12. Serupa tapi tak sama

1.7K 67 0
                                    


Tempat ini bagaikan surga bagi siswa yang baru selesai menjalankan kewajibannya sebagai seorang pelajar.

Kantin..

Ya Seperti biasa suasana kantin begitu sangat ramai. Membuat pedagang kantin sedikit kewalahan.

"El, Gue liat liat Kaki Lo pincang?" Tanya Silvi Sembari meneliti kaki El.

Namun yang di tanya hanya acuh. "Plakk" Silvi memukul Kaki El kuat. Hal itu membuat El meringis kesakitan.

"Awshhh Sakit Bangke" Ringis El dengan mencoba mengibas Kakinya dengan Kantong Camilan.

"Tuh kan bener" Tebak Silvi. "mana gue liat" El hanya bisa pasrah saja.

"Astaga, Itu luka gede banget El, Pasti sakit" khawatir Silvi, Dengan meniup kaki El.

"Lo nanti ke rumah sakit bokap gue ya, Biar nanti Di obatin" Kata Silvi.

El hanya menatap Silvi yang begitu mengkhawatirkan nya, "makasih Vi, Tapi gue udah ke Rumah sakit kok" Tolak El.

"Jangan nolak kebaikan gue El" kata Silvi, Sontak membuat El terkekeh.

"Udah udah, Sini Lo duduk yang bener, Luka gue gak pa_pa, Cuman luka kecil" Ucap El dengan memberikan biskuit ke dalam mulut Silvi.

"Seudikit Apuaan Dah" Ucap Silvi dengan mulut penuh dengan biskuit.

"Iya, Besok juga sembuh" Kata El.

"Gak, Pokoknya kita harus periksa" Tegas Silvi.

"Enggak Vi" Tolak El.

"Oke, emang keras kepala Lo" kesal Silvi, dengan memakan nasi goreng miliknya dengan cepat, El menghembuskan nafasnya kasar.

"Lo kan tau, kalau gue gak suka sama rumah sakit" Kata El lirih. "jadi Lo jangan marah ya sama gue" lanjut El.

Mendengar ucapan El, Silvi menatap El sendu. "El" ucapnya. "maaf, gue lupa"

El tersenyum. "Iya gak pa_pa, Malahan gue mau bilang makasih sama Lo, karena Lo udah peduli sama gue" kata El.

Silvi tersenyum. "Justru gue yang harusnya bilang makasih sama Lo, karena Lo mau sahabatan sama gue" kata Silvi.

"Aaaaaa kok jadi melowww sihhhhhh" Rengek Silvi.

El terkekeh. "permisi"

El dan Silvi menoleh. "Lita" panggil Silvi.

Lita mengangguk. "Aku boleh duduk disini gak?" Tanya Lita.

Silvi mengalihkan pandangannya, Ia melihat ke arah El, El mengangguk.

Silvi tersenyum puas. "oke, Lo boleh duduk disini" Ucap Silvi heboh.

El hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu. Tidak salah bukan jika El dan Silvi menambah teman.

.....

Kini ketiga sahabat itu tengah berceloteh ria menuju kelas nya.

Siapa lagi kalau bukan El, Silvi Dan tentunya Lita.

Ya El sudah memutuskan bahwa kini Lita Sudah menjadi sahabatnya, itupun permohonan dari Silvi. Dan El pun hanya menurut saja, Bukan kah lebih baik mempunyai banyak teman.

"Eh tunggu tunggu" ucap Silvi menghentikan langkahnya.

El Dan Lita pun menoleh. "kenapa?" Tanya Lita.

"Lo kan beda kelas ya" kata Silvi kepada Lita. Lita mengangguk.

"Iya, aku kls XII IPA" jawab Lita lesu.

Mata Silvi berbinar. "Wahh hebat banget Lo Ta, Bisa masuk IPA" heboh Silvi.

Lita tersenyum malu. "Ah Silvi, bisa aja"

"Eh berarti Lo satu kelas dong sama Rachel" Tebak Silvi. Lita mengangguk.

Kemudian Silvi menyenggol lengan El. "Apa?" Kesal El.

"Gimana ya" Ucap Silvi. Sontak membuat Lita dan El merasa bingung.

"Gimana apanya sih Lo" Aneh El. Waktunya terbuang sia sia, karena keanehan Silvi.

"Rachel Di kelas gimana Lit?" Tanya Silvi.

"Gimana apanya?" Tanya Lita lagi.

"Dia baik gak?"

"Em Rachel ya" ucap Lita dengan mencoba berfikir. "Dia baik sih, Tapi..."

"Tapi apa?" Kini bukan Silvi yang bertanya, melainkan El.

"Tapi, kadang dia cuek gitu. Sikap ramah dan manisnya itu ketika sama Arsen doang deh kayaknya" lanjut Lita.

"Oke fiks Feeling gue bener El" heboh Silvi.

El membulat kan matanya, isyarat agar Silvi diam.

"Eheheh" Silvi cengengesan tak jelas

"Kalian kenapa sih?, Aneh banget" Kata Lita tak mengerti.

Kemudian El merangkul tubuh Lita. Sebetulnya Lita juga merasa sedikit takut kepada El.

"Gak, biarin aja tuh anak, gak jelas" ucap El dengan menatap tajam Silvi.

Silvi hanya mendengus sebal. "Lo ya" tunjuk Silvi.

Lita tertawa kecil. "Ahaha, Udah ah, aku mau masuk kelas dulu. Byeee makasih ya udah mau berteman sama aku" Ucap Lita.

Silvi tersenyum, begitu pula dengan El meskipun senyumnya hanya beberapa senti saja.

"Oke Santai Lit, Gue juga seneng punya temen baru, Ya gak El" Ucap Silvi dengan menyenggol lengan El.

"Ah iya" Jawab El.

Kemudian Lita tersenyum. "Kalo gitu gue pergi, Byee" pamit Lita.

"Byeeee"

Lita sudah pergi, Hanya tinggal beberapa langkah lagi Lita sudah tak terlihat.

"Rachel itu bermuka dua" Ucap Silvi.

El mengangkat bahunya acuh. "gue tau" jawab El.

Mendengar respon dari El. Silvi geram sendiri. "ELLLLL nyebelin banget sih Lo" kesal Silvi.

Merasa tidak ada yang salah. El menoleh. "Why?, Gue emang udah tau, kalo Dia itu bermuka dua" jelas El.

Silvi hanya pasrah, Memang benar adanya huhuhu.

SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang