Tristan telah sampai di ruang tamu dan di ikuti oleh hyuka di belakang nya.
Tristan menyentuh bahu Jerome yg keasyikan main monopoli dengan bumi hingga tidak menyadari keberadaan nya.Jerome langsung menoleh ke belakang nya. Ia tersenyum simpul. "Ada apa, tan?"
Tristan malah menoleh kebelakang, ia melihat adeknya sekilas lalu menghela nafas pelan. Tristan kembali menatap abangnya lagi. "Bang, gua keluar bentar ama hyuka.. Sore gua balik.."
Jerome menghadapkan seluruh tubuhnya untuk menatap Tristan dan hyuka. "Kalian mau kemana?" Tanya Jerome dengan nada serius.
Savero yg sudah tidur terbangun lagi. Ia mendudukkan dirinya dan memperhatikan Jerome, Tristan dan hyuka.
"Kami mau kerumah Jay, bang.." Jawab Tristan to the point. Seperti biasanya.
Hyuka maju kedepan dan menautkan kedua tangannya. "Abang... Please, bentar doang.. Nggak pake lama.."
"Ngapain kesana hyuka.. Nanti pasti Jay itu bakal kemari juga.." Saut jerome.
Bumi pun ikut berdiri dan mendekat ke hyuka. "Palingan Jay pergi main ama temannya yg lain tuh.."
"Jay itu nggak punya teman kak bumi.. Hyuka tahu itu.. Dua hari yg lalu dia janji ama hyuka buat kesini tapi sampai sekarang dia belum datang juga.. Hyuka takut kalo terjadi apa apa pada Jay, kak.."
"Nggak bakal terjadi apa apa.. Percaya deh, besok Jay pasti kesini tuh.. Di rumah aja ya.." Ucap bumi lagi.
Hyuka memasang wajah cemberut nya lalu melihat ke arah Tristan. Berharap dukungan dari Tristan.
"Abang Jerome, abang vero dan kak bumi.. Kami perginya bentar doang.. Nggak nyampe sejam.. Okey.." Bujuk Tristan.
Jerome menghela nafas frustasi lalu ia menoleh ke savero yg sedari tadi diam.
"Vero, gimana menurut lu?"Savero yg masih memperhatikan Tristan dan hyuka hanya bisa memijit pelipisnya. "Bolehin aja bang.."
"Yaudah deh.. Sejam doang.. Awas ampe telat.." Ancam Jerome.
Hyuka kembali tersenyum cerah. "Makasih abang,kakak.."
Bumi mencubit pipi mochi hyuka. "Kamu tuh ya.. Kalau dapat yg kamu mau senengnya minta ampun.."
Hyuka tertawa cengengesan. "Hehe.. Iya dong.."
Tristan lalu menarik tangan hyuka. "Yaudah deh.. Kami pergi dulu.." Pamit Tristan.
Hyuka menghampiri savero yg lagi duduk di sofa. "Abang, hyuka pergi bentar ya.." Ucap hyuka sembari menyentuh tangan savero.
Savero menggenggam tangan adeknya itu. "Baiklah hati hati dijalan.. Dan ingat jangan lari lari.. Jalannya santai aja.."
Tristan kembali menarik hyuka. "Udah deh.. Kami pergi dulu ya.."
"Biar abang antar ampe depan.." Ucap Jerome.
Hyuka melambaikan tangannya ke savero dan bumi sebelum menyusul Jerome dan Tristan yg sudah jalan terlebih dahulu.
"Baiklah, kalian hati hati di jalan ya.. Jangan sampai pisah.." Ucap Jerome.
"Iya, bang.." Jawab Tristan.
Tristan dan hyuka mengikuti jalan setapak yg akan mengantarkan ke rumah pohon Jay. Di sepanjang perjalanan merka hanya mengobrol ringan dan sesekali tertawa.
"Udah sampai.." Kata hyuka lega setelah lima belas menit jalan kaki.
Tristan melihat ke atas pohon. "Rumah pohon? Waktu kakak nggak ada disini adek tinggal di rumah pohon itu?" Tanya Tristan sembari menoleh ke adeknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment Of Alwaysness (MOA)
Fantasy⛔Warning Ceritanya tak sewarna warni covernya!!! Berawal dari sifat penasaran hyuka yg memungut buku aneh yg dia temukan, buku itu malah membawa dirinya dan saudara-saudara yg lain ikut terancam nyawa? "Akankah mereka menemukan harapan di tengah...