Berusaha Mandiri

144 35 3
                                    

Matahari telah naik. Hyuka terbangun dari tidurnya. Ia masih berharap bahwa yg ia lalui sekarang hanyalah mimpi.
Ia menghela nafas. " Ternyata bukan mimpi. Ini memang kenyataan nya" Runtuk hyuka dalam hati.

Hyuka bangun dari tidurnya, ia keluar dari ruangannya yg kecil itu. Hyuka duduk menghadap ke lautan.
Ia menatap panjang lautan luas tersebut.
"Apa kabar abang dan kakak sekarang ya? Aku yakin mereka pasti mencemaskan ku sekarang. Lagi lagi aku hanya bisa membuat mereka cemas. Tapi aku yakin cepat atau lambat, mereka akan terbiasa dengan ketidakberadaan aku disana. Iya, semuanya pasti akan kembali seakan tidak terjadi apa apa. Dady, momy, maafin hyuka ya. Hyuka tak sempat berpamitan dengan kalian" Gumamnya lirih. Sekuat tenaga ia berusaha untuk tidak menangis namun tetap saja ia menangis juga. Ia terisak di kesunyian rumah barunya sekarang.

Moana dari kejauhan memerhatikan hyuka dari kejauhan. Ia sedari tadi sudah sampai namun melihat hyuka menangis. Ia tidak jadi menghampiri hyuka. Ia menunggu sampai hyuka tenang dulu baru menghampirinya.

Moana mendekati hyuka seakan akan ia tidak tahu apa yg terjadi.
"Hyuka, kamu sudah bangun" Tanya nya basa basi. Moana melihat jejak air mata di wajahnya.

Hyuka tersenyum. "Iya.. Disini udara sejuk ya" Jawab hyuka mengalihkan topik.

Moana ikut memandang lautan lepas disana. "Iya, disini memang sejuk dan menenangkan"

Hyuka mengangguk lalu kembali tenggelam dalam pikirannya. Moana tidak berani mengusik hyuka yg lagi berdiam diri. Ia mencoba memberi waktu untuk hyuka.
Moana meniggalkan hyuka sendiri. Ia pergi masuk ke rumah hyuka. Lalu mengambil gelas dan piring. Moana seperti mengucapkan mantra lalu dengan sekejap gelas yg kosong sekarang telah terpenuhi susu hangat dan piring kosong sudah ada roti cokelat, telur mata sapi dan satu pisang. Moana membawa makanan tersebut ke hyuka.
"Hyuka, aku bawa ini. Ayo dimakan" Ajak Moana ke hyuka.

Hyuka menatap makanan tersebut lalu tersenyum. " Terimakasih, moana. Akan aku makan" Jawab hyuka dengan senyumannya.

Moana membalas senyuman hyuka. "Hmm.. Silahkan dimakan"

Hyuka makan dengan khidmat dan meminum susu yg diberikan sampai habis.
"Apa yang harus kita lakukan sudah ini?" Tanya hyuka.

"Apa hyuka sudah siap?" Tanya Moana balik.

Hyuka mengangguk. " Ya, akan aku usahakan yang terbaik " Jawab hyuka optimis.

"Baiklah, ayo kita pergi. Akan ku tunjukkan" Ajak Moana dengan semangat.

Hyuka dan Moana akhirnya beranjak dari duduk nya. Hyuka berjalan mengikuti Moana yg terbang di depannya. Mereka memasuki hutan yang paling dalam. Cahaya yg masuk ke hutan sana lama lama bertambah sedikit. Hyuka merasa aneh.
"Moana, sebenarnya kita kemana?" Tanya hyuka cemas.

Moana tersenyum. "Tenang saja. Kita hampir sampai" Jawab Moana seadanya.

Jujur hyuka merasa cemas. Ia melihat ke sekitarnya. Pohon pohon besar menjulang tinggi disana. Lumut lumut tebal hijau menambah kesuraman daerah itu. Lalu tiba tiba dari balik pohon muncul seekor monster katak yg memiliki kaki. Hyuka teriak kaget. "Aaaaa...!!! Apa itu? "

Moana hanya menatap datar monster tersebut. Lalu menatap balik hyuka.
"Hyuka, ayo bunuh monster itu. Monster itu adalah monster terlemah disini. Aku yakin kamu mampu kok" Jawab Moana dengan santainya.

Hyuka syok kaget. Ia bahkan meragukan pendengaran nya. "Bunuh? Bunuh katamu? Maksudmu aku yg membunuhnya?" Tanya hyuka tak percaya.

"Iya, begitulah peraturan nya." Jawab moana masih dengan wajah santainya.

Monster katak itu berteriak-teriak berang. Ia hendak mengamuk dan mengejar hyuka.
Hyuka beringsut mundur. "Tidak mungkin. Aku tidak akan membunuh makhluk hidup." Jawab hyuka dengan nada panik.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang