya Rachel terdengar kahwatir.

"Gue pulang telat" jawab El cuek.

Rachel menghembuskan nafasnya kasar. "Hari ini ayah pulang, jadi kamu jangan cari mati deh El" kesal Rachel.

"Gue gak peduli"

" Tap__"

Tut Tut Tut

El menyudahi telponya sepihak. Dan itu membuat Rachel geram.

"Sialan, Selalu aja Lo kayak gitu El, gak pernah dengerin gue" Geram Rachel, dengan kembali ke kamarnya.

Rasanya sia sia saja dia mengkhawatirkan El, yang jelas jelas tidak pernah menuruti perkataan Rachel.

......

Yeyyy khusus buat hari ini aku double up ya temen temen.

Jangan lupa vote dan komentar buar yang nulis tambah semangat huhu

Terimakasih sudah membaca

15juni22

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang