Hyuka lagi lagi terbangun dari pingsannya ia masih belum menerima kenyataan kalau dia memang sudah terpisah dari saudara saudaranya.
Ia tetap memutari hutan yg rindang. Matanya selalu awas terhadap sesuatu yg akan mengancam nyawanya.
"Ini dimana? Tidak adakah orang di sini? Sekarang aku benar-benar takut."
Katanya lirih. Air mata jatuh dari pelupuk matanya. Sekuat tenaga ia mencoba untuk berpikir positif namun kenyataan berkata lain.Cahaya rembulan memancarkan melalui rongga rongga pohon.
Hyuka terduduk di sebuah pohon. Ia bersandar ke pohon dan menatap langit frustasi. "Tolong....!!! Tidak adakah seseorang disini!! " Teriaknya sekuat tenaganya.
Namun hanya suara kicauan burung yang berhamburan menjawab teriakan hyuka tadi.Hyuka terdiam. Ia tidak tahu apa yg harus dia lakukan sekarang. Buntu. Dan dia merasakan angin yg menusuk nusuk kulitnya.
"Hei!!!" Sapa seseorang sambil menepuk pucuk kepala hyuka
Hyuka sangat terkejut. Dilihatnya seorang peri hijau yg melayang layang di depannya.
Hyuka reflex beringsut mundur. "Siapa kamu?" Tanya hyuka bergetar.Peri tersebut tersenyum berbinar binar menatap hyuka. " Hei... Hei... Selamat datang di pulau Moorae. Dan perkenalkan saya Moana. Saya bertugas membimbing hyuka untuk bermain di pulau ini"
Hyuka membelalak mata. "Pulau Moorae, apa maksudnya itu? Dan permainan apa ini?" Tanya hyuka yg mulai panik.
Moana tetap saja tersenyum.
"Hah?!! Kenapa hyuka tidak tahu. Kan hyuka sendiri yg membuka gerbang kesini?" Tanya Moana bingung.Hyuka tidak terima. Suaranya sekarang benar benar telah bergetar. " Membuka gerbang? Aku tidak pernah melakukannya?!!" Bantah nya.
Moana mendekati hyuka.
Ia berhenti bertebangan kesana kemari.
Ia membungkuk dan menatap mata hyuka.
"Hyuka, mungkin secara tidak sadar kamu telah membuka gerbang ke dimensi ini" Jelasnya singkat.Hyuka garuk garuk kepala walau tak gatal. Ia dibuat bingung oleh makhluk imut di depannya ini.
Moana akhirnya duduk manis di hadapan hyuka yg terlihat kebingungan.
"Baiklah, biar aku jelaskan. Pintu gerbang ke dimensi ini akan terbuka kalau ada manusia merasakan dua hal.
Perasaan yg begitu kuat hingga menariknya ke dimensi ini.
Pertama, perasaan ingin mengakhiri hidup. Dengan perasaan ini kalian disini akan diuji untuk tetap bertahan hidup apapun yg terjadi.
Kedua, perasaan bersalah yg mendalam. Perasaan inilah yg paling mendorong karena dengan perasaan ini kalian tidak menghargai takdir dan menyalahkan diri sendiri yg berlebihan. Dan dengan perasaan ini kalian yg berada di sini akan diuji untuk tetap bersyukur dan menghargai waktu serta mencintai diri sendiri lebih dari apapun." Jelas moana pelan pelan.Hyuka termenung sesaat. Ia tersenyum tipis. Bahkan moana bingung mengartikan senyuman hyuka.
"Haruskah hidup di sini atau aku akan mati sendiri. Pilihan yg akhirnya akan tetap sama. Tapi bagus juga, keluarga ku tak perlu mencemaskan aku lagi dan lama kelamaan mereka juga akan melupakan ku" Lirih nya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Alwaysness (MOA)
Fantasy⛔Warning Ceritanya tak sewarna warni covernya!!! Berawal dari sifat penasaran hyuka yg memungut buku aneh yg dia temukan, buku itu malah membawa dirinya dan saudara-saudara yg lain ikut terancam nyawa? "Akankah mereka menemukan harapan di tengah...