Pertemuan tak terduga

91 16 2
                                    

Jay sedang di kota Windward, walau masih pagi ia telah mengitari kota yg lumayan luas itu dengan berjalan kaki. Ia melangkah kemana kaki nya ingin melangkah hingga ia sampai di gedung windward. Jay memutuskan masuk dan berjalan ke apotek.

"Ada yg bisa saya bantu?" Sapa seseorang yg di dadanya tertulis nama "Hwang Lia"

Jay tersenyum simpul. "Permisi mrs. Lia.. Saya mau membeli vitamin satu botol kecil saja.."

"Baik.. Ada yg lain lagi?" Tanya Lia lagi yg masih dengang senyuman kapitalis nya.

Jay tampak berpikir sebentar lalu teringat dengan hyuka yg susah bernafas mungkin menurutnya hyuka butuh inhealer. "Mrs.Lia, ada inhealer disini?'

" Ada.. Sebentar ya, saya ambilkan dulu " Ucap lia lalu berjalan ke dalam. Tak butuh waktu lama, lia membawa satu botol vitamin dan satu kotak yg bergambar inhealer.

"Ini,tuan.." Kata lia seraya menyodorkan vitamin dan kotak inhealer yg ditangannya.

Jay dengan hati hati membuka kotak inhealer. Ia lihat sebentar dan tersenyum puas lalu ia masukan lagi ke kotaknya. "Baik akan saya ambil.. Berapa semua nya mrs. Lia?"

Lia dengan sigap mengetik nama vitamin dan inhealer itu di komputer di sampingnya. Lalu keluar lah harga yg harus di bayar pelanggannya. "Semuanya 1.300 koin.."

Jay sedikit terkejut. "Inhealer nya berapaan mrs?" Tanya Jay dengan wajah nya sedikit syok.

"Harganya 1000 koin, tuan.." Jawab lia dengan ramah.

Jay menghela nafas dalam. "Mahal juga ya.." Ucapnya. Jay dengan berat hati mengeluarkan pocket nya dan memberikan ke lia.

Lia dengan sigap mengambil pocket Jay dan menggesek cip nya ke alat pembayaran. Setelah selesai ia kembalikan lagi ke Jay. Lia membungkus belanjaan Jay dan memberikan ke Jay.
"Terimakasih telah berbelanja.."

Jay tersenyum simpul. "Iya sama sama..."

Jay berjalan gontai keluar. "Tidak apa apa dah.. Lagian ini sangat penting buat hyuka.. Kalo ada apa apa, ini bisa jadi pertolongan pertamanya.." Monolog nya sendiri.

Ia menyelisiri jalan yg mulai ramai dengan kesibukan para manusia, peri peri dan pribumi disini yg mempunyai ciri khas berambut blonde atau putih keperakan.

"Buuugh.."

Jay meringis kesakitan, bahu bertabrakan dengan seseorang. Jay segera menoleh kebelakang. Dan matanya bertemu ke seseorang yg selama ini ia hindari. "Hansel..?" Ucapnya lirih.

"Lu? Jay.." Balas hansel penuh penekanan. Hansel langsung berubah ekspresi nya yg biasa berwajah datar sekarang menjadi medah padam.

Jay tersadar dari lamunannya. Ia melihat dengan jelas wajah tak suka Hansel. Jay melangkah mundur. Namun tiba tiba tangannya ditarik kasar oleh Hansel.

"KENAPA LU MASIH DISINI,BANGSAT.." Teriak Hansel menggelegar hingga semua orang menatapnya.

Jay menenangkan hatinya sebentar lalu menghela nafasnya. " Terus lu maunya apa, Hansel.." Jawabnya setenang mungkin.

Hansel menggemeretakkan giginya. "Lu ikut gua.." Ucapnya datar. Hansel berjalan dan diikuti oleh Jay dari belakang hingga ia sampai di tengah hutan.

Hansel melihat ke belakang. Ia tatap tajam wajah Jay yg menekuk ke tanah. Hansel mengepalkan tinjunya lalu ia layangkan ke wajah Jay.

Jay sontak terkaget, ia terjatuh ke tanah setelah di tinju pipinya oleh Jay. Jay menyentuh ujung bibirnya dan terasa olehnya amis darah. Jay lekas berdiri namun ia tetap menahan emosinya.
"Gua tahu gua salah.. Tapi gua harus apa? Gua minta maaf, nsel.. Kalo tahu itu bakal terjadi, gua juga nggak mau.."

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang