Daun Maple 🍁

109 17 2
                                    

Hyuka duduk bersandar di bawah pohon maple itu. Ia melihat ke depan, dilihatnya abang dan kakak nya masih melamun bahkan berbarengan. Hyuka tertawa kecil melihat raut wajah mereka.
Hyuka menjulurkan kakinya kedepan.
"Abang... Kakak.. Nggak capek apa? Ngapain berdiri disana? Sini.." Teriak hyuka dengan semangatnya.

Mereka berempat kembali ke alam sadarnya. Dan berbarengan mereka berlari menghampiri hyuka. Jerome da savero memilih duduk disamping kanan dan kiri hyuka. Sedangkan bumi dan Tristan didepan hyuka.

"Hmm.. Nanti ketika hyuka udah di rumah sakit.. Hyuka yakin seratus persen, hyuka bakal dirawat disana.. Apa yg abang dan kakak lakukan setelah itu. ?" Tanya hyuka dengan suaranya yg tenang.

Savero menepuk pelan paha hyuka. "Kami akan menunggu adek sampai adek sembuh.."

"Benarkah?" Tanya hyuka ceria.

"Yaiyalah, masa adek bontot ini nggak dijagain.." Ucap bumi sembari mengelus dagu hyuka. Hyuka terkikik geli.

"Jikalau abang dan kakak ada misi gimana dong? Nggak bisa kan?" Tanya hyuka lagi.

"Akan abang batalkan.." Jawab Jerome tegas.

"Eeeii... Jangan dong.." Saut hyuka langsung.

Jerome menatap serius wajah hyuka. "Abang serius dek.."

Hyuka sedikit ngeri melihat wajah Jerome yg serius. "Hmm.. Okeylah.. Terserah abang aja dah.." Jawab hyuka akhirnya.

Tristan menarik pipi hyuka pelan. "Akhir akhir ini kamu sering banget ya nethink ama abang dan kakak.."

Hyuka menggeleng. "Enggak kok.. Kan hyuka cuman memastikan aja kak.."

"Iya nih.. Adek ngapain juga nanya yg sudah jelas, hmm.." Saut bumi sembari tersenyum.

Hyuka tertawa hingga menampilkan gigi gigi kecilnya. "Hehhe.. Maaf.." Lalu hyuka memberikan daun maple yg ia genggam tadi ke bumi. Bumi menerimanya dan menyimpannya di sakunya. "Hyuka udah nggak capek lagi.."

Bumi dan Tristan langsung berdiri. Hyuka juga ikut berdiri dan lagi matanya kembali berkunang kunang. Namun ia tetap berusaha tenang. Savero dan Jerome juga ikut berdiri. Savero memegang bahu hyuka. "Hyuka, biar abang gendong aja ya.."

Hyuka menggeleng. "Nggak apa apa bang vero.. Hyuka masih kuat kok.." Ucap hyuka sembari tersenyum.

Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan mereka kembali. Bumi sesekali membuat lelucon yg mengundang tawa Tristan dan hyuka.

🌴🌴🌴

Matahari sudah menghilang dan digantikan oleh cahaya bulan yg malu malu. Para bujang raffandra akhirnya sampai di rumah sakit terbesar di pulau Moorae itu yg ada disamping gedung magic shop.

Jerome menggenggam tangan hyuka dan ia langsung menemui tenaga kesehatan yg bekerja dibalik meja resepsionis itu.
"Permisi.. Saya ingin medical check up jantung adek saya.. Dibagian mana ya suster.."

Suster segera berdiri. "Iya, baik.. Ruangan sebelah kanan. Dengan dokter arianna yg bertugas sekarang."

Jerome tersenyum. "Terimakasih suster.." Ucap Jerome lagi. Lalu Jerome menarik tangan hyuka lagi dan tak lama mereka sampai di ruangan yg bertulis medical check up yg terpampang jelas.
Hyuka menghentikan langkahnya. "Hmm.. Abang sampai sini aja.." Ucap hyuka pelan. Ia lalu melepaskan tangannya dari genggaman Jerome.

Jerome tersentak ketika hyuka melepaskan tangannya dari dirinya. "Adek.." Panggil jerome lirih.

Hyuka tersenyum penuh arti. "Abang.. Kakak.. Hyuka masuk dulu ya.." Pamit hyuka.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang