Jangan lupa vote komen share
Selamat membaca 🤗
Arsen menatap remeh ke arah saka yang duduk di atas kursi roda tersebut.
"Mau lindungi El." Arsen terkekeh. "Lo aja gak bisa jaga diri Lo sendiri, gimana mau ngelindungin orang lain." Lanjut Arsen.
Namun saka masih terdiam, ia terus saja menatap bunga mawar yang tepat berada di depannya.
"El suka bunga mawar." Ucap saka.
Arsen terkekeh. "Gue tau!"
Kemudian Arsen pun mengikuti arah pandang saka.
"El suka makan pedes."
"Tau!"
"El Suka Naik motor."
"Gue ta_"
"Bagus kalo Lo tau semua tentang El." Ucap saka sambil terkekeh.
"Gue tau, karena gue selalu tau apa yang dia mau." Ucap Arsen bangga.
"Tapi Lo gak tau!" Potong saka dengan terkekeh.
"Maksud Lo?." Tanya Arsen.
"Lo gak tau seberapa menderita nya dia, Dengan Lo Deket sama saudaranya itu udah bikin dia menderita." Ucap saka dengan penuh tekanan.
Arsen terdiam. Kemudian ia menundukkan kepalanya, Ia tau jika ia salah, tapi tidak ada pilihan lain.
"Gue terpaksa." Ucap Arsen.
"Kalo gue gak ngelakuin itu, Maka laki laki biadab itu akan nyakitin el." Aku Arsen.
Kemudian saka terkekeh. "meskipun Lo ngelakuin apa yang di suruh oleh Arya, Itu tidak membantu sama sekali Ar." Tekan saka.
"Lelaki itu akan terus nyakitin El, apapun caranya." Lanjut saka.
Arsen menggeleng. "Lo tenang aja, sekarang om Arya udah baik sama El, dia udah Nerima semuanya."
"Heh." Saka terkekeh. "Sekali busuk akan terus busuk Ar."
"Maksud Lo?."
"Lo gak tau kan, Arya baik sama El karena ada maunya." Ucap saka.
Arsen merenungi perkataan saka barusan, ia tak mengerti dengan apa yang terjadi.
"Arya menginginkan ginjal El."
Deg.....
.....
Di dalam sebuah mobil yang di tumpangi nya, Rachel menatap jalanan tersebut dengan pandangan kosong. Pikirannya begitu kalut, ia tak tau harus bagaimana dan harus apa.
"Mau kemana non?." Tanya supir.
"Makam bunda!." Ucap Rachel, sang supir pun mengangguk.
Mobil tersebut melaju dengan kecepatan sedang, hujan rintik rintik masih setia menemani perjalanan Rachel.
Ia baru tau, jika saudaranya memiliki tarumatis, Sepertinya ia dan sang adik sudah sangat jauh, dan tidak mengenal satu sama lain.
"Sorry El, aku gak bisa jadi kakak yang baik buat kamu." Batin Rachel, tak terasa cairan bening itu luruh seketika.
TPU JATI INDAH
Rachel menatap plang tersebut dengan sakit, Disinilah tempat bundanya sekarang.
"Assalamualaikum bunda!" Sapanya
"Bunda, Udah di surga ya?."
"Maafin Ara ya bunda."
Rachel menundukkan kepalanya, ia memeluk pusara sang bunda dengan erat, air mata yang kembali membasahi pipinya, Dan hujan yang setia menemaninya.
"Bunda, Maafin Ara, karena Ara bunda pergi, Dan karena Ara juga El di benci sama ayah, karena Ara juga El mengalami trauma, maaf bunda, maafin Ara." Rachel terisak, Ia begitu menyesali perbuatannya dahulu. Andai saja ia tidak melakukan hal itu, mungkin sekarang semuanya baik baik saja.
"Maaf bunda, Ara gak jadi anak baik buat bunda, dan kakak yang baik buat El." Rachel masih setia terisak.
"Bunda, Sebenarnya Ara yang gunting Kabel rem itu." Dengan nafas berat Rachel mengakui semuanya. "Ma_maafin ar_a bunda." Isak Rachel, dengan setia memeluk Nisan tersebut.
"Seharusnya Ara gak ngelakuin hal itu, Ara cuman gak suka, kalo bunda pergi tanpa ajak Ara, Ara gak suka bunda."
Dengan hujan yang semakin deras, Suara tangisan semakin terdengar, membuat Rachel terlihat mengenaskan.
"Ara ngelakuin itu, karena Ara benci sama El, bunda selalu pilih El daripada Ara."
"Kata ayah, Ara anak pintar, karena Ara selalu dapet ranking satu, T_tapi."
Rachel mengambil nafasnya berat, "Tapi El, Dia dapet nilai lebih rendah dari Ara, Tapi bunda selalu aja bilang, kalau Ara dan El itu sama, Sama sama pintar. padahal Ara tau, kalau bunda cuman mau buat El bahagia, tapi tidak dengan Ara bund,." Rachel masih setia terisak.
"Ara juga mau, dikasih perhatian lebih sama bunda." Lanjutnya.
"Tapi bunda lebih sayang sama El."
Kemudian ia kembali meringkuk, ia mengelus nisan itu. Ia menghirup udara sesak. Hujan semakin deras, hingga membuat air matanya semakin leluasa keluar.
"Ta_tapi sekarang Ara sa_dar. Kalo apa ya_ng Ara lakuin i_tu sa_lah."
"Kar_na kecer_obohan Ara, Bun_da meninggal, Dan kar_na Ara, hidup El menderita, Ma_af Bun_da."
Seseorang itu menatap tajam ke arah Gadis yang tengah memeluk Nisan itu. Ia menatap dengan tatapan kecewa juga tak percaya. Bahwa apa yang ia dengar barusan.
Rachel Queen zaa." Panggil Arsen dingin.
Rachel mematung di tempat, Ia tau persis suara itu.
"Arsen" gumam Rachel.
Ya lelaki itu Arsen, ia sengaja membuntuti Rachel, karena setelah mendengar kabar dari saka bahwa El dalam bahaya, ia pun segera menyusul Rachel untuk meminta penjelasan, namun sayangnya, Fakta yang Arsen dengar begitu mengejutkannya.
"Sini Lo!." Seret Arsen dengan marah.
"Awasssshhh, Sa_kit Ar." Lirih Arsen.
"Sakit? Lo bilang sakit HAH." Murka Arsen.
"Lebih sakit mana, Antara Lo Dan saudara Lo." Ucap Arsen begitu menusuk.
Rachel terisak, ia mencoba melepaskan cekalan dari Arsen.
"Harusnya Lo jujur sama ayah Lo. Kalo Lo yang udah bunuh NYOKAP LO SENDIRI BUKAN EL." Bentak Arsen dengan meninggikan suaranya. Nafasnya naik turun memburu, ia begitu marah kepada Rachel.
"Ar." Mohon Rachel.
"GUE KIRA LO BAKAL JADI KAKAK YANG BAIK BUAT ADEK LO, TERNYATA LO SAMA! SAMA BANGSAT NYA KAYA BOKAP LO ITU!."
"Ar." Panggil Rachel gemetar. Ia begitu takut melihat Arsen yang tengah marah.
"DIEM!." Tunjuk Arsen. "MUNAFIK LO RA, LO LUGU LUGU BANGSAT."
"GUE KIRA LO BEDA," Arsen terkekeh.
"Ternyata Lo sama aja." Lanjut Arsen, kemudian melepaskan cekalannya dari tangan Rachel.
ia kemudian melangkah kan kakinya dan keluar dari area TPU tersebut.
Sedangkan Rachel, ia terduduk lemas, Ia begitu merasa kacau, dan perasaan bersalah itu semakin terngiang.
"Maaf." Lirihnya.
.......
Typo tandai ✍️
Maaf banget karena mungkin part" sebelumnya dan kedepannya bakalan mengandung bawang
Terimakasih sudah membaca 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
SERUPA TAPI TAK SAMA (Telah Terbit)
Teen FictionFollow dulu sebelum membaca💚 Serupa Tapi Tak Sama? Cerita tentang Saudari kembar, Dia Adalah RAQUEL QUEEN ZAA & RACHEL QUEEN ZAA. Ternyata meskipun mereka terlahir kembar, Banyak sekali perbedaan Sikap di keduanya. Jangan jadi silence riders plisss...