Para bujang Raffandra telah melanjutkan perjalanan setelah sarapan dan mengisi perut. Matahari semakin naik dan mereka masih belum menemukan apa apa. Suasana masih sunyi, tanpa ada suara apapun kecuali suara gesekan sepatu mereka ke dedaunan maple yg berjatuhan.
"Kita kemana sih, bang?" Tanya bumi yang mulai rewel.
Jerome hanya menghela nafas. "Gua juga nggak tahu, emang gua peta"
"Apa disini nggak ada petunjuk gitu?" Tanya bumi lagi.
"Nggak tahu gua bumi" Teriak Jerome tertahan.
"Seandainya kita bisa manggil moana" Kata Tristan mulai bersuara. Tristan tipe orang yg mikir dulu baru ngomong kebalik dengan bumi.
"Sabar aja dulu... Kalo capek kita bisa istirahat aja" Ucap savero menengahi.
Hyuka ikut menghela nafas. "Pengin banget deh, ada yg bisa membimbing kita.. Jadi nggak usah muter muter nggak jelas gini" Keluhan hyuka.
"Yah, mau gimana lagi hyuka.. Kalo abang ada maps sekarang udah abang pakai loh" Ucap Jerome.
Savero merangkul hyuka lalu menatap satu satu saudaranya yg sudah letih. "Kita istirahat aja dulu.. Nanti kita lanjutkan lagi.."
"Baiklah.." Saut Jerome.
Mereka memilih beristirahat di pohon maple yg rindang. Angin menghembuskan rambut mereka dan cuaca yg cerah mendukung untuk beristirahat. Jerome, bumi dan Tristan langsung rebahan di dedauan yg jatuh.
"Wuah... Sejuknya..." Sorak bumi sembari melebarkan tangannya.
Savero ikut duduk di samping Tristan.
"Spertinya udah tengah hari dan kita tidak ngapain ngapain.." Keluhan savero."Mungkin sore kali, monsternya muncul.." Jawab Tristan yg lagi tiduran.
"Woi bontot... Ngapain masih berdiri disana?" Teriak Jerome ke adek bungsunya.
Hyuka yg di panggil hanya tersenyum. Ia sedari tadi mendengar sesuatu yg ia asing di telinganya.
"Srak.. Srak.." Suara dari tumpukan daun maple yg bergerak gerak.
Hyuka pun mendekati tumpukan daun maple itu. Ia sedikit terkejut melihat sesuatu yg keluar dari tumpukan daun maple.
"Hai.." Sapa hyuka ke makhluk imut itu.Tiba-tiba makhluk imut itu menerjang wajah hyuka hingga ia terjengkang.
"Wuah.." Teriaknya pelan.Savero dan Jerome langsung berlari menghampiri hyuka. "Hyuka!!" Teriak savero yg sudah sampai di samping hyuka.
Hyuka tertawa cengengesan. Ia lalu menunjukkan anak rubah yg sangat imut ke savero dan Jerome. "Abang... Lihat ini.. Lucu banget nggak sih" Kata hyuka sembari mengelus elus kepala anak rubah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Alwaysness (MOA)
Fantasy⛔Warning Ceritanya tak sewarna warni covernya!!! Berawal dari sifat penasaran hyuka yg memungut buku aneh yg dia temukan, buku itu malah membawa dirinya dan saudara-saudara yg lain ikut terancam nyawa? "Akankah mereka menemukan harapan di tengah...