"Hyuka, ayo turun!! Disini sudah aman" Ucap savero sedikit teriak.
"Iya, bang... Hyuku turun nih.." Balas hyuka masih dengan senyumannya.
"Hati hati.." Peringatan Jay pelan.
Hyuka mengangguk. Ia dengan hati hati menurunkan kaki nya dan menggapai ranting lainnya. Lalu ia melompat ke tanah.
Belum sampai sedetik hyuka sampai di bawah, savero menerjang tubuh hyuka lalu memeluk erat adek bungsunya itu.
"Adek baik baik aja kan?" Tanya savero lembut.Hyuka tersenyum lalu mengangguk pelan. Ia membentangkan tangannya satu lagi memberi kode untuk bumi supaya juga mendekat. Bumi pun juga memeluk savero dan hyuka.
"Lu tuh emang berbakat banget bikin abang dan kakak lu cemas.. Lihatlah kantung mata kakak udah kayak panda karena mencemaskan lu?" Cerocos bumi.
Namun ia bersyukur melihat keadaan hyuka yg sehat dan bugar. Serta senyumnya yg tak pernah luntur.Hyuka terkekeh geli melihat kakaknya yg satu ini mengomelinya. "Hehehehe.. Pantasan gantengnya kak bumi dah menghilang" Ucap hyuka dengan santainya.
Bumi pun tertawa tak jelas. "Nggak percaya tuh.. Mau di apa apain juga gua tetap ganteng pun" Balasnya dengan PD.
Savero menatap lama hyuka. "Adek ada yg luka, nggak?" Tanya savero memastikan.
"Nggak ada bang hyuka baik baik aja kok. Tenang aja" Balas hyuka yg masih tersenyum.
"Beneran?!!" Saut seseorang dengan suara baritone nya.
Hyuka membalikkan badannya. Ia melihat Jerome dan Tristan yg memandangi hyuka begitu intens. Seperti ia akan di adili dan mungkin sebentar lagi akan teterjadu.
"Bang Jerome... Kak Tristan.. "Panggil hyuka lirih. Wajahnya masih tersenyum namun tersirat kesedihan di matanya." Maaf bang.." Ucap hyuka pelan.
"Kenapa minta maaf? Kan abang nanya kamu beneran baik baik aja, hmm?" Tanya Jerome dengan nada pelan namun mengintimidasi bagi yg mendengar nya.
"Iya, hyuka sehat kok bang." Jawab hyuka ceria lagi.
Tristan pun memeluk hyuka. "Malam nanti kakak interogasi kamu ya dek" Ancam Tristan telinga hyuka.
"Ah.. Kakak ada ada aja.. Kayak hyuka melakukan kejahatan aja, pake di interogasi segala.. "Balas hyuka seraya melepaskan pelukannya.
Hyuka teringat dengan Jay yang sedari tadi hanya memperhatikan pertemuan adek kakak Raffandra.
" Oh ya, abang dan kakak... Kenalkan ini teman hyuka.. Namanya Jay"Jay tersenyum canggung. "Hai abang dan kakaknya hyuka.."
Savero tersenyum lalu menjabat tangan Jay. "Jay.. Makasih ya telah menemani hyuka"
Jay menggeleng geleng lalu tertawa. " Hahaha.. Biasa aja kali bang.. Hyuka juga orang baik dan nyenengin"
Hyuka tersenyum jahil. "Tumben lu bilang gua nyenengin biasanya nyebelin tuh..."
"Habis lu kadang bikin gua naik darah terus dengan entengnya lu minta maaf lagi" Jawab Jay teriak teriak.
Hyuka tertawa sampai ngakak melihat ekspresi Jay. "Tapi tipe tipe manusia kayak gua ini loh yg ngangenin" Ucap hyuka dengan santainya.
"Serah lu deh.." Ucap Jay nyerah.
Bumi dan Tristan meyodorkan tangannya. "Hey.. Kenalin gua kakaknya hyuka yg ketiga.. Bumi jauzan Raffandra.."
Jay buru buru menyambut tangan bumi lalu tersenyum. "Iya kak bumi."
"Gua Tristan Raffandra, kakak ke empat hyuka" Kata Tristan lalu tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Alwaysness (MOA)
Fantasy⛔Warning Ceritanya tak sewarna warni covernya!!! Berawal dari sifat penasaran hyuka yg memungut buku aneh yg dia temukan, buku itu malah membawa dirinya dan saudara-saudara yg lain ikut terancam nyawa? "Akankah mereka menemukan harapan di tengah...