Hyuka memutuskan untuk pergi ke rumah pohon jay, ia sudah tak tahan dengan masalah yg ia sendiri tidak tahu penyebabnya. Hyuka memakai coach tebal putih dan kupluk serta sarung tangan yg menghangatkan tangannya yg serasa membeku.
Hyuka membuka pintu rumahnya perlahan, dan wajahnya langsung terterpa angin dingin bercampur es. Hyuka menatap kesekitar terlebih dahulu. Diluar angin berhembus kencang dan salju berterbangan. Hyuka sempat ragu namun hatinya seperti menyuruhnya pergi menemui sahabatnya.
Hyuka yg telah memakai sepatu both dan kaus kaki panjang melangkah keluar rumah. Ia berjalan dengan susah payah dan ia juga memeluk dirinya sendiri. Setiap langkahnya terasa semakin berat dan nafasnya seperti berasap saking dinginnya udara. Hingga tak berasa hyuka sebentar lagi akan sampai di rumah pohon jay namun langkah kaki hyuka terhenti melihat sahabatnya di geret oleh seseorang yg memakai mantel berbulu hitam. Hyuka sangat panik, ia mencoba berlari namun kakinya tak kuat.
"JAY..." Teriak hyuka kencang.
Sontak seseorang itu berbalik ke belakang begitu juga dengan Jay. Jay melotot lalu menggeleng gelengkan kepalanya. "Hyuka, jangan kesini..." Teriak Jay lantang.
Jay menerjang lelaki bermantel hitam itu yg tak lain adalah hansel. "Lepasin gua bsngsat.."
Hansel diam membisu, ia malah menampar Jay hingga Jay pusing dan tak sadarkan diri. Lalu hansel menggeret leher baju Jay ditengah jalan salju itu.
Hyuka yg melihat dari jauh, syock, takut dan panik. Ia mempercepat langkahnya untuk mengejar Jay. "Jay.. Jay.... Dia kenapa? Lelaki itu siapa? Aku harus menyelamatkan Jay.." Tekadnya dalam hati.
Hyuka terseok-seok, ia berusaha berdiri walau angin seperti membawanya. Ia bahkan jatuh berkali-kali namun hyuka sekuat tenaga berdiri lagi. Hyuka menghela nafas lalu berhenti ditengah badai itu. "Abang.. Kakak.. Maaf.. Adek melanggar janji ke abang dan kakak.. Adek harus menyelamatkan jay... Maaf abang.." Gumam hyuka lirih sembari membayangkan saudara saudaranya. Ditengah badai itu, hyuka menatap tajam punggung lelaki itu. Ia menghirup nafas dalam.
"BERHENTI...!!!!!" Teriak hyuka sekencang kencang nya.
Seperti terhipnotis, lelaki bermantel hitam yg hyuka tak ketahui siapa orangnya terhenti tanpa bergerak sedikitpun. Hyuka melihatnya tersenyum senang, ia kembali melangkahkan kakinya. Hyuka mempercepat langkahnya dan tak lama hyuka akhirnya sampai di depan jay yg telah pingsan. Hyuka menepuk-nepuk pelan pipi jay yg membiru dan melepaskan tangan lelaki itu dari krah baju jay.
"Jay... Jay... Tolong sadarlah... Jay..!!" Panggil hyuka cemas.
Jay sayup sayup mendengar suara hyuka, ia membuka matanya perlahan-lahan.
Jay membulatkan matanya melihat hyuka di depannya. "Hyuka... Kenapa lu disini? Ayo kita lari.." Ucap Jay sembari menarik tangan hyuka.Hyuka menurut saja dibawa lari oleh Jay. Sebelum pergi hyuka melihat wajah orang yg di belakangnya dan betapa terkejutnya hyuka. "Hansel.." Gumamnya lirih.
Seketika Jay berhenti begitu juga dengan hyuka. Jay menoleh ke hyuka. "Hyuka, lu kenal dengan hansel?"
Hyuka mengangguk. "Iya, gua pernah bertemu beberapa kali... Jay kenapa lu ditarik tarik dan ditampar oleh hansel?" Tanya hyuka penasaran.
Jay cemas dan frustasi. "Aissh sial.. Ayo kita lari dulu... Nanti gua cerita ke lu.." Ucap Jay lagi sembari menarik tangan hyuka. Mereka berlari pelan di tengah badai. Hyuka merasa nafas sesak kembali, ia berhenti hingga membuat Jay berhenti juga.
"Jay, lu lari aja dulu.. Nanti gua nyusul.. Pergilah.." Usir hyuka sembari menopang badannya di lututnya.
Jay mengigit bibirnya kuat kuat, ia menoleh ke belakang dan terlihatlah hansel yg berlari mengejarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Alwaysness (MOA)
Fantasy⛔Warning Ceritanya tak sewarna warni covernya!!! Berawal dari sifat penasaran hyuka yg memungut buku aneh yg dia temukan, buku itu malah membawa dirinya dan saudara-saudara yg lain ikut terancam nyawa? "Akankah mereka menemukan harapan di tengah...