75. Serupa tapi tak sama

565 21 0
                                    

Happy reading

Satu chapter menuju ending

Empat bulan sudah, semuanya berlalu. waktu seakan begitu cepat. Sedikit demi sedikit kehidupan El kembali. Meskipun semuanya masih terasa hambar untuk El, Tapi tak lupa juga ia selalu bersyukur kepada tuhan, Karena kini perlahan dunianya kembali.

Cermin besar di hadapan nya itu, memperlihatkan betapa Cantiknya El kini, Dengan memakai Dress Cantik dan rambut yang ter_urai panjang.

Ya, Empat bulan berlalu adalah waktu yang lama bagi El, ia ingin kembali kepada kehidupan nya yang dulu, Si penyuka rambut panjang.

"Wahhh.." ucap seseorang di ambang pintu sana. Begitu terkagum nya ia dengan penampilan El kini.

El tersenyum hangat. "Cantik gak?." Tanya El, sedikit ragu dan tidak pede.

Rachel mencoba berfikir sejenak, ia mengetuk ngetuk jarinya, berpura pura berfikir.

"Cantik gak yah..." Wajah El murung seketika. "Hahahah cantik lah... Masa enggak si."

El tersenyum lebar, kemudian ia kembali menghadap cermin, Bak seperti model ia berpose se_baik mungkin.

"Udah, Nanti kaca nya ke_sem Sem sama kamu." Ucap Rachel terkekeh geli.

"Sialan Lo! Tapi emang gue cantik sih." Kini El mulai percaya diri.

"Iya deh.. yang paling cantik." Ucap Rachel kemudian berjalan terlebih dahulu.

"Iya dong.."

Kemudian ke dua gadis kembar itu, mulai menuruni tangga, Hari ini adalah hari bahagia untuk keduanya.

"Wah wah wah."

"Anak ayah udah pada cantik aja." Puji Arya, kini ia sudah siap untuk mengantarkan kedua putrinya itu.

El dan Rachel tersenyum malu, kemudian keduanya menghampiri Arya, dan mencium pipi Arya.

"Ayah juga gak kalah tampan." Puji Rachel.

"Iya nih.. kalah sama pacarnya mbok." El terkekeh.

"Weh atuh neng, masa di samain sama pacar mbok." Mbok datang dari balik pintu dengan membawa pel dan sapu.

"Yah.. emang bener kan bi, Gantengnya ayah." Tanya El. Dengan candaannya.

"Mmmm..." Mbok berusaha berfikir. "Iya sih, tapi ya neng, mau seganteng apapun tuan, tetep ayang mbok no satu." Bangga mbok.

Kemudian Arya dan kedua putrinya itu tertawa. Sungguh inilah mereka kini, begitu dekat dan saling memberikan kehangatan.

"Sudah sudah, Ayo kita pergi, Nanti takut macet."

Kedua gadis kembar itu Mengangguk setuju. Jika terus menggoda ayahnya dan mbok, itu sama saja membuang waktu, tidak akan habis.

Bak seorang model, mereka berjalan penuh percaya diri, Anak dan ayah yang sangat luar biasa.

"Ekhem.."

Sialan! Ada saja yang menganggu.

"Pagi om." Sapa Arsen sopan.

Arya mengangguk. "Pagi." Jawab Arya.

"Saya boleh pinjem anaknya gak om?" Tanya Arsen.

Arya menatap dalam Arsen. Kemudian tatapannya kembali menatap kedua putrinya itu.

"Maaf, Saya tidak meminjamkan anak." Ucap Arya, dengan tegas.

Arsen menundukkan kepalanya. Sepertinya ia sedikit salah bicara.

El dan Rachel saling tatap, Keduanya terkekeh, melihat kelakuan Arya.

"Huh... Ganggu saja." Keluh Arya.

Arsen mengangkat kepalanya kikuk, Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Hehe maaf om." Ucap Arsen merasa tak enak.

"Sudah," ucap Arya

" jangan lupa anak saya itu kembar, Kamu harus konsisten, mau pilih mana?." Tegas arya dengan berbisik.

Kedua gadis itu hanya saling tatap, dan mengangkat kedua bahunya tak acuh.

Arsen mengangguk mantap. "Saya ijin, mau ajak El pergi bareng om." Ucap Arsen penuh percaya diri.

El membulatkan matanya sempurna. Sialan Arsen ini!

"Apaan, gak." Tolak El.

"Huss, gak boleh gitu El, kamu bareng Arsen aja ya." Ucap Rachel lembut.

El menggeleng cepat. "Kenapa harus gue!" Tunjuk El kepada dirinya sendiri.

"Karena aku mau kamu El." Ucap Arsen tanpa rasa malu.

Arya menatap tajam Arsen. Sungguh anak yang berani dan Tidak tau malu.

"Hiss.." El berjalan terlebih dahulu.

Blushing, ia yakin kini wajahnya merah. Dan El sangat malu.

"Kalo begitu, kami berangkat om." Pamit Arsen.

"Silahkan, jaga putri saya Ar, jangan sampai dia lecet sedikit pun, kalo sampai itu terjadi." Arya menatap tajam Arsen. Arya mengangkat tangannya, dan memperagakan memotong lehernya.

Arsen meneguk slivanya susah payah, sungguh aura Arya itu begitu menakutkan.

"B_baik om." Kemudian Arsen mencium tangan Arya, dan segera memasuki mobilnya, Di dalam mobil sama sudah terlihat El yang tengah terduduk manis.

Arsen menghembuskan nafasnya kasar, Niatnya ingin romantis bak seperti film, membukakan pintu mobil, dan mempersilahkan masuk. Tapi nyatanya, sikap El itu di luar Expetasi.

.....

Arya dan Rachel terkekeh, menatap kedua remaja itu sudah pergi dari halaman rumah nya.

"Ayo." Ajak Arya.

Rachel mengangguk. "Ayo,"

Mobil Arya mulai membelah jalanan, Kecepatan yang sedang dan baiknya jalan kini tidak terlalu macet.

Anak dan ayah itu, terdiam untuk sesaat. Arya yang melihat kediaman Rachel pun mencoba bertanya.

"Kenapa?." Tanya Arya.

Rachel tersenyum. "Gak kenapa Napa." Rachel menggeleng pelan.

Arya mengangguk. "Apa karena Arsen?" Tanya Arya.

Sontak Rachel langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak ayah."

Arya mengangguk. "Ayah tau... Kamu suka dia kan sedari dulu?" Tanya Arya.

Rachel hanya bisa pasrah, ia tidak bisa menyembunyikan perasaan nya sendiri.

"Ara Akan coba buat lupain Arsen ayah." Lirih Rachel.

Arya tersenyum. "Mencintai itu tidak salah sayang, Mungkin jika suatu saat dia jodohmu maka akan kembali lagi sama kamu, Tapi jika bukan. Belajar mengikhlaskan ya..."

"Mungkin tuhan akan kasih yang terbaik buat anak ayah yang satu ini."

Rachel tersenyum. "Untuk saat ini, Ara lebih seneng, kalo bisa bareng terus sama ayah dan El. Ara gak mau nge_cewain El yah, Ara mau liat El bahagia terus."

"Meskipun untuk saat ini, Ara belum bisa kem_balikan dunia El sepenuhnya."

"Tapi Ara akan coba semaksimal mungkin yah, Agar Ara bisa tenang dan bisa menebus rasa bersalah Ara."

Arya menghentikan mobilnya, perkataan Rachel begitu penuh penyesalan, Itupun sama dengan dirinya, Ia juga begitu menyesal karena telah berbuat sedemikian kepada Raquel, Anak nya sendiri.

"Kita perbaiki semuanya nak, Bersama." Ucap Arya.

.......

Terimakasih sudah membaca

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang