Takut Kehilangan

167 26 0
                                    

Ke esokan paginya, Hyuka dan Jay memutuskan ke hutan dalam. Mereka semakin masuk dan disana cahaya matahari semakin redup.
"Apa ini benar tempat nya?" Tanya hyuka mulai cemas.

"Kenapa lu takut, ya?" Ledek jay dengan senyum tipisnya.

"Dih, enggak kok" Tolak hyuka cuek. Walau di hatinya terbesit rasa takut.

Jay mengedik bahu."terserah deh"

"Srak... Srak.. "

Hyuka terkejut "bunyi apa itu?"

Jay tersenyum bahagia. "Akhirnya yg kita tunggu datang juga. Hyuka bersiaplah... "
Ucap Jay penuh semangat.

"Okey.. " Teriak hyuka.

"Ayo, kita hancurkan" Teriak Jay.
Lalu lari menerjang monster katak yg tingginya 2meter. Jay dengan sigap menghunuskan pedangnya.
Karena tidak cukup kuat hingga membunuh monster katak tersebut.

"Wraaaaaw... " Erangan monster katak tersebut.

Hyuka melihat monster katak itu menggeliat. Ia dengan sigap mengarahkan panahnya dan melepaskan ke kepala monster katak itu.
Perlahan monster katak itu bergeming lalu menguap jadi abu.

Jay yg melihat panah yg menancap di kepala monster katak itu melongo.
"Woow... One kill, hyuka. Good job" Sorak Jay kesenangan.

Hyuka gemetaran namun ia juga senang karena telah berhasil.
"Jay , jangan senang dulu. Masih ada beberapa lagi" Teriak hyuka.

Jay langsung mengerti, ia berlari mengambil batu mutiara yg di tinggalkan monster katak tadi. Dan memasukkan ke dalam saku bajunya.

Monster katak yang lain menyerbu mereka. Dengan sigap hyuka memanah monster monster yg berlari ke arah nya hingga tewas. Begitu juga dengan jay, ia dengan sengit menebas kepala Monster monster katak yg berlari ke arahnya.

Akhirnya semua monster monster katak yg mati itu menguap dan menyisakan batu mutiara yg warna warni. Jay segera mengumpulkan dan menyimpan nya di dalam saku bajunya.

Hyuka yang hanya melihat Jay dari kejauhan berlarian mengambil batu mutiaranya.

"Deg..."

Tiba tiba jantung hyuka berdegup kencang. Ia sesak nafas hingga terduduk di tanah berlumut itu.

"Hah... Hah... Hah... Hah.. " Deru nafasnya tercekat. Kepalanya pening luar biasa dan ia susah bernafas.
"Sakit.. Sakit sekali... Abang tolong, hyuka... Hah... Hah... " Rintihanya.

Jay yg tadinya sibuk, segera berlari menghampiri hyuka yg terengah-engah.
"Oii.. Lu kenapa? Hyuka.. Hyuka.. " Tanya Jay panik. Ia menepuk nepuk pelan pipi hyuka.

Hyuka yg hampir pingsan lalu tersadar. Ia tersenyum. "Tidak apa apa, Jay"

Jay yg mendengar kata kata bohong hyuka langsung marah. "Apanya yg tidak apa apa, bangsat. Sialan, ayo kita ke rumah sakit sekarang. Biar gua gendong lu?" Kata Jay sambil memegang tangan hyuka.

Hyuka segera mengelak. "Hah.. Hah... Tidak apa apa jay. Sebentar lagi gua akan baik baik saja. Jadi... Biarkan.. Gua... Istirahat.. sebentar ya" Ucap hyuka terbata bata.

Jay yang mendengar permintaan gila mendesah frustasi. Ia membimbing hyuka duduk bersandar di pohon besar.

Hyuka yg masih setengah tersadar. "Hah.. Jay.. Hah... Maaf merepotkan lu" Ucap hyuka.

Jay yg masih marah bercampur dengan khawatir. "Lu nggak pernah ngerepotin gua. Jadi sekarang istirahat lah. Bernafas lah perlahan lahan." Ucap Jay sambil menatap wajah hyuka yg pucat pasi.

Moment Of Alwaysness (MOA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang