Jerome dan bumi sedang memasak bubur buat adek bontot mereka. Hampir seminggu, Jerome memasakaan bubur buat hyuka. Dan bumi sudah bosan melihat bubur ayam yg di masak Jerome.
"Bang jeje.. Sampai kapan kita makan bubur gini.." Keluh bumi sembari menuangkan air putih ke gelas.
"Sampai adek sehat.. Jangan banyak protes bumi.. Lu makan aja punya lu tuh.." Perintah Jerome yg pusing mendengar keluhan bumi.
Savero juga mengambil bubur dan menuangkan ke mangkok lalu segelas air putih.
"Abang vero, biar gua aja yg nganterin buat hyuka.. Abang makan aja.." Ucap tristan yg sudah selesai sarapannya.
Savero menggeleng. "Kalo tristan mau, ayo kita berdua ke dalam.."
Tristan mengangguk dan meraka berjalan ke kamar hyuka. Tristan membuka pintu kamar hyuka pelan namun Tristan maupun savero tidak melihat hyuka tidur diatas kasur.
"Adek... Adek.." Teriak Tristan.
Sedangkan savero langsung berlari kekamar mandi. Ia mengetik pintu kamar mandi yg terkunci dari dalam itu.
"Adek... Kamu didalam? Tolong jawab, abang.."Hyuka yg didalam terhenti dari acara mandinya. "Iya, abang.. Hyuka didalam.. Tunggu bentar.." Teriak hyuka dari dalam. Hyuka segera membersihkan badannya dan menyuci rambutnya hingga bersih. Setelah cukup bersih, hyuka memakai hoodie merah muda yg sangat kontras dikulit nya yg putih bersih. Hyuka memandangi dirinya di kaca kamar mandi. "Hari ini aku lumayan sehat lah dikit.. Syukurlah, wajahku tidak terlalu pucat dan bibir ku telah merah lagi.." Gumamnya lirih.
"Hyuka...!!!" Teriak savero menggema lagi.
Hyuka membawa handuk putih lalu mengeringkan rambutnya dan hyuka membuka pintu kamar mandinya. Baru pintu terbuka dan savero menatap hyuka dengan intens.
"Iya, bang vero.." Jawab hyuka sembari tersenyum.
"Kamu tuh ya.. Kalo mau ngapa ngapain itu bilang ke abang dulu kenapa sih? Susah banget, hyuka? Nanti kalo kamu tiba-tiba pingsan gimana.." Ucap savero sembari membentak bentak hyuka.
Hyuka menghela nafas lelah. Lalu menggandeng abangnya itu. "Iya, abang... adek salah.. Jangan marah lagi ya.." Bujuk hyuka sembari tersenyum. Lalu hyuka melihat ke Tristan yg masih menatapnya datar.
Tristan menghampiri hyuka yg sedang tersenyum dan savero yg menatap hyuka dengan kesal. "Adek, udah mendingan ya?" Tanya Tristan.
"Iya, kak.. Sekarang adek udah rada sehat.. Nanti kalo adek capek, pasti adek istirahat.." Ucap hyuka menenangkan. Hyuka melepaskan gandengannya dari savero.
"Hyuka, mau kemana?" Tanya savero lagi.
"Mau kedapur.. Kedapur yuk?" Ajak hyuka ke savero dan Tristan.
Savero menghela nafas lelah lalu merangkul ke dua adeknya itu. Mereka akhirnya kedapur yg disambut tatapan kaget Jerome dan bumi.
"Adek nggak istirahat? Terus adek baru mandi nih?" Tanya bumi khawatir.
Hyuka tertawa canggung. "Iya, kak.. Adek baru sudah mandi.. Udah tiga hari loh adek nggak mandi.. " Ucap hyuka lalu duduk di samping bumi.
Bumi menyentuh wajah hyuka yg cerah lagi namun suhu badannya tetap saja dingin. Bumi menatap mata hyuka dan hyuka juga membalasnya. "Adek, serius baik baik aja?"
Hyuka mengangguk. "Iya, badan adek udah normal kembali.."
Bumi tersenyum lalu mengangguk. "Baiklah, kalo gitu.. Nih makan bubur.."
Hyuka menggeleng gelengkan kepala. "Tidak kak.. Sudah seminggu adek makan bubur kak.. Adek bosan.."
"Tidak dek.. Adek harus makan bubur sampai adek benar-benar sehat... Setelah sehat adek boleh makan apapun.." Saut Jerome penuh ketegasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Alwaysness (MOA)
Fantasy⛔Warning Ceritanya tak sewarna warni covernya!!! Berawal dari sifat penasaran hyuka yg memungut buku aneh yg dia temukan, buku itu malah membawa dirinya dan saudara-saudara yg lain ikut terancam nyawa? "Akankah mereka menemukan harapan di tengah...