10. Serupa tapi tak sama

1.9K 72 0
                                    

Jangan lupa vote + komen

Happy reading
.
.
.
.

El memasuki kamarnya, Sungguh belajar membuat Dirinya sangat bosan.

"Udah jam 11 aja" Gumam nya.

Kemudian ia merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya.

Meskipun Arya seperti tidak menyukainya, Semua pasilitas El terpenuhi, El hanya kekurangan kasih sayang saja.

Tring

Suara notifikasi masuk, El segera mengambil ponsel nya yang berada di atas nakas.

Pengecut

•Aku seneng kalo kamu mau belajar lagi

•gue cuman gak mau
Bokap marah

•Apapun alesannya, Aku mau
Kamu jadi El yang dulu.

El mendengus sebal, Dasar si lelaki pengecut itu.

Arsen. Ya pengecut itu adalah Arsen. Apa maksudnya El yang dulu. Bahkan El sangat tidak menyukai dirinya yang dahulu.

.........

Arsen menatap teduh ponsel nya, Awalnya ia senang karena mendapat balasan dari El. Namun akhirnya ia juga merasa kecewa, karena El hanya me read nya.

"Read" Gumam Arsen.

"Oke, Tapi kamu tunggu aja El, Aku akan perbaiki hubungan aku sama kamu" Lanjut Arsen, Dengan merebahkan Tubuhnya.

Dredd dredd

Suara Telpon berbunyi, Arsen melihat siapa yang menelepon, Lalu sedetik kemudian, ia mengacak rambutnya prustasi.

"Wanita ini" Kesal nya.

Kemudian ia mengangkat telponnya. "Ar, kamu tidur belum?" Tanya Wanita di sebrang sana.

"Udah" jawab Arsen cuek.

"Ar, aku takut" lirihnya.

Arsen bangun dari tidurnya, "Takut?" Tanya Arsen.

"Hm, Tadi El gak sengaja Jatuhin Guci milik bunda, terus ayah dateng, tapi yang jadi sasaran kemarahan ayah itu aku, karena El pergi gitu aja, dan aku ada di situ, jadi nyangkanya aku yang Jatuhin Guci itu."

Arsen mengepalkan tangannya kuat. "kamu tenang dulu" Ucap Arsen.

"Jadi maksud kamu, Ayah kamu salah paham?. Bukan kamu yang Jatuhin Guci itu, Tapi El" tanya Arsen.

Rachel menjawab. "Iya Ar, Tapi aku gak papa kok, yang penting El gak kena marah sama ayah"

Arsen menggeram marah. "Aku pikir kamu udah berubah El, ternyata sama aja" gumamnya.

"Hallo, Ar" panggil Rachel.

"Ah iya, kalo gitu Lo tidur aja, udah malem" titah Arsen.

"Hm iya kalo gitu aku tidur dulu ya Ar, Good night"

"Hm"

Arsen menutup telponnya sepihak, entah kenapa di saat Arsen akan meminta maaf kepada El, malah El yang terus membuat dirinya kembali tidak percaya kepadanya.

......

"Stop ayah, Jangan pukul El lagi, El cape harus terus di pukul sama ayah, padahal El gak salah apapun" Elak El tak terima.

"DIAM KAMU" Tunjuk arya "KAMU SUDAH BERANI BUAT AYAH MARAH EL" Sentak Arya.

Plakk

El menutup matanya, Sungguh pukulan yang diberikan oleh Arya keras.

"Ay_ah udah, Kasin El" Ucap Rachel gemetar.

El menatap sendu Rachel, meminta agar Rachel mengatakan yang sebenarnya.

Namun Rachel menggeleng lemah, Jika ia mengatakan yang sebenarnya mungkin ia juga akan kena imbasnya.

"Diam kamu Rachel, jangan kamu peduliin anak ini" Ucap Arya Dengan menggeram marah kepada El.

Bukan tanpa alasan Arya marah, Guci kesayangan milik Almarhum Bunda, Pecah. Sungguh Arya sangat marah, siapapun yang berani menyentuh apalagi merusak pasti akan terkena amukan Arya.

"Tap_pi ayah, kasien El" ucapnya dengan mata yang berkaca kaca.

"PERGI" Tunjuk Arya. "MASUK KAMAR" Lanjutnya.

Rachel mengambil nafas sesak, Sungguh baru kali ini ia di bentak oleh Arya. Sejarah itu Arya.

.....

Satu jam berlalu, Arya Sudah pergi dari kamar El. El menatap miris luka luka pada tubuhnya.

Baru saja tadi siang ia kecelakaan, Dan luka nya masih sangat sakit, Dan sekarang di tambah lagi oleh luka yang di berikan Arya.

"Cape banget hidup gue" Gumamnya dengan tertawa miris.

Kemudian El mengusap make up yang menutupi luka di kepalanya.

Ya. Waktu itu El menutupi lukanya oleh make up, Jadi Arsen dan Rachel tidak mengetahui jika dirinya kecelakaan.

"Sempurna" lirihnya. "Satu luka kecelakaan, Dan satu lagi luka tamparan" Ucapnya Dengan Menahan tangis.

El Mencoba mengontrol emosi nya, Bukan tak bisa melawan, Hanya saja Luka yang di alami El sangat membuatnya lemah.

"Gue cape" Air mata sialan itu, keluar begitu saja tanpa permisi.

El meringkuk kan tubuhnya di atas kasur nya, Ia memeluk tubuhnya sendiri dengan erat.

"Bunda, peluk El" lirinya, kemudian kesadaran El perlahan menghilang. Ia tertidur.

.........

Jum'at,10,juni

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang