Matahari pagi bersinar terang memasuki rongga gorden kamar bernuansa warm. Disana masih tertidur Tristan dengan hyuka. Hyuka membuka matanya perlahan lalu ia melihat ke samping dirinya, ada Tristan yg tidur dengan mata setengan terbuka. Hyuka melihat ke sekeliling dan terlihat lah wajah kebingungan nya. "Kok aku tidur disini ya.. Tadi malam aku tidurnya ama abang vero..." Pikirnya dalam hati.
Hyuka segera berdiri dan berjalan ke kamar sebelah. Ia mengetuk pintu pelan lalu tak berapa lama pintu kamar itu terbuka dan munculah bumi.
"Adek udah bangun? Masih pagi, loh.. Tumben banget.."
"Iya, kebangun kak.."jawab hyuka seadanya.
" Baiklah, ayo masuk.." Ajak bumi dengan senyumannya.
Hyuka masuk terlebih dahulu lalu ia melihat Jerome yg duduk dikursi dan savero yg bersandar di kepala kasurnya.
"Pagi, hyuka.." Sapa Jerome yg sedang menyuapkan savero bubur.
"Pagi bang jeje.." Jawab hyuka dengan senyuman di wajahnya. Lalu hyuka melirik ke savero yg memerhatikan nya. "Bang vero lagi demam ya?"
Hyuka memilih duduk di tepian kasur dekat kaki savero. Hyuka masih menatap wajah savero yg tak secerah biasanya.
Savero menghela nafas pelan. Ia tersenyum tulus ke adek kesayangannya itu. "Iya, abang lagi nggak enak badan adek.. Tadi malam abang yg minta bang jeje buat pindahin adek agar demam abang nggak menular ke adek.." Jawab savero dengan suaranya yg lembut. Ia tahu pasti adeknya itu bertanya-tanya.
Hyuka tersenyum kecut dan menyentuh kaki savero yg panas ditangannya. "Hmm.. Iya bang, hyuka ngerti.. Abang cepat sembuh ya..." Balasnya dengan senyuman tulus.
"Iya, thanks my little brother."
Jerome yg melihat interaksi buble gums tersenyum senang. "Hyuka, kamu lapar nggak? Biar abang masakin sesuatu.."
Hyuka menggeleng pelan masih dengan senyumannya.
"Hyuka mau nasgor pake bakso?" Tanya jerome lagi.
"Enggak, bang.. Hyuka belum lapar.."
Jerome langsung berwajah masam. "Atau nasgor dengan bakso dan nugget?"
Hyuka menggeleng lagi. "Nanti aja bang.."
Lagi lagi Jerome merasa speechless. Wajahnya menatap melas hyuka. Savero dan bumi hanya menahan tawa melihat wajah abang tertua mereka yg tertekan dan si pelaku hanya tersenyum canggung .
Jerome berdiri dan menarik tangan hyuka untuk berdiri. Hyuka menurut saja. Jerome masih cemberut. "Beneran nggak mau?" Tanya Jerome lagi.
Hyuka yg melihat wajah Jerome yg sudah berlipat seperti kain jemuran akhirnya tertawa canggung. "Hahaha... Iya ya deh.."
Jerome tersenyum lagi lalu merangkul adek bungsunya itu. Tiba-tiba Jerome terkaget.
"Ada apa bang?" Tanya hyuka bingung.
"Dek?"
"Hmm.."
"Adek, tingginya nambah ya? Kita sama tinggi sepertinya sekarang.."ucap Jerome sembari memperhatikan hyuka dari kaki hingga kepala.
Bumi yg sedari tadi bersandar di dinding mendekati mereka berdua. " Adek, coba berdiri yg tegak dengan bang Jerome.. Biar kakak lihat.."
Jerome dan hyuka berdiri sejajar. Bumi melihat dengan seksama dan emang benar hyuka telah bertambah tinggi. "Dek, kamu sekarang udah sama tinggi dengan bang Jerome.. Kenapa cepat sekali tingginya kamu hah.." Ucap bumi tak percaya karena hyuka telah menyalip trsitan dan dirinya dan sekarang Jerome juga bakal disalip sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Alwaysness (MOA)
Fantasy⛔Warning Ceritanya tak sewarna warni covernya!!! Berawal dari sifat penasaran hyuka yg memungut buku aneh yg dia temukan, buku itu malah membawa dirinya dan saudara-saudara yg lain ikut terancam nyawa? "Akankah mereka menemukan harapan di tengah...