42. Serupa tapi tak sama

1.3K 39 0
                                    

Jangan lupa vote komen share

Selamat membaca 🤗
.
.
.
.
.
.




Uhukk uhuk uhukkk

Lelaki yang kisaran umurnya sudah menginjak kepala empat itu tebatuk batuk.

Sudah 5 hari kondisinya sangat tidak baik.

Ia meratapi nasibnya sendiri. Seharusnya dalam keadaan seperti ini ada seseorang yang senantiasa mengurusnya dengan baik.

"Andai kamu masih ada" Gumamnya.

Kemudian laki laki itu menggeram marah. Ia meremas dadanya kuat. Ada rasa sakit hati dan tak terima uang menyelimuti hatinya.

"Semua gara gara anak sialan itu" lirhnya.

Brakkk

Tubuh lelaki itu oleng, ia terjatuh, saat hendak akan berdiri.

Tok tok tok

"Ayah?" Panggil Rachel di belakang pintu sana.

Arya tersenyum miring. "Pergi!" Titah Arya.

"Ayah kenapa? Ara gak bakal pergi sebelum ayah mau buka pintunya" kekeuh Rachel.

"SAYA TIDAK BUTUH SIAPAPUN!"

DEG..

Di balik pintu sana, tubuh Rachel gemetar. Apa Arya Semarah itu kepadanya, hingga Arya mengacuhkan dirinya dan juga kesehatan Arya sendiri.

"Ayah maafin Ara" Gumamnya. Kemudian Rachel pergi dengan tubuh yang gemetar. Karena menahan air matanya yang sedikit lagi hampir menetes.

.......

Perlahan Rachel masuk ke dalam kamar El. Sudah satu Minggu El pergi tanpa memberi kabar.

Rachel meringkuk di atas kasur King size milik El. Ia menangis!

"Bundaa maafin Ara hiks hiks" Isak Rachel.

"Seharusnya waktu itu...." Rachel menggelengkan kepalanya. Ia begitu sangat menyesal.

"El kamu dimana hiks hiks" Isak nya tak tertahankan.

Setelah kepergian El dari rumah, Hidup Rachel rasanya sangat berantakan. Ia tak tau harus apa? Dan harus bagaimana? Hampir setiap hari ia mencari keberadaan El. Namun sayangnya semua itu tidak membuahkan hasil.

Selain itu, Ia semakin di buat kecewa oleh kelakuan Arya kepada dirinya. Karena kini Rachel mengetahui semuanya. Ia hanya di jadikan boneka oleh Sang ayah.

Rachel Di jodohkan dengan Arsen semata mata hanya karena bisnis Arya dan Ranti.

Sungguh! Rasanya hati Rachel begitu sakit. Apakah Arya tidak puas dengan harta yang ia miliki sekarang. Dengan kehormatan yang Arya punya.

Sungguh kenapa Arya Setega itu kepada anak anaknya sendiri. dan itupun demi kepuasan dirinya.

Namun Rachel tak bisa berbuat apapun. Arya adalah ayahnya. Ia tak mau berdosa untuk kesekian kalinya, meskipun Arya seperti itu. Ia akan terus menghormati. Dan bagaimana pun kedepannya, Arya pasti akan berubah dan menyesali perbuatannya.

......

"Gimana mi? Apa ada kabar dari El?" Tanya Adi. Kepada Karin.

Karin menggeleng lemah. "gak ada Pi" lirihnya.

Kemudian mata sayu Karin menatap ke sebuah ruangan. Di sana terlihat anak sulungnya tengah terbaring lemah. Dengan jarum inpus yang hinggap di hari tangannya, selang oksigen setia membantu pernapasan lelaki malang itu. Siapa lagi jika bukan Saka. SAKA ADI TAMA.

"Sudah hampir satu Minggu Pi" lirih nya.

Kemudian Adi memeluk tubuh sang istri, berusaha menguatkan.

"Apa aka bakal bangun lagi Pi" lanjut Karin.

"Suttt. Aka pasti bangun lagi, dia cuman lagi istirahat aja" jawab Adi berusaha menenangkan.

Bohong! Bohong jika Adi tak merasa sedih, justru ia sendiri rasanya sangat hancur melihat putranya yang sangat tidak berdaya itu. Sudah hampir 3 tahun saka melawan penyakitnya. Dan kini kondisi saka semakin memburuk.

"Cuci darah itu bukan membuat sembuh Pi, tapi memperlambat kematian hehe"

Bayang bayang perkataan saka, terus tergiang di telinga Adi. "Kamu pasti sembuh. Anak papi kan kuat" lirih Adi dalam hati.

Flashback...

Setelah kepergian Karin, saka merasa lega, kemudian ia memejamkan matanya, biarkan saja pecahan beling itu ia bereskan besok.

Lagi lagi saka meringis kesakitan. Sungguh kenapa Tuhan membuatnya menderita.

"Untuk ke sekian kalinya, gue gak bisa nahan rasa sakit" ucapnya, kemudian air matanya luruh seketika.

"Kenapa Tuhan berlaku tidak adil"

Saka terus meremas bagian perutnya, tubuhnya yang semakin rekuh, mambuat dirinya merasa sangat tidak pantas hidup.

"Gue pengen mati!"

Tunggu! Saka tidak bisa mati tenang, sebelum melihat El bahagia bukan.

"Tapi..."

"Sebelum Orang yang gue sayang, semuanya bahagia, Dan gak akan ada kesedihan setelah gue gak ada" lanjutnya.

"Mami, Papi. El, Semuanya. Kalian bahagia terus ya"

Setelah mengatakan itu, mata saka terlelap. Mungkin ia sudah sampai ke alam mimpi.

.....

"Saka"

Karin dan Adi merasa cemas. Karena sudah beberapa jam ini saka mengurung diri di kamarnya.

Saka bilang, tadi ia akan tidur sebentar tapi hingga kini, sepertinya saka belum bangun.

Dan itu membuat Karin dan Adi panik, apalagi saka mengunci pintunya dari dalam. Membuat Adi harus menggebrak pintu kamar saka.

BRAKKKK

Pintu kamar saka terbuka, disana terlihat, saka yang meringkuk di atas kasur nya. Kemudian mata Karin dan Adi, tertuju kepada pecahan gelas yang berserakan.

Tanpa pikir panjang, Karin dan Adi menghampiri anaknya itu.

Namun sayang nya tidak ada respon dari saka. Dan itu membuat kedua orang tua itu panik. Saka segera di bawa ke rumah sakit.

Flashback off

Dan hingga saat ini, saka belum juga membuka matanya.

.......

Typo tandai ✍️
Terimakasih sudah membaca 🙏

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang